by ifid|| 21 Oktober 2022 || || 931 kali
Tahun ini kerjasama antara Pemerintah Dinas Kebudayaan DIY dan Pemerintah Kyoto Prefecture Japan dalam bidang kebudayaan kembali diwujudkan melalui Pameran Lukis DIY - Kyoto 2022. Setelah tahun lalu pameran hanya bisa dikunjungi secara terbatas dan dinikmati lewat platform online karena pandemi, tahun ini Pameran Lukis DIY - Kyoto 2022 yang berlokasi di Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto 2 Kotabaru, Yogyakarta dibuka untuk umum selama satu minggu, mulai dari tanggal 17 Oktober 2022 hingga 23 Oktober 2022 dan bisa dihadiri mulai pukul 10.00 hingga 21.00.
Dalam pameran ini, pengunjung dapat menjumpai 30 karya terbaik dari hasil Lomba Lukis DIY - Kyoto Tingkat Provinsi yang telah dilaksanakan pada 3 September lalu. Karya-karya yang terpilih merupakan hasil lukis dari pelajar-pelajar DIY mulai tingkat Taman Kanak-Kanak atau TK hingga Sekolah Menengah Atas atau SMA. Selain karya lukis dari pelajar-pelajar DIY, pengunjung juga bisa menjumpai 13 lukisan hasil karya pelajar-pelajar TK dan SD Prefektur Kyoto, Jepang yang dikirimkan langsung dari Kyoto ke Yogyakarta.
Tema yang diangkat pada Lomba Lukis dan Pameran Lukis DIY - Kyoto tahun 2022 adalah “Aku Ingin Menjadi…”. Tema tersebut dipilih karena dianggap mampu diterjemahkan secara luas oleh para peserta, sehingga dapat membangun imajinasi-imajinasi potret masa depan peserta yang dapat dituangkan dalam karya lukis. Imajinasi yang muncul tersebut diharapkan memotivasi diri peserta untuk mewujudkan apa yang telah dituangkan dalam lukisan tersebut. Karya-karya yang diciptakan oleh para peserta menunjukkan semangat mereka untuk mempersiapkan diri dan mengantisipasi masa depan.
Acara pembukaan dari Pameran Lukis DIY - Kyoto tahun ini diawali dengan penyerahan penghargaan dan hadiah kepada 30 pelajar DIY, terdiri dari 12 pemenang dan 18 nominasi yang karyanya berhasil terpilih dan dipajang selama pameran berlangsung. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan pameran secara simbolis oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dengan pemotongan pita bunga. Melalui sambutan yang diberikan oleh Dian Lakshmi Pratiwi selaku Kepala Dinas Kebudayaan DIY, melalui pameran ini, diharapkan pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta dapat terus mengembangkan kreativitasnya dalam bidang seni terutama seni lukis dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa yang akan datang. (Nadila Dwi Putri R)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...