by anis|| 09 Maret 2020 || || 804 kali
Dinas Kebudayaan DIY kembali menggelar aksi tindak lanjut bagi para Pelestari dan atau Pelaku Seni penerima Anugerah Kebudayaan 2019. Aksi ini mulai digarap dengan diselenggarakannya dua sarasehan bersama dua tokoh penting Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dimulai pada tanggal 25 Februari 2020, Sarasehan bersama Bambang Paningron digelar di Ruang Seminar Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Peserta dibuka melalui partisipasi publik (online) dengan tema "Strategi Pengelolaan Event Kebudayaan". Antusiasme para peserta cukup tinggi dibuktikan dengan pendaftaran yang ditutup pada satu setengah hari paska dibukanya pendaftaran dengan total 80 orang pendaftar. Fakta bahwa di Yogyakarta terdapat banyak event kebudayaan dari tingkat dusun sampai tingkat wilayah tentu menjadi topik menarik yang dihadapi oleh kehidupan sehari-hari. Acara lingkup terkecil misalnya penyelenggaraan peringatan 17 Agustus hingga festival-festival kebudayaan di tingkat nasional dan global dibahas kupas dalam sarasehan ini. Memang banyak tantangan yang kemudian melingkupi, bagaimana dengan penetapan output dan seberapa dampak sosial dapat dipengaruhi oleh kegiatan yang kita buat, bagaimana strategi yang harus dilakukan, apa saja kebutuhan yang dilakukan. Pengalaman-pengalaman seorang Bambang Paningron dalam menjalani profesinya sebagai seorang maesenas sekaligus project director Asia Tri Jogja menjawab satu persatu pertanyaan peserta. Agar kegiatan tidak saja terukur melalui kata "viral" dan tidak melulu sukses lewat gembar gembor media massa namun memiliki daya aruh luas bagi masyarakat.
Sarasehan kedua dilakukan pada tanggal 6 Maret 2020 di Dyan Art Studio Jl Matematika no 28 b, Sleman, Yogyakarta. Sarasehan ini menarik karena bisa dibilang menjadi harinya para perupa perempuan di Yogyakarta. Bagaimana tidak, seluruh peserta mayoritas adalah perupa perempuan baik muda maupun para expert seperti koniherawati, kartika affandi, dan seterusnya. Disamping juga hadir para perupa laki-laki seperti Godod Sutedjo.
Sarasehan bertema "Tantangan Perupa Perempuan dalam mengembangkan Karya" menjadi pemicu diskusi yang baik. Acara dimulai pada pokok bahasan mengensi bagaimana proses kreatif yang dilakoni oleh seorang Dyan Anggraini sebagai seorang seniman perupa perempuan, istri, nenek, dan dulunya seorang pejabat negeri sipil. Gejolak hati, tumpahan emosi mewarnai setiap karya-karya yang dibuatnya.
Sarasehan dilanjutkan dengan bagaimana strategi menghadapi pengembangan karya ini oleh Dr.Suwarno Wisetrotomo, M.Hum., seorang kurator galery nasional sekaligus dosen di ISI Yogyakarta.
Memang benar, persoalan ruang publik dan domestik yang menjadi dasar bagaimana peran perempuan itu distandarkan oleh lingkungan sosial terkadang menjadi salah satu pemicu tersendatnya ruang kreasi perupa perempuan. Para perupa perempuan yang hadir pun menuturkan pengalaman pribadi mereka seperti waktu berkarya yang cenderrung harus memperhatikan jam-jam kosong saat mengasuh anak, emosi yang harus dilalui dengan berbagai keribetan aktivitas rumah dan seterusnya. Menghadapi hal tersebut, tentu saja persoalan bukan saja kemudian diatasi dengan membentuk paguyuban perupa perempuan, ruang kreatif dan karya seorang perupa perempuan perlu dicairkan dalam komunikasi yang baik bersama pasangan masing-masing. Ruang kerjasama yang baik perlu dikembangkan di samping pengembangan ide-ide kreatif yang harus terus dilakukan.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 26 Februari 2019
Sarasehan Penghargaan Seniman Budayawan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 Februari 2019 diRuang Bima, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan). Peserta sarasehan terdiri dari Dinas Kebudayaan ...
by admin || 04 Maret 2019
Pada tahun 2019,Pemerintah Daerah melalui Dinas Kebudayaan DIY akan menyelenggarakan Penghargaan Seniman dan Budayawan. Sarasehan yang dilaksanakan pada Senin, 04 Maret 2019ini adalah bagian ...
by admin || 21 April 2019
Jum'at, 19 April 2019 Sanggar Omah Cangkem mewakili Tim Kesenian D.I Yogyakarta tampil di ajang Konser Karawitan Anak Indonesia 2019 yang diselenggarakan oleh Kemendikbud di Gedung Kesenian ...