Mengenal Bangunan Berarsitektur Tradisional Jawa : Ander, Geganja dan Santen

by pamongbudaya|| 29 Juni 2021 || || 3.198 kali

...

Ander dimengerti sebagai adeg (yang artinya berdiri) atau adeg-adeg. Ander adalah tiang yang berdiri tegak menyangga molo atau balok kayu yang terletak paling atas dalam suatu bangunan. Pada bangunan berbentuk atap tajug, ander menyangga sirah atau balok kayu yang menjadi tumpuan semua jurai, meskipun ada juga sirah yang tanpa ander. Jadi ander bisa terdapat di semua jenis atap bangunan berarsitektur tradisional Jawa. Sambungan antara ander dengan balok molo yang ada di atas maupun pengeret yang di bawah menggunakan sistem sambungan purus. Adakalanya di bagian bawah, terdapat geganja yaitu balok tambahan yang letaknya di atas balok pangeret.

Pada gambar berikut yang diambil dari buku terbitan Jogja Heritage Society bisa dilihat ander dan balok lain yang ada di dekatnya. Pada gambar ini terdapat juga sesanten/santen yaitu balok kayu yang digunakan untuk menghubungkan balok sunduk dengan balok pangeret. Santen berasal dari kata samanten yang artinya hanya sekian, karena pada saat mengukur jarak antara sunduk dan balok pangeret atau balok panyelak menemukan jarak semanten.

Pada foto di bangunan cagar budaya milik Bapak Sri Widodo di Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kabupaten Sleman di awal tulisan ini dapat dilihat susunan ander dan balok lain yang sama dengan pada gambar di atas. (DD)

 

Daftar pustaka :

Anindita, Widya, KRT. dan Djatiningrat, KRT. 2015. Kajian Naskah Kawroeh Kambeng. Yogyakarta : Museum Negeri Sonobudoyo, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta

Jogja Heritage Society. 2007. Pedoman Pelestarian Bagi Pemilik Rumah Kawasan Pusaka Kotagede, Yogyakarta, Indonesia. Jakarta : UNESCO Jakarta.

Prijotomo, Josef. 2006. (Re-)Konstruksi Arsitektur Jawa, Griya Jawa dalam Tradisi Tanpatulisan. Surabaya : PT. Wastu Lanas Grafika.

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Pekerjaan Bangunan Pelindung Pada Kegiatan Rehabilitasi Cagar Budaya

by admin || 23 September 2019

Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...


...
"Pre Construction Meeting" pada kegiatan Rehabilitasi Bangunan Cagar Budaya

by admin || 23 September 2019

Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...


...
Pameran Cagar Budaya

by admin || 23 September 2019

Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta