by pamongbudaya|| 28 Juli 2020 || || 803 kali
Masjid Besar Puro Pakualaman terletak di Jalan Masjid, Kelurahan Gunungketur Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta, di seberang jalan arah barat daya dari komplek Puro Pakualaman. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sri Paku Alam II (1829-1858 M) yaitu pada tahun 1850 M. Pendirian masjid ini ditandai dengan adanya batu tulis yang terdapat pada dinding serambi masjid. Prasasti berjumlah 4 buah ditulis dalam huruf Arab 2 buah dan dalam huruf Jawa 2 buah.
Pada tahun 2016 Dinas Kebudayaan DIY melakukan kegiatan rehabilitasi di masjid ini dengan sasaran pada bangunan induk / bangunan utama. Selain bangunan ini, di masjid ini terdapat juga bangunan serambi tengah, serambi depan, bangunan tempat wudhu dan bangunan kamar mandi. Pekerjaan rehabilitasi yang dilakukan pada bangunan induk antara lain penggantian atap dari genteng menjadi sirap logam, penggantian dari bubungan genteng menjadi bubungan galvalum, penggantian rangka atap yang rusak baik itu berupa balok, jurai maupun kayu usuk dan reng, penggantian talang air hujan, penggantian plesteran dan acian, perkuatan dinding dan kolom, penggantian plafon, penggantian instalasi listrik dan penambahan instalasi yang baru sesuai kebutuhan, dan pengecatan. Perkuatan kolom dilakukan dengan membungkusnya menggunakan serat karbon dan bahan kimia untuk megikat serat tersebut ke dinding. Perkuatan dinding dilakukan dengan plat beton setebal 10 cm yang diletakkan di atas kusen jendela yang digunakan untuk mencegah kerusakan pada jendela karena menahan berat dinding.
Pada foto terlampir dapat dilihat kondisi tiang/kolom setelah diperkuat dengan serat karbon. Di bagian belakang sebelah bawah terlihat jendela yang pada dinding di atasnya diberi perkuatan untuk mencegah kerusakan jendela karena menahan beban dinding di atasnya. (DD)
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 23 September 2019
Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...
by admin || 23 September 2019
Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...
by admin || 23 September 2019
Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...