Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin|| 11 Mei 2012 || 5.451 kali

...

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut Kadipaten Pakualaman kini juga merupakan persoalan Kraton. Hal ini sekaligus menjawab permasalahan yang berkembang selama ini, terutama terkait tahta Adipati Pakualaman.

"Kalau maknanya saya menangkap dari ini, kan kemarin Ngarso Dalem menyampaikan bahwa persoalan yang berkaitan dengan Pakualaman, itu urusannya sendiri. Nah, sekarang ternyata tidak demikian. Jadi persoalan Pakualaman adalah persoalan Kraton Ngayogyakarta juga," ujarnya usai sabda Sultan HB X di komplek Kraton Kilen, Kamis (10/5).

Sabda tama atau pangandikan Sultan, bisa dimaknai sebagai amanat seorang Raja yang hanya diucapkan saat situasi mendesak. Sabda tama kali ini sendiri juga merupakan yang pertama kali disampaikan Sultan Hamengku Buwono X selama beliau bertahta sebagai raja.

"Beliau memberi sabda tama ini untuk pertama kali. Karena dikehendaki adanya persatuan dan kesatuan Kraton beserta Puro Pakualaman. Sultan juga mendukung Pakualam yang bertahta sekarang," katanya.

Menurutnya, sabda tama ini baru pertama kali disampaikan Sultan HB X karena di jaman dulu, persoalan yang berkembang di lingkungan Kraton maupun Pakualaman tidak serumit seperti saat ini. "Masalahnya kan sekarang tidak sama dengan dulu. Sekarang bahkan ada yang mengaku-ngaku sebagai Paku Alam dan lainnya," jelas KRT Hadi Jatiningrat.

Dalam sabda tama Sultan HB X, lanjutnya, juga menegaskan bahwa Sultan dan Pakualaman bertahta sekaligus memiliki ketetapan sebagai kepala daerah. Hal tersebut diperkuat pula dengan pernyataan 5 September dan pernyataan Bung Karno pada 19 Agustus, dimana Sultan dan Pakualam memang memiliki penetapan tersebut.

"Dalam sabda itu disebutkan bahwa Mataram adalah negara merdeka. Artinya punya otonomi sendiri meskipun sudah bergabung dengan NKRI," tegasnya.

Diakui, sabda tama juga pernah disampaikan pada masa kepemimpinan Sultan HB IX. Ketika itu, HB IX menyatakan amanat 30 Oktober 1945 bersama-sama dengan Adipati Pakualam. "Awalnya kan sendiri-sendiri, tetapi kemudian di tanggal itu berdua menjadi satu dengan Pakualaman untuk menjadi DIY," imbuhnya. (Aie)

 

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...


...
TBY Gelar Rekonstruksi Tari Klasik Kraton Yogyakarta

by admin || 18 Juni 2013

YOGYA (KRjogja.com) - Sebagai langkah dan upaya penyelematan kesenian tari klasik, Taman Budaya Yogyakarta (TBY), akan menggelar rekonstruksi Tari Klasik Kraton. Acara bakal digelar 18 Mei 2013, ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta