Festival Sendratari Membuka Rangkaian Festival Berjenjang Di Bulan Oktober

by ifid|| 04 Oktober 2022 || || 1.137 kali

...

Festival Sendratari Antar Kabupaten/Kota Se-DIY tahun 2022 telah dilaksanakan pada hari Minggu, 2 Oktober 2022. Festival tersebut mengambil tempat di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta. Dian Lakshmi Pratiwi selaku Kepala Dinas Kebudayaan DIY, secara resmi membuka festival tersebut dengan pemukulan Gong. Festival Sendratari yang telah terlaksana selama 52 tahun ini untuk pertama kali nya kembali digelar secara luring dan juga disiarkan secara dari lewat kanal Youtube Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY.

Selain dihadiri oleh peserta festival dan penonton, acara ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten dan Kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta, Direktur Akademi Komunitas Bapak Supatmo,  Kepala UPT Taman Budaya Yogyakarta Ibu Pur, Tim Narasumber Drs. Y. Subowo, M.Sn., Dr. Sumaryono, M.A., Widodo Kusnantyo, S.Sn., Tim Dewan Juri RM. Kuswananto Kuncorodewo, Dr. Bambang Pudjasworo, S.S.T., M.Hum., Dra. Tutik Winarti, M.Hum., Dr. Rahardja, M.Sn., Ki Sutejo, serta Bapak Ibu seniman dan budayawan.

Festival Sendratari ini merupakan pembuka dari serangkaian Festival Berjenjang yang akan digelar pada setiap akhir pekan pada bulan Oktober 2022. Rangkaian dari Festival Berjenjang diantaranya adalah Festival Sendratari, Festival Langencarita, Festival Ketoprak dan Festival Teater. Melalui sambutan Dian Laksmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan bahwa Festival Sendratari ini adalah bukan sekedar ajang untuk berkompetisi, namun Kami (Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) DIY) berharap festival ini bisa menjadi titik temu, ajang silaturahmi antara para seniman dan pegiat tari, serta kawah candradimuka bagi berbagai seniman tari, yang kelak akan menjadi salah satu maestro tari Yogyakarta di masa depan.

Festival Sendratari Antar Kabupaten/Kota Se-DIY tahun ini diikuti oleh lima tim yang berasal dari setiap Kabupaten/Kota di DIY.  Mengambil tema “Ruwat Bumi”, para peserta diminta membuat pagelaran sendratari yang bersumber pada Lakon cerita Wayang Purwa dengan tema Ruwat Bumi dan mengeksplornya menjadi sebuah karya pertunjukan baru. Tema “Ruwat Bumi” dipilih dengan harapan untuk memotivasi dan memberikan semangat dalam meghadapi kehidupan yang lebih baik lagi.

Tempat pertama untuk Festival Sendratari Antar Kabupaten/Kota Se-DIY tahun ini diduduki oleh tim atau Kontingen asal Bantul dengan Judul “Mulatsih”. Tenpat kedua diduduki oleh tim atau Kontingen asal Kota Yogyakarta dengan Judul “Sudamala”. Tempat ketiga diduduki oleh tim atau Kontingen asal Sleman dengan Judul “Mulatsih”. Tempat keempat diduduki oleh tim atau Kontingen asal Kulon Progo dengan Judul “Dusa Durga”. Tempat kelima diduduki oleh tim atau Kontingen asal Gunungkidul dengan Judul “Laku Jantra”. Sedangkan untuk juara perseorangan paling banyak diraih oleh Kontingen Kota Yogyakarta, yaitu penata tari terbaik atas nama Hanif Joaniko, penata rias terbaik atas nama Catur Agung Mulyadi, dan peran utama putri terbaik atas nama Khoirunnia Aisya Balqis. Sedangkan untuk sutradara terbaik dan penata iringan terbaik diraih oleh Kontingen Bantul atas nama Subekti Wiharjo dan Sabastinus Prakasa. Terakhir, untuk peran utama putra terbaik diraih oleh kontingen Sleman atas nama Damas Ilham. (Nadila Dwi Putri R)

 

 

 

 

The Ballet Festival Opens a Series Festivals in October

 

The ballet festival inter-district/city in 2022 has been carried out Sunday, October 2, 2022. The festival took place in the Concert Hall, TBY. Dian Lakshmi Pratiwi as Head of the Culture Office (Kundha Kabudayan) officially opened the festival with a gong beating. Ballet Festival It was carried out for 52 years for the first time being held again broadcast on a from the Youtube channel of the Culture Office (Kundha Kabudayan)

Besides being attended by festival participants and spectators, this event was also attended by head office of Dinas Budaya of Regency and City in  Special Region of Yogyakarta, Director of Communities Mr. Supatmo, Head of UPT Taman Budaya Yogyakarta Mrs. Pur, Resource teams, DRM. Kuswananto Kuncorodewo, Dr. Bambang Pudjasworo, S.S.T., M.Hum., Dra. Tutik Winarti, M.Hum., Dr. Rahardja, M.Sn., Ki Sutejo, and Mrs, and the other artist and cultural practitioner.

The ballet festival is the opening of a series festivals held on every weekend in October 2022. A series of festival Among the tiers are the Ballet Festival, the Langencarita Festival, Festiwand theater festival. Through Dian Laksmi Pratiwi's welcome, Head of Culture Office The Special Region of Yogyakarta, said that “this ballet festival is just an event to compete, but we ( Culture Office ) hopes that this festival can be a meeting point, the gathering event between the artist and dance activists, as well as candradimuka for various dance artists, who will later being one of the Yogyakarta dance maestro in the future”.

The ballet festival between Regency/City in DIY this year was attended by five team from each district/city in DIY. The theme "Ruwat Bumi", the participants make a ballet performance sourced in the puppet story. The theme “Ruwat Bumi” had been chosen to motivate in encounter to be better.

The first place for the Ballet Festival between districts/cities throughout DIY this year by the team from Bantul with the title "Mulatsih". The second place from the city of Yogyakarta with the title "Sudamala". Third place by the team from Sleman with the title "Mulatsih". Place of earth by the team from Kulon Progo with the title "Dusa Durga". The place occupied by a team from Gunungkidul with the title "Laku Jantra. For the most individual champions won by the Yogyakarta City team. The best dance stylist on behalf of Hanif Joaniko. The best makeup on the name of the paint Catur Agung Mulyadi, and the best main role is Khoirunnia Aisya Balqis. Meanwhile, for the best director and the best accompaniment was won by the Bantul team, Subekti Wiharjo and Sabastinus Prakasa. Finally, for the main role by the Sleman team on behalf of Damas Ilham. (Elisa Adelia & Farah Sofyana)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta