Workshop untuk Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan Yogyakarta

by ifid|| 13 Maret 2023 || || 389 kali

...

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Melaksanakan Kegiatan Workshop Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan Yogyakarta Tahun 2023, Senin, 13 Februari 2023. Workshop Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan Yogyakarta Tahun 2023  ini di hadiri oleh Pendamping dari perwakilan sekolah.

Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Rully Andriadi, dalam sambutanya penjaringan dilaksanakan atas kerjasama dengan Dinas Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta berikut dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta Fokus dari Kegiatan Sosialisai Tata Nilai Keistimewaan Yogyakarta bagi pelajar SD-SMP-SMA se-Daerah istimewa Yogyakarta. Sekolah berbasis budaya juga menjadi pertimbangan khusus sebagai prioritas utama yang dipilih untuk sekaligus mendukung program pendidikan khas keyogyakartaan dari sisi nilai budaya. Sasaran peserta dalam kegiatan ini adalah pelajar se-Daerah Istimewa Yogyakarta, dari tingkat SD, SMP, dan SMA .

 Untuk tahun ini baru terlaksana 5 sekolah, dari Sekolah Dasar ada 50 peserta, Sekolah Menengah Pertama 50 Peserta dan Sekolah Menengah Atas ada  50 peserta, nantinya setiap Sekolah akan di dampingi oleh guru pendamping. Beliau juga mengatakan bahwa “ kita akan mengenalkan tentang Keistimewaan bedasarkan aspek-aspek Budaya tinggalan Fisik yang masih ada di Daerah Istimewa Yogyakarta”

Dalam workshop ini Pendamping akan diberi materi oleh bebera narasumber yaitu Dr. Ayu Helena Cornellia dengan Materi Tata Nilai untuk Pelajar se-Daerah Istimewa Yogyakarta, Jujuk Kurniawan, M.A., dengan materi Sumbu Filosofi, Poros Mataram dan Keistimewaan Yogyakarta dan Agus Tony Widodo .S.Pd, Guru Sejarah. Dengan materi Pendidikan Berbasis Keistimewaan. Dalam workshop ini Pendamping diberi pembekalan materi tersebut dan di berikan Format kegiatan dibentuk Sosalisasi Tata Nilai Keistimewaan  Yogyakarta, dengan format pembelajaran di luar kelas, dalam hal ini berkunjung pada area sumbu filosofi dan poros mataram yaitu Tugu Pal Putih, Bangsal Kepatihan, Panggung Krapyak, Masjid Kotagede, dan Situs Kauman Pleret sebagai bagian dari jembatan bagaimana siswa/siswi mendapatkan gambaran implementasi tata nilai yang dahulu telah diwariskan oleh para pendahulu melalui observasi maupun pengamatan langsung pada bukti-bukti  sejarah dan artefak arkeologis yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun maksud  kegiatan Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan ini sebagai adalah  pemberian informasi dan edukasi mengenai tata nilai budaya Yogyakarta sehingga tercipta budaya yang berasaskan pada keistimewaan Yogyakarta, serta membentuk kegiatan yang menarik, atraktif dan masif dalam melakukan upaya regenerasi implementasi perilaku tata nilai keistimewaan Yogyakarta.

Tujuannya adalah meningkatkan daya pemahaman masyarakat mengenai tata nilai keistimewaan Yogyakarta dan meningkatkan upaya implementasi nilai-nilai keistimewaan Yogyakarta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya bagi para generasi muda. Sasaran peserta dalam kegiatan ini adalah pelajar se-Daerah Istimewa Yogyakarta, dari tingkat SD, SMP, dan SMA.

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan ini diawali dengan  dibentuknya ragam modul pembelajaran yang difungsikan sebagai tolak ukur materi maupun capaian yang disesuaikan pada tingkat jenjang pendidikan peserta sosialisasi tata nilai, selain itu dibuatlah jurnal siswa bagi setiap individu sebagai panduan untuk aktivitas selama proses sosialisasi dilaksanakan. Berikutnya komponen alat peraga juga disiapkan sebagai bahan fasilitator untuk memandu bagaimana distribusi informasi dapat tersampaikan dengan cermat, mudah dipahami dan menyenangkan. Semoga Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan ini dapat menjadi media edukatif yang mampu menjawab persoalan bagaimana proses pelestarian nilai itu dilaksanakan dan mudah dipahami oleh kalangan generasi millenial maupun generasi Z. Ke depan, harapan kami jika format kegiatan demikian dalam evaluasinya dinilai baik untuk dapat disebarluaskan sebagai bagian dari pembelajaran non formal bagi sekolah-sekolah se-Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta