by pamongbudaya|| 02 Desember 2022 || || 5.119 kali
Bangunan beratap panggang pe tidak dikenal menurut literatur lama tentang bangunan rumah berarsitektur Jawa, baik yang termasuk dalam kelompok Kawruh Griya maupun Kawruh Kalang (Prijotomo, 2006) Namun dalam literatur selanjutnya dikenal pula atap berbentuk panggang pe. Panggang berarti dipanaskan di atas bara api, pe dari epe yang berarti dijemur dalam sinar matahari (Hamzuri 1986).
Menurut Mintoboedoyo dalam Hamzuri (1986), bangunan dengan atap berbentuk panggang pe terdapat 9 (sembilan) variasi, menurut Dakung (1987) terdapat 7 (tujuh) variasi, yang dimuat dalam Peraturan Gubernur DIY (Pergub DIY) Nomor 40 tahun 2014 tentang Panduan Arsitektur Bangunan baru Bernuansa Budaya Daerah, terdapat 7 (tujuh) variasi dan menurut Suwito (2021) terdapat 8 (delapan) variasi. Tabel berikut ini menunjukkan variasi bangunan panggang pe menurut beberapa sumber.
No | Hamzuri | Dakung | Pergub DIY | Suwito |
1 | Panggang pe pokok | Panggang pe pokok | Panggang pe pokok | Panggang pe pokok |
2 | Panggang pe trajumas | Panggang pe trajumas | Panggang pe trajumas | Panggang pe trajumas |
3 | Panggang pe gedang selirang | Panggang pe gedang selirang | Panggang pe gedang selirang | Panggang pe gedang selirang |
4 | Panggang pe gedang setangkep | Panggang pe gedang setangkep | Panggang pe gedang setangkep | Panggang pe gedang setangkep |
5 | Panggang pe empyak setangkep | Panggang pe empyak setangkep | Panggang pe empyak setangkep | Panggang pe empyak setangkep |
6 | Panggang pe cere gancet | Panggang pe cere gancet | Panggang pe cere gancet | Panggang pe cere gancet |
7 | Panggang pe barengan | Panggang pe barengan | Panggang pe barengan | Panggang pe barengan |
8 | Panggang pe kodokan | --- | --- | Panggang pe kodokan |
9 | Panggang pe bentuk kios | --- | --- | --- |
Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa variasi bangunan panggang pe. Gambar yang ada di dalam tabel ini diambil dari Pergub DIY No. 40 Th. 2014.
No. | |||
1 | Panggang pe pokok |
Bentuk atap panggang pe paling sederhana dengan ditopang oleh 4 tiang, satu pasang tiang lebih tinggi dari satu pasang lainnya. |
|
2 | Panggang pe trajumas | Atap ditopang oleh 6 buah tiang dan menggunakan 3 balok untuk menghubung- kan pada sisi pendeknya | |
3 | Panggang pe gedang selirang | Atap rumah panggang pe pokok yang ditambah atap emper di bagian belakang/ sisi tiang yang pendek. Gedang Selirang artinya pisang sesisir. | |
4 | Panggang pe gedang setangkep | Panggang pe gedang setangkep | |
5 | Panggang pe empyak setangkep | Dua atap rumah panggang pe pokok yang disatukan di bagian depan/sisi tiang yang tinggi, atap pada kedua sisi dapat bertemu di ujung atas, dapat juga salah satu atap diperpanjang dan berada di atas atap lainnya. | |
6 | Panggang pe cere gancet | Dua atap rumah panggang pe gedang selirang maupun rumah panggang pe pokok yang disatukan di bagian belakang/sisi tiang yang pendek. | |
7 | Panggang pe barengan | Bangunan berderet yang terdiri dari beberapa rumah panggang pe. Barengan artinya bersama-sama. |
Pada foto di bawah ini adalah bangunan baru Pasar Pleret di Bantul, dengan struktur beton yang menggunakan atap panggang pe barengan. Sedangkan foto di awal tulisan ini adalah contoh bangunan dengan atap panggang pe yang digunakan sebagai atap dapur dari bangunan rumah makan, di bangunan milik Arsitek Ir. Eko Prawoto, M. Arch, di daerah Dekso, Kulon Progo. (DD)
Daftar pustaka :
Dakung, Sugiarto, Drs., dkk. 1987. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyk Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. 2014. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2014 tentang Panduan Arsitektur Baru Bernuansa Budaya Daerah. Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 Nomor 40. Yogyakarta: Sekretaris Daerah.
Hamzuri, Drs. 1986. Seri Rumah, Rumah Tradisional Jawa. Jakarta : Proyek Pengembangan Museum Nasional.
Prijotomo, Josef. 2006. (Re-)Konstruksi Arsitektur Jawa, Griya Jawa dalam Tradisi Tanpatulisan. Surabaya : PT. Wastu Lanas Grafika.
Suwito, Y. S. (2021). Arsitektur Rumah Tradisional Jawa - Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan DIY.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 23 September 2019
Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...
by admin || 23 September 2019
Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...
by admin || 23 September 2019
Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...