KRJOGJA.COM,DINAMIKA perubahan yang ditentukan kuasa kapitalisme global selalu membawa korban rakyat kecil. Itulah tema besar lakon monolog 'Genderuwo Pasar Anyar' karya pengamat budaya dan sastrawan Indra Tranggono yang akan dimainkan Khocil Birawa di Gedung Sositet Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (15/9/2016) pukul 20.00 WIB.

Pementasan berdurasi sekitar 75 menit ini disutradarai Toelis Smero. Ilustrasi musik digarap Mamiek Slamet dan didukung kelompok musik Geng X. Pementasan ini merupakan hasil kerjasana Komunitas Sobat Lama, Dinas Kebudayaan DIY, TBY dan SKH Kedaulatan Rakyat.

“Lakon ini sangat menarik dan menantang kreativitas penyutradaraan. Dalam lakon ini, aktor memainkan tiga tokoh sekaligus, yakni Murwat (tukang sapu dan penjaga malam pasar), Konglomerat dan Eyang Dono Driyah. Saya dituntut menciptakan adegan-adegan yang variatif dan menarik,” ujar Toelis Smero yang telah beberapa kali meraih kejuaraan dalam festival teater kepada wartawan di TBY, Selasa (13/9/2016).  

Menurut Toelis, pementasan ini disiapkan selama dua bulan dengan berbagai eksplorasi untuk menemukan dan mewujudkan ide-ide estetik dalam pemanggungan. Dengan persiapan tersebut diharapkan pementasan dapat mengangkat pesan yang ingin disampaikan.

Sementara terkait lakon ini, Indra Tranggono menyebut kapitalisme selalu melahirkan problem kemanusiaan, karena wataknya yang rakus dan hegemonik. "Saya mengibaratkan kapitalisme sebagai genderuwo, hantu berwujud raksasa yang hidup dalam mitologi Jawa. Dalam berbagai teks budaya tradisional, genderuwo selalu mengganggu dan memperdaya manusia karena ia ingin menguasai kehidupan manusia. Begitu pula kapaitalisme. Dengan ketidakadilan dan penghisapan yang dilakukan, kapitalisme telah menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan ,” ujar Indra. (R-7)