Mengenal Endog Abang, Makanan Langka Yang Muncul Hanya Saat Garebeg Besar

by admin|| 13 September 2016 || 2.873 kali

...

Yogyakarta, Indonesia – www.gudeg.net Tuginem duduk di pinggir trotoar di samping lapak penjual sepatu. Ia memilin kertas di sebatang bambu yang digunakan sebagai sunduk atau tusuk endog abang.

Endog abang, dalam bahasa Jawa artinya telur merah. Telur ini hanya muncul setahun tiga kali yaitu saat memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W atau disebut Garebeg Mulud, hari raya Idul Fitri atau Garebeg Pasa serta hari raya Idul Adha / Kurban atau Garebeg Besar pada tanggal 10 Besar.

Penyelenggaraan Garebeg Besar sendiri sebagai peringatan atas peristiwa saat Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Tuhan untuk mengurbankan putranya, Ismail (versi lain mengatakan yang dipersembahkan Iskak, bukan Ismail). Lalu, Tuhan menukarnya dengan seekor domba.

Menurut penanggalan Jawa, peristiwa yang jatuh di tanggal 10 besar itu diperingati sebagai hari raya Idul Adha atau Idul Kurban. Kejadian ini terkait juga dengan perjalanan ke Mekah atau dikenal sebagai naik haji. Saat perayaan Idul Kurban umat Muslim melaksanakan shalat berjamaah di Alun-Alun Utara, Yogyakarta.

Keraton juga mempersembahkan dua ekor lembu sebagai binatang kurban. Setelah rampung proses penyembelihan, daging-daging itu lalu dibagikan kepada warga yang dianggap membutuhkan. Sedangkan prosesi Garebeg Besar yang merupakan bagian dari Idul Adha sendiri menjadi satu rangkaian dari upacara Sekaten, Garebeg Mulud, Garebeg Pasa, serta Ngabekten.

Saat ditemui di halaman Pura Pakualaman pada Selasa (13/9), Tuginem (71) yang tinggal di Sewon, Bantul ini mengatakan sudah mengikuti perayaan itu sejak sekitar tahun 1970-an. Ia bercerita sejak dulu memang berjualan endog abang. “Mbak (kakak perempuan), simbok (ibu), simbah (nenek) juga jualan telur,” katanya.

Menurutnya, sekitar 30 tahun yang lalu, berjualan endog abang bisa memberinya penghasilan yang cukup. Dalam sehari, katanya, ia bisa menjual sampai 1 kuintal telur. Namun sekarang, kondisinya jauh berbeda. “Cuma bisa jual 7 kilo (kilogram),” katanya.

Pilihan telur pun menyesuaikan. Awalnya Tuginem dan keluarganya kulakan (membeli dalam jumlah banyak) telur bebek ke daerah Godean, Sleman, Yogyakarta dan Muntilan, Jawa Tengah. Namun, karena semakin susah dan mahal, Tuginem pun beralih ke telur ayam potong.

Sesudah direbus, telur itu diberi pewarna merah. “Diglundungke (diguling-gulingkan) dua kali,” katanya. “Kalau sekali jadinya belang.” Meski diberi pewarna, Tuginem memastikan warna merah itu tidak akan tembus sampai ke dalam telur ayam.
Lewat pengalaman Tuginem juga belajar mengemas dagangannya. Menurutnya, pemberian warna itu bukan tanpa alasan. Ia bercerita kalau telur itu cuma dijual “begitu saja”, tanpa warna, hasilnya kurang bagus. “Ora ono sing gelem (tidak ada yang mau),” katanya. “Didol 1000 ora payu (dijual 1000 rupiah juga tidak akan laku).” Lain halnya, kalau diberi warna merah, apalagi ada hiasan kertasnya, “Didol 3000 mesti entek (dijual 4000 rupiah juga pasti habis).” Proses membuat telur menjadi merah itu, menurutnya, hanya membutuhkan beberapa jam saja. Yang terlama saat memilin kertas di batang bambu. “Sebulan,” katanya.

Menurutnya, endog abang ini juga punya cerita dan makna di baliknya. “Opo yo (apa ya)? Aku ra iso cerito (saya tidak bisa cerita),” kata perempuan yang sudah berjualan telur lebih dari 40 tahun ini.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta