by pamongbudaya|| 29 Januari 2020 || || 3.397 kali
Pada tahun 2018 Dinas Kebudayaan DIY melakukan rehabilitasi pada 2 kompleks bangunan yang ada di Kraton Yogyakarta, yaitu di Kompleks Srimanganti dan di kompleks Kasatriyan. Menurut situs web www.kratonjogja.id, kawasan inti di Keraton Yogyakarta terdiri dari tujuh plataran atau halaman yang susunannya dari utara ke selatan adalah sebagai berikut :
Rehabilitasi di Kompleks (plataran) Srimanganti, sasarannya adalah rehabilitasi bangunan Bangsal Srimanganti, Bangsal Pecaosan Utara, Bangsal Pecaosan Selatan dan selasar penghubung. Kompleks Kasatriyan terletak di sisi timur dari plataran Kedhaton yang merupakan plataran utama. Rehabilitasi di Kompleks Kasatriyan, sasarannya adalah bangunan topengan (bangunan yang menempel di depan pendapa), pendapa (bangunan tanpa dinding yang paling besar), longkangan (bangunan penghubung antara pendapa dengan ndalem ageng, ndalem ageng (bangunan rumah induk), dan gadri (bangunan yang menempel di belakang rumah induk seperti teras belakang).
Jenis pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah penggantian atap asbes lei menjadi atap sirap logam, penggantian plafon papan kayu yang rusak, penambalan, penyambungan dan penggantian rangka atap, pemasangan kayu reng baru, pengisian kayu dengan resin dan pengolesan anti rayap. Selain itu ada pekerjaan pada talang lama dilapisi talang baru untuk mencegah kebocoran dan pengecatan, baik pengecatan biasa, pengecatan sungging maupun pemberian prodo emas pada beberapa ukiran ornamen.
Atap asbes lei tidak diganti dengan bahan yang sama karena saat rehabilitasi dilakukan jenis atap tersebut sudah tidak diproduksi lagi sehingga setelah melalui kajian dan pertimbangan maka penggantinya adalah sirap logam yang bentuknya tidak jauh berbeda dengan asbes lei yang berbentuk dasar belah ketupat atau bentuk dasar bujur sangkar yang diputar 45 derajat. Pada pekerjaan rangka atap, jenis pekerjaan penambalan, penyambungan atau penggantian tergantung dari hasil identifikasi kelayakan komponen bangunan oleh konservator dan ahli lain yang terkait, misalnya ahli struktur dan ahli arkeologi. Pada pengecatan kembali, perlu dilakukan observasi dan kajian karena kadang warna yang tampak sekarang bukanlah warna yang sesungguhnya tetapi warna yang telah pudar karena pengaruh cuaca.
Pada foto yang menyertai tulisan ini tampak penyangga bangunan atap sementara berupa seng yang digunakan untuk melindungi bangunan yang sedang dibongkar penutup atapnya. Atap sementara diperlukan untuk melindungi bangunan lama dari penambahan kerusakan akibat hujan dan pasa matahari. (DD)
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 23 September 2019
Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...
by admin || 23 September 2019
Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...
by admin || 23 September 2019
Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...