by museum|| 11 Oktober 2024 || || 58 kali
sambungan dari Museum Pleret, Dahulu dan Sekarang (2)
......Pembentukan sanggar tari Museum Pleret tidak hanya sebagai wadah berkesenian anak anak sekitar untuk datang ke museum. Sanggar tari Museum Pleret hadir untuk meningkatkan kreasi dan kepercayaan diri dengan harapan siswa – siswi sanggar dapat turut memeriahkan dan mengisi acara pada malam puncak Gebyar Pleret......
Ditemukannya keris sabuk inten luk sebelas pada tahun 2010 ketika dilakukan eskavasi situs kauman kawasan Pleret menjadi temuan istimewa yang memperkuat identitas museum. Kuat dugaan bahwa keris ini dahulu digunakan oleh bukan sembarang orang. Namun hingga kini masih dilakukan penelitian siapakah orang yang memilikinya apakah pejabat atau setingkat apa. Filosofi keris sabuk inten ini lebih melambangkan kemakmuran sehingga memang kemungkinan besar dimiliki pejabat pada era kepemimpinan Sultan Agung selama berkuasa di Kerta-Plered. Setelah dilakukan pembersihan dan perawatan di Museum Sonobudoyo, keris ini dibawa ke Museum Pleret untuk dipamerkan dan dijadikan koleksi museum. Sekitar pertengahan 2017, dibuatlah 3D Hologram untuk menampilkan keris sabuk inten ini lebih menarik dan komunikatif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Selain 3D Hologram Keris, Museum Pleret turut menghadirkan 3D Hologram Masjid Kauman yang menceritakan dugaan bentuk dan fungsi Masjid, dan 3D Hologram situs pungkuran yang berisi proses pembangunan benteng keraton.
Kegiatan kunjungan museum yang rutin ke Museum Pleret juga meningkat seiring dengan pembaruan penyajian koleksi melalui sentuhan digital. Berbagai media digital yang dihadirkan mampu memberikan warna bagi para pengunjung sehingga kesan dahulu bahwa museum itu gelap yang ada di benak masyarakat seiring perlahan dapat berkurang. Pemanfaatan teknologi informasi juga digunakan untuk membuat kegiatan talkshow Museum Pleret. Perlombaan serta edukasi promosi dalam bentuk workshop juga dilakukan untuk memberikan wawasan bahwa museum digunakan sebagai lokasi belajar dan rekreasi.
Promosi yang terukur dan berkelanjutan menjadi landasan utama museum untuk menghadirkan strategi penyebaran informasi dengan didukung sajian berkualitas dalam bentuk tata pamer dan pendukung koleksi. Pengunjung perlu dimanjakan agar lebih lama berada di museum dan akan kembali lagi untuk mendapat pengalaman baru yang lebih menarik. Pembuatan mini museum menjadi bagian penting penyajian koleksi dan informasi dalam mendukung promosi yang efisien. Saat ini (Agustus 2024), Museum Pleret memiliki 2 buah mini museum yang menampilkan kisah dengan tema berbeda. Mini museum pertama berkisah tentang perjalanan berdirinya Mataram Islam dari Kotagede, Kerta, hingga Pleret hingga kejayaan Mataram Islam era Sultan Agung. Mini museum kedua berkisah tentang perjalanan Pangeran Diponegoro mulai masa kecil, remaja, dewasa hingga perjuangannya melawan kolonialisme. Kuat dugaan, wilayah pleret ini sempat dijadikan markas laskar Pangeran Diponegoro di masa perjuangannya (1825-1830 M). Diduga benteng Keraton Plered sempat dimanfaatkan sebagai salah satu benteng bagi pasukan Diponegoro. Namun seiring berdirinya pabrik gula di wilayah pleret membuat beberapa kerusakan karena bata-bata yang tersisa di bekas Kraton Plered tersebut digunakan untuk membangun komponen pabrik.
Pameran temporer dan pameran keliling baik di DIY maupun luar DIY juga terus dilakukan oleh Museum Pleret sebagai upaya pengenalan museum. Pameran ini bertujuan untuk lebih mendekatkan museum dengan masyarakat. Selain itu pameran museum dilakukan untuk meningkatkan brand image dan brand engagement Museum Pleret melalui tema pameran dan koleksi yang disajikan. Belum lama ini (Agustus 2024) koleksi Museum Pleret dihadirkan pada pameran temporer yang bertajuk Widya Saswata : Sangkaningrat, Jayaningrat, Paraningrat Mataram Islam di Museum Negeri NTB. Pameran ini juga diharapkan mampu menciptakan tanggapan public terhadap keberadaan Museum Pleret sehingga dapat menjadi bahan evaluasi serta inovasi kearah yang lebih baik. Tentunya keterlibatan media social, portal digital hingga influencer menjadi senjata promosi massif untuk mengenalkan museum di kegiatan pameran. Selain berguna untuk mendatangkan pengunjung, media digital dirasa ampuh untuk membagikan semua informasi museum secara efektif.
Bersambung ke part 4 (selesai)
Kontributor :
A. Pratiwi - Pemerhati Museum dan Budaya
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...