by sf|| 25 Agustus 2020 || || 1.218 kali
Hingga kini masih ada anggapan kolot bahwa komik adalah bacaan picisan, hanya membuang-buang waktu, bahkan membodohi. Ada yang bilang, ”Rajinlah baca buku. Jangan baca komik”. Selain itu, bahkan ada yang melemparkan tuduhan bahwa komik dalam negeri cenderung dangkal, tidak mendidik dan membodohkan, abai akan penelitian dan pedoman/acuan.
Si Buta dari Gua Hantu (julukan Barda Mandrawata), mahakarya Ganes Th (Ganes Thiar Santosa/Thio Thiauw San), yang begitu muncul pada 1967, dari Jawa Barat, lantas menguasai dunia (komik) persilatan di nusantara. Boleh dibilang bahwa Barda Mandrawata merupakan tokoh komik silat pertama di tanah air.
Dari belahan dunia lain, Daerah Istimewa Yogyakarta, lahir Gundala Putra Petir, adisatria (superhero), pada 1969, karya terhebat Isman Surasa Dharmaputra (nama lahir Harya Suraminata, yang kondang dengan nama Hasmi). Widodo Noor Slamet (ditulis dengan singkatan Wid NS pada karya komiknya), kanca kenthel Hasmi, juga meramaikan jagat komik adisatria nusantara dengan tokoh keren, Godam (1969), dan Aquanus (1968).
Berdasarkan tulisan sejumlah pengamat perkomikan Indonesia, baik Si Buta dari Gua Hantu, maupun Gundala Putra Petir, dan Godam, tidak seketika itu muncul, dan dibuat sembarangan. Mereka dibentuk melalui pendekatan tertentu dan dalam waktu cukup lama.
Ganes Th akrab dengan pitutur mengenai silat, dan sering berkunjung di perguruan silat setempat. Hal ini memengaruhi penggambaran tokoh dan gerakan silat tokoh komiknya. Dengan mengisahkan jalan cerita di sejumlah daerah di nusantara (Bali, Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Tengah, dan lain-lain), pengembaraan sang jagoan dikemukakan pembuat komiknya dengan cara yang mengesankan.
Demikian pula Hasmi. Gundala mendapat pengaruh The Flash (komik karya Gardner Fox, terbitan DC Comics), dan tokoh mitologi Jawa, Ki Ageng Sela, yang dikisahkan punya kesaktian menangkap petir. Salah satu serial Gundala (Dokter Jaka dan Ki Wilawuk), bahkan diramu Hasmi dari beberapa kisah horor barat dan mistis Jawa.
Sekadar untuk gaya-gayaan (karena rekaan/karangan belaka), Hasmi dan Wid NS pun menggunakan nama Savicap studio (rumah Wid NS yang dianggap sebagai studio), singkatan dari Sagitarius, Virgo, dan Capricornus, rasi bintang yang terkait dengan Hasmi dan Wid NS, dan seorang kawannya. Penamaan tokoh komiknya pun, contohnya Lalasolmi Resolmidola (penjahat), ternyata diambil dari nada lagu Jali-jali!(hen/lembud)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by Vishnu || 01 Maret 2020
Peringatan Peristiwa Bersejarah bertajuk "Semarak Peringatan 1 Maret 1949 ke-71" yang merupakan rangkaian dari Kegiatan Peringatan 1 Maret digelar tepat tanggal 1 Maret 2020 di Titik Nol Kilometer ...
by Vishnu || 09 Maret 2020
Konser Orkestra yang mengusung judul Serenade Bunga Bangsa yang digelar Sabtu Malam, 7 Maret 2020 berlangsung spektakuler. Musisi handal dari Alillaqus Shymphony Orchestra dan Paduan suara dari Con ...