by pamongbudaya|| 28 Juli 2020 || || 1.077 kali
Masjid Besar Puro Pakualaman terletak di seberang jalan arah barat daya dari komplek Puro Pakualaman di Jalan Masjid, Kelurahan Gunungketur Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sri Paku Alam II (1829-1858 M) yaitu pada tahun 1850 M. Pendirian masjid ini ditandai dengan adanya batu tulis yang terdapat pada dinding serambi masjid. Prasasti berjumlah 4 buah ditulis dalam huruf Arab 2 buah dan dalam huruf Jawa 2 buah.
Setelah dilakukan kegiatan rehabilitasi pada masjid ini di tahun 2016, maka pada tahun 2017 ini kegiatan rehabilitasi dilakukan pada bagian lain dari Masjid ini. Sasaran pada tahun 2016 adalah perbaikan pada bangunan induk/bangunan utama dan pada tahun 2017 ini sasarannya adalah melanjutkan pekerjaan di bangunan utama, kemudian rehabilitasi di serambi tengah, serambi depan, bangunan rempat wudhu, bangunan kamar mandi, gapura dan penataan halaman. Pada bangunan utama dilakukan perbaikan pintu dan jendela yang rusak dan pembongkaran dinding keramik untuk diganti plesteran dan acian. Pada serambi tengah dilakukan penggantian atap dari genteng menjadi sirap logam seperti yang sudah dilakukan di bangunan utama pada pekerjaan tahun 2016. Selain itu perbaikan rangka atap dan talang, perbaikan pintu dan jendela, penggantian instalasi listrik dan penambahan instalasi yang baru sesuai kebutuhan, dan pengecatan.
Pada serambi depan dilakukan pembongkaran pada seluruh bangunan. Bangunan yang semula menggunakan struktur beton bertulang dengan atap limasan yang arah bubungannya tegak lurus jalan di depannya diubah menjadi bangunan dengan struktur kayu dengan atap limasan yang arah bubungannya sejajar jalan di depannya. Perubahan ini untuk menyesuaikan tampilan atau keselarasan bangunan serambi depan dengan bangunan serambi tengah dan bangunan masjid induk. Pada bangunan masjid bergaya arsitektur Jawa, arah bubungan atap serambi adalah utara-selatan atau tegak lurus dengan arah kiblat.
Pada bangunan tempat wudhu dan kamar mandi dilakukan pembongkaran dan/atau perbaikan menyeluruh meliputi atap, dinding / sekat dan lantai. Pekerjaan pada gapura antara lain adalah perbaikan atap dan plafon.
Foto yang menyertai tulisan ini pada bagian atas adalah kondisi serambi depan sebelum dibongkar yang merupakan bangunan dengan struktur beton bertulang diganti menjadi bangunan dengan struktur kayu seperti tampak pada foto di bagian bawah. Perubahan lainnya adalah mengubah pintu lipat dari logam menjadi pintu lipat dari kayu. (DD)
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 23 September 2019
Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...
by admin || 23 September 2019
Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...
by admin || 23 September 2019
Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...