by pamongbudaya|| 12 Oktober 2020 || || 949 kali
Masjid Gedhe Kotagede terletak di Dusun Sayangan, Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, sekitar 200 meter di selatan Pasar Kotagede. Bangunan masjid ini didirikan sekitar tahun 1640 pada masa pemerintahan Sultan Agung. Menurut https://kebudayaan.kemdikbud. go.id/bpcbyogyakarta/, di halaman masjid ini terdapat prasasti yang di dalamnya menerangkan bahwa Masjid Kotagede dibangun dalam 2 tahap. Tahap pertama oleh Sultan Agung dan tahap kedua oleh Paku Buwana X dari Kasunanan Surakarta.
Pada tahun 2015 Dinas Kebudayaan DIY melakukan kegiatan rehabilitasi pada bangunan masjid ini. Sasarannya adalah pada bangunan induk, serambi, emper kiwo, pawestren (tempat jemaah perempuan), pawudhon (tempat wudhu) putra dan pawudhon putri. Pekerjaan yang dilakukan di bangunan utama antara lain adalah penggantian penutup atap menjadi atap sirap metal, penggantian kayu reng dan perbaikan kayu lainnya pada struktur atap, perbaikan mustaka (puncak) masjid, penggantian bubungan dengan plat tembaga, penggantian talang air, pemasangan plafon dari papan kayu jati, pemasangan instalasi listrik dan perbaikan pintu dan jendela. Selain itu dilakukan pekerjaan perbaikan struktur atap untuk dikembalikan sebagaimana mestinya/aslinya sesuai dengan metode pengerjaan bangunan tradisional Jawa dan menghilangkan beberapa konstruksi besi yang digunakan sebagai perkuatan tambahan. Kemudian di bagian serambi, pekerjaan yang dilakukan adalah perbaikan kayu yang rusak. Pekerjaan yang dilakukan pada bagian pawestren dan emper kiwo hampir sama yaitu penggantian penutup atap menjadi atap sirap metal, penggantian talang, dan perbaikan pintu dan jendela. Pada pawudhon putra pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah penggantian penutup atap sedangkan pada pawudhon putri antara lain adalah penggantian penutup atap dan pemasangan instalasi listrik dan air bersih. Selain itu dilakukan juga pengecatan pada dinding bangunan.
Tampak dalam foto yang menyertai tulisan ini adalah perancah yang digunakan untuk menopang sementara struktur atap, dalam hal ini adalah kayu usuk dengan bentuk paniyung. Bentuk ini menyerupai rangka payung atau jari-jari pada roda, jadi jarak antar kedua usuk di ujung atas dan di ujung bawah berbeda. Struktur atap perlu ditopang karena sejumlah saka (tiang) dan blandar (balok) yang ada di bawahnya sedang dibongkar dan diperbaiki. (DD)
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 23 September 2019
Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...
by admin || 23 September 2019
Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...
by admin || 23 September 2019
Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...