by ifid|| 18 November 2022 || || 191 kali
Bertempat di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, telah dilaksanakan Kongres Kebudayaan Jawa III. Kongres Kebudayaan Jawa III merupakan kegiatan empat tahunan yang dilaksanakan sebagai wadah dan sarana pembahasan masalah kebudayaan Jawa di tengah modernisasi. Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H, M.IP. Gubernur Jawa Timur yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda. Prov. Jatim, Drs Benny Sampirwanto MS.i. Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi. ketua PANDI (Pengelola Alamat Domain Internet Indonesia), Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah DIY, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ristekdikti, serta para peserta Kongres Kebudayaan Jawa III Tahun 2022.
Pembukaan Kongres Kebudayaan Jawa III dibuka oleh Allilaqus Symphony Orchestra dan Con Amore Voice serta penampilan tari sambutan dari masing-masing daerah peserta KKJ. Selain penampilan seni budaya, para gubernur maupun perwakilan yang hadir juga memberikan sambutan dan secara simbolis membuka rangkaian Kongres Kebudayaan Jawa III dengan pemukulan bonang.
Kegiatan yang diikuti oleh 400 peserta luring dan ratusan peserta lain secara daring, memiliki tujuan utama untuk menindaklanjuti Saptagati (Hasil KKJ II-Surabaya 2018) yang merupakan amanah Kongres Kebudayaan Jawa II (Surabaya) sebagai spirit dan landasan “Kabudayan Jawa Anjayèng Bawana” atau membawa “Kebudayaan Jawa sebagai Gerakan Kebudayaan Global”.
Menurut laporan kegiatan yang disampaikan oleh Dian Lakshmi Pratiwi selaku Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Kongres Kebudayaan Jawa II (KKJ II, 21 s.d. 23 November 2018) di Surabaya yang telah menghasilkan rumusan Saptagati Budaya Jawa tentang Isu-isu global seperti degradasi lingkungan, disharmoni hubungan antarbangsa, ketimpangan sosial ekonomi, kearifan lokal, kegelisahan global, modal sosial, gender, entropi, pangan, dan isu-isu global lain. KKJ II telah memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menindaklanjuti Saptagati Budaya Jawa. Atas dasar amanah tersebut, maka Kongres Kebudayaan Jawa III (November 2022) mengangkat tema: “Kabudayan Jawa Anjayèng Bawana: Dari Saptagati Menuju Kebudayaan Global”.
Dalam rangka menjalankan amanah Saptagati, maka digelar empat kegiatan diskusi dan pembahasan yang di telah dilaksanakan sejak Bulan Juli 2022. Hasil dari diskusi dan pembahasan yang telah dilakukan tersebut mengerucut pada lima topik dari tema utama “Anjayèng Bawana”, yaitu Meletakkan Saptagati sebagai spirit sekaligus landasan substansi bagi dibangunnya Kebudayaan Jawa sebagai gerakan global, meletakkan inovasi dan difusi sebagai pendekatan sekaligus strategi bagi dibangunnya Kebudayaan Jawa sebagai gerakan global, membangun sistem dan jaringan Data Kebudayaan Jawa yang akurat dan terpadu di antara ketiga provinsi, perlunya membangun Model Kelembagaan sebagai implementasi Anjayèng Bawana sebagai gerakan kebudayaan global, dan perlunya materi konkret (tangible dan intangible) untuk menjadi objek konkrit inovasi dan difusi kebudayaan Jawa oleh tiga provinsi sebagai gerakan kebudayaan global.
Setelah dilaksanakan selama empat hari, yaitu pada 14-17 November 2022, didapati 4 (empat) point rumusan hasil pelaksanaan kongres yang terdiri dari tiga komisi. Hasil rumusan tersebut ditandatangani oleh ketua delegasi dari tiga provinsi yang terlibat dalam KKJ, yaitu Lesli Citra Pertiwi selaku ketua delegasi Provinsi Jawa Timur, Uswatun Hasanah selaku ketua delegasi Provinsi Jawa Tengah, dan Dian Lakshmi Pratiwi selaku ketua delegasi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya, Kongres Kebudayaan Jawa IV akan dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah selambat-lambatnya pada Bulan November tahun 2026. (Nadila Dwi Putri R)
by admin || 24 November 2016
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Perajin batik Kulonprogo mulai merasakan tanda-tanda kelesuan pasar batik yang biasa terjadi di akhir tahun. Untuk menjaga stabilitas produksinya, perajin batik ...
by admin || 09 Oktober 2016
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rombongan Funbike Gebyar Museum Pleret tiba di Museum Purbakala Pleret. Tari Sigrak Sesolak, Tari Nawung Sekar ...
by admin || 07 Oktober 2016
YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogya (Disbud DIY) bersama dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah (IKPMD) mengadakan 'Karnaval Selendang Sutra' 2016 guna mengurangi gesesekan ...
by admin || 07 September 2016
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY bersama Masyarakat Tradisi (Matra) Yogyakarta, akan menyelenggarakan Festival Gejog Lesung Keistimewaan, pada 9 dan 10 September 2016 ...
by admin || 16 Oktober 2016
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo menggelar Festival Budaya Menoreh 2016. Rangkaian acara yang diselenggarakkan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kulonprogo ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...