Mengenal Bangunan Berarsitektur Tradisional Jawa : Griya Wingking, Pandhapa, Gandhok

by pamongbudaya|| 29 Juni 2021 || || 3.484 kali

...

Griya Wingking, pandhapa, gandhok adalah sebutan dari penggunaan bangunan pada bangunan berarsitektur tradisional Jawa. Penggunaan istilah ini ada di kedua kelompok naskah lama tentang bangunan tradisional berarsitektur Jawa (Prijotomo, 2006), yaitu kelompok naskah Kawruh Griya dan Kawruh Kalang. Selain ketiga hal, masih ada penyebutan yang lain seperti dalam uraian berikut.

1. Griya wingking

Seringkali hanya disebut griya, yaitu gugus bangunan tempat penghuni rumah menjalankan kegiatan rumah tangga. Griya ini ukurannya dibuat lebih besar dari pendhapa, dengan tinggi permukaan lantai lebih tinggi dari pendhapa  dengan harapan agar mendapatkan keluhuran di kemudian hari.

2. Pandhapa/griya pandhapa

Bangunan yang digunakan untuk melaksanakan perjamuan bersama tamu, seringkali dalam suasana resmi. Bangunan ini terletak di depan griya wingking.

3. Gandhok

Bangunan atau beberapa bangunan yang ditambahakan pada griya wingking, dengan kegunaan bervariasi yaitu sebagai kamar tambahan dari griya wingking, menyimpan berbagai benda / barang yang tidak menjadi benda pusaka atau kegiatan lainnya. Gandhok artinya gandeng/bersambung, karena bangunan ini atapnya berhubungan pada atap tritisannya dengan griya wingking.

4. Pawon/griya pawon (dalam bahasa Indonesia disebut dapur)

Bangunan tempat kegiatan memasak dijalankan, tempat awu (abu) dari sisa pembakawan kayu berada.

5. Kandhang

Bangunan yang digunakan sebagai kandang ternak khusunya untuk sapi, kerbau atau kambing.

6. Gedhogan

Bangunan yang digunakan sebagai kandang khusus untuk kuda. Gedhogan berasal dari kata gegedhug yang berarti paling tinggi, karena kuda dianggap sebagai hewan peliharaan yang paling berharga.

7. Lumbung

Bangunan yang digunakan sebagai tempat menyimpan hasil pertanian. Lumbung berasal dari kata alelumbungan yaitu burung-burung yang terbang bergerombolan. Jadi mengatur padi dalam lumbung itu juga dibuat bergerombol ditumpuk/disusun bulat ke atas.

8. Regol/griya regol

Bangunan yang digunakan sebagai pintu masuk ke halaman

9. Masjid/griya masjid/langgar

Bangunan yang digunakan sebagai tempat berdoa

 

Selain penyebutan seperti di atas, pada kelompok naskah Kawruh Griya masih memuat beberapa penyebutan lagi yaitu :

1. Paringgitan

Bangunan yang digunakan sebagai tempat pertunjukan ringgit (wayang)

2. Pasanggrahan

Bangunan yang digunakan sebagai tempat berisitirahat

3. Pasowanan

Bangunan yang digunakan sebagai tempat masyarakat untuk menghadap pemimpinnya

4. Bangsal

Bangunan terbuka (tanpa dinding).

5. Panggenan parimatan barang

Bangunan yang digunakan untuk merawat barang.

 

Pada foto yang menyertai tulisan ini dapat dilihat atap bangunan yang di kanan adalah pendhapa, yang di tengah adalah atap bangunan griya dan yang di sebelah kiri adalah atap bangunan gandhok. Di bagian tengah foto, di dekat patung orang, terdapat atap bangunan kamar mandi. Pada sejumlah bangunan berarsitektur tradisional Jawa, terdapat sumur dan kamar mandi yang diletakkan di kanan depan bangunan pendhapa. Fungsinya untuk membersihkan diri sebelum memasuki bangunan atau digunakan orang yang lewat di depan bangunan untuk membersihkan diri. (DD)

 

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Pekerjaan Bangunan Pelindung Pada Kegiatan Rehabilitasi Cagar Budaya

by admin || 23 September 2019

Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...


...
"Pre Construction Meeting" pada kegiatan Rehabilitasi Bangunan Cagar Budaya

by admin || 23 September 2019

Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...


...
Pameran Cagar Budaya

by admin || 23 September 2019

Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta