by pamongbudaya|| 24 Juni 2021 || || 1.975 kali
SMA Negeri 3 Yogyakarta terletak di Jl. Yos Sudarso, Kotabaru, Yogyakarta di sebelah barat laut Stadion Kridosono. Bangunan gedung lama yang ada di sekolah ini dibangun sekitar tahun 1919 dan digunakan sebagai Algemeene Middelbare School (AMS) atau jika saat ini setara dengan SMA. Pada masa Agresi MIliter I menjadi markas pejuang kemerdekaan dan pada masa Agresi Militer II menjadi markas tentara Belanda. Bangunan lama di sekolah ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dan pada tahun 2019 Dinas Kebudayaan DIY pernah melakukan rehabilitasi pada salah satu bangunan lama di sekolah ini. Pada saat itu rehabilitasi dilakukan pada bangunan aula dengan pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah mengganti genteng penutup atap, memperbaiki / mengganti rangka atap dari kayu (usuk dan reng) yang sudah rusak, dan memperbaiki/memperbaiki beberapa tiang penyangga dari kayu yang sudah lapuk.
Pada tahun 2021 ini pekerjaan rehabilitasi dilakukan pada bangunan lainnya yaitu bangunan utama di sisi selatan yang merupakan wajah depan dari sekolah ini. Di bangunan ini terdapat kantor dan juga ruang kelas. Pekerjaan rehabilitasi yang dilakukan di bangunan ini antara lain adalah pencucuian dan pembersihan genteng dan bubungan yang masih baik dan penggantian genteng dan bubungan yang rusak dengan jenis yang sama. Genteng di bangunan ini berjenis kodok, seperti terdapat pada banyak bangunan bergaya arsitektur Indis lainnya. Genteng dan bubungan yang akan dipasang dilakukan pelapisan terlebih dulu supaya lebih tahan terhadap cuaca dan lumut. Pekerjaan lainnya adalah penggantian talang, penggantian reng kayu, penggantian sebagian usuk kayu yang rusak, penggantian rangka plafon dan plafon, pengelupasan plesteran dinding dan diganti plesteran baru dan pengecatan plafon dan dinding. Selain itu dilakukan juga penataan instalasi listrik dan penggantian pada pintu dan jendela kayu yang rusak. Pada pintu dan jendela ini penggantian dilakukan hanya pada bagian yang rusak, mengingat salah satu prinsip pekerjaan rehabilitasi pada bangunan cagar budaya adalah mempertahankan sebanyak mungkin keaslian bahan. Jadi jika yang rusak hanya pada salah satu sisi bagian bawah kusen jendela maka yang diganti hanya kayu pada sisi tersebut, kayu pada sisi yang lain tidak diganti.
Foto yang menyertai tulisan ini menampilkan foto atap selasar yang gentengnya sudah dilepas dari posisinya untuk dilakukan pembersihan. Tampak di latar belakang (di atas rangka atap) adalah atap penutup sementara dari galvalum yang berfungsi untuk melindungi rangka atap dan bangunan di bawahnya selama genteng penutup atap dilepas dari posisinya untuk dibersihkan. (DD)
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 23 September 2019
Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...
by admin || 23 September 2019
Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...
by admin || 23 September 2019
Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...