Mengenal Bangunan Berarsitektur Tradisional Jawa : Bangunan Panggang Pe

by pamongbudaya|| 21 Juni 2022 || || 10.659 kali

...

 

Menurut literatur lama tentang bangunan rumah berarsitektur Jawa, baik yang termasuk dalam kelompok Kawruh Griya maupun Kawruh Kalang (Prijotomo, 2006) bangunan beratap panggang pe tidak dikenal. Namun dalam literatur selanjutnya dikenal pula atap berbentuk panggang pe. Panggang berarti dipanaskan di atas bara api,  pe dari epe yang berarti dijemur dalam sinar matahari Hamzuri (1986). Bangunan dengan bentuk atap panggang pe sebenarnya adalah bangunan kecil dengan atap yang ditopang empat buah tiang atau lebih. Atap bangunan tersebut digunakan untuk menjemur sejumlah hasil pertanian/perkebunan misalnya singkong, jagung, padi, daun teh, cengkeh, kopi dan sejenisnya. Hasil pertanian/perkebunan ini dijemur di atas atap agar cepat kering karena terhindar dari pengaruh penguapan air tanah dan untuk menghindari gangguan binatang yang lewat seperti ayam dan kambing. Karena alasan ini maka bangunan dengan bentuk atap panggang pe banyak terdapat di daerah yang menghasilkan produk pertanian/perkebunan.

Menurut Mintoboedoyo dalam Hamzuri (1986), bangunan dengan atap berbentuk panggang pe dibedakan sebagai berikut:

No. Sebutan Ciri-ciri
1. Panggang pe pokok Bentuk atap panggang pe paling sederhana dengan ditopang oleh 4 tiang, satu pasang tiang lebih tinggi dari satu pasang lainnya.
2. Panggang pe trajumas Atap ditopang oleh 6 buah tiang dan menggunakan 3 balok untuk menghubungkan pada sisi pendeknya.
3. Panggang pe gedang selirang Atap rumah panggang pe pokok yang ditambah atap emper di bagian belakang/sisi tiang yang pendek. Gedang Selirang artinya pisang sesisir.
4. Panggang pe gedang setangkep Dua atap rumah panggang pe gedang selirang yang disatukan di bagian depan/sisi tiang yang tinggi.
5. Panggang pe empyak setangkep Dua atap rumah panggang pe pokok yang disatukan di bagian depan/sisi tiang yang tinggi, atap pada kedua sisi dapat bertemu di ujung atas, dapat juga salah satu atap diperpanjang dan berada di atas atap lainnya.
6. panggang pe bentuk kios Atap rumah panggang pe pokok dengan tambahan atap kecil di bagian depan/sisi tiang yang tinggi. Atap kecil ini disangga dengan balok konsol atau pada beberapa bangunan disangga dengan bahu danyang.  
7. Panggang pe kodokan Atap rumah panggang pe bentuk kios yang atas tambahannya diperpanjang dan disangga oleh tiang. Atap bentuk ini ada yang menyebut dengan atap jengki.
8. Panggang pe cere gancet Dua atap rumah panggang pe gedang selirang maupun rumah panggang pe pokok yang disatukan di bagian belakang/sisi tiang yang pendek.
9. Panggang pe barengan Bangunan berderet yang terdiri dari beberapa rumah panggang pe. Barengan artinya bersama-sama.

Pada foto yang menyertai tulisan ini  adalah contoh bangunan sederhana, hanya untuk menutupi sesuatu di bawahnya, dalam hal ini adalah hasil ekskavasi arkeologi di Situs Kedaton Pleret dengan atap berbentuk panggang pe kodokan. (DD)

 

Daftar pustaka :

Hamzuri, Drs. 1986. Seri Rumah, Rumah Tradisional Jawa. Jakarta : Proyek Pengembangan Museum Nasional.

Prijotomo, Josef. 2006. (Re-)Konstruksi Arsitektur Jawa, Griya Jawa dalam Tradisi Tanpatulisan. Surabaya : PT. Wastu Lanas Grafika.

 

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Pekerjaan Bangunan Pelindung Pada Kegiatan Rehabilitasi Cagar Budaya

by admin || 23 September 2019

Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...


...
"Pre Construction Meeting" pada kegiatan Rehabilitasi Bangunan Cagar Budaya

by admin || 23 September 2019

Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...


...
Pameran Cagar Budaya

by admin || 23 September 2019

Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta