YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogya (Disbud DIY) bersama dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah (IKPMD) mengadakan 'Karnaval Selendang Sutra' 2016 guna mengurangi gesesekan antara suku satu dengan yang lain di kalangan mahasiswa.

Kepala Bidang Adat dan Seni Tradisi Disbud DIY, Setyawan Sahli mengungkapkan karnaval ini merupakan acara rutin untuk memercepat proses akulturasi mahasiswa luar daerah dengan masyarakat di Yogya. "Banyak mahasiswa datang ke Yogya, Yogya sudah memiliki budaya sendiri, begitu pula mereka, sehingga perlu proses akulturasi yang cepat agar tidak ada gesekan," ungkapnya kepada KRjogja.com.

Setyawan mengatakan, selain pawai ada dua acara lain guna mengurangi 'shock culture' antar mahasiswa, yaitu Kemah Budaya yang rencananya akan dilaksanakan di Wonosari dan Dialog Budaya. Dalam kegiatan Kemah Budaya, 100 perwakilan mahasiswa dari seluruh Indonesia akan diajak untuk berkemah dan belajar berinteraksi dengan penduduk setempat. 

"Tahun ini, pawai yang diikuti oleh 18 kelompok di sepanjang Jalan Malioboro, Kamis (06/10/2016) dilaksanakan bersamaan dengan Hari Nasional Museum Indonesia yang jatuh pada setiap 12 Oktober. Masing-masing grup berjalan dari Lapangan Parkir Abu Bakar Ali hingga Benteng Vredeburg dengan mengenakan kostum dan aksesoris unik, seperti pakaian anoman dan aksesoris 'jaran-jaranan'."

Kepala Disbud DIY, Umar Priyono menambahkan Yogya merupakan kota yang kental dengan budaya dan pendidikan, sehingga keberadaan museum yang merupakan salah satu media pendidikan serta IKPMD sebagai wadah pengikat kebudayaan diharapkan mampu menjaga peradaban di DIY. (*-1)