by pamongbudaya|| 30 Juli 2020 || || 2.037 kali
Dalem Mangkubumen terletak di Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Dibangun pada tahun 1865 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI. Dalem Mangkubumen didirikan sebagai tempat tinggal putra mahkota atau Pangeran Adipati Anom. Setelah putra mahkota naik tahta dalem ini ditempati oleh adik kandungnya GPH Mangkubumi sehingga kemudian lebih dikenal dengan nama Dalem Mangkubumen. Setelah GPH Mangkubumi wafat, adiknya yaitu GPH Buminoto menggantikannya menempati Dalem Mangkubumen sampai tahun 1928. Kediaman tersebut juga pernah dijadikan tempat tinggal sementara oleh Jenderal Sudirman pada Agresi Militer II Belanda. Mulai tahun 1983 sampai sekarang Dalem Mangkubumen digunakan sebagai kampus Universitas Widya Mataram.
Pada tahun 2018 dilakukan rehabilitasi pada bangunan pendopo di Dalem Mangkubumen ini. Pekerjaan dilakukan di bagian utama yaitu pendopo, kemudian di bagian topengan, longkangan dan emper. Topengan adalah sebutan untuk ruangan di depan pendopo, longkangan adalah ruangan di belakang pendopo yang menghubungkan pendopo dengan bangunan rumah di belakangnya. Jika berukuran cukup lebar maka longkangan ini digunakan untuk lewat kendaraan dan penumpang yang akan masuk ke rumah di belakang pendopo turun di tempat ini. Kemudian emper adalah ruangan tambahan yang terletak di sekeliling pendopo. Jenis pekerjaan yang dilakukan antara lain : penggantian lantai bagian emper dari lantai keramik menjadi tegel abu-abu 20x 20 cm, penggantian penutup atap dari asbes lei menjadi sirap metal, penggantian dan atau perbaikan pada sejumlah kayu pada rangka atap dan rangka bangunan, pembuatan dan pemasangan bubungan dan badongan (ornamen bubungan yang ada di ujung), pembersihan dan poles lantai serta pengecatan. Pekerjaan pengecatan dilakukan di bubungan dan badongan, talang di kayu pada plafon, balok dan tiang, di besi pada balok, tiang dan konsol pada bagian emper, di umpak dan pengecatan sungging pada ornamen ukiran yang ada di tiang dan balok. Pengecatan sungging ini secara umum dilakukan dengan teknik memberi sentuhan titik atau mengusap pelan-pelan pada bidang ornamen yang kecil-kecil dan kadang terdapat gradasi warna.
Foto yang menyertai gambar ini menampilkan kondisi tiang bangunan pada bagian topengan yang baru saja selesai dicat sungging pada ornamennya. Pada bagian bawah, ornamen masih diberi tutup plastik untuk menghindari debu dan kotoran lain menempel pada cat yang masih basah. (DD)
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 23 September 2019
Ketika ada kegiatan pembangunan baik itu berupa gedungmaupun prasarana lain seperti jalan dan jembatan, kita hampir selalu melihat bidang pembatas yang membatasi antara area yang bisa dilalui umum ...
by admin || 23 September 2019
Pre Construction Meeting atau juga disebut dengan rapat persiapan pelaksanaan kontrak, adalah rapat koordinasi yang dilakukan setelah penandatanganan kontrak dan sebelum pelaksanaan kegiatan ...
by admin || 23 September 2019
Pameran tentang cagar budaya dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain adalah pengenalan tentang cagar budaya kepada masyarakat, pemberian informasi mengenai cara-cara pelestarian cagar budaya dan ...