“Pentas Reborn: Refleksi Positif melalui Seni Pertunjukan”

Pentas Reborn tahun 2023 hadir kembali. Diselenggarakan 5 kali dalam setahun pada Rabu malam, Kabupaten Sleman menjadi pembuka acara tahunan tersebut. Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta dipadati pengunjung guna menyaksikan sajian istimewa seni pertunjukan yang akan dimulai pukul 19.00 WIB (03/05/2023). Acara gratis dan terbuka untuk umum ini akan menampilkan 3 persembahan istimewa yaitu Ketoprak “Sang Amangkubumi”, Teater Braille “Surat dari Desa”, dan Dagelan Mataram “Flexing Tresna Jalaran Saka Kulina.”

Pentas Reborn merupakan kegiatan seni yang bertujuan memetakan serta memberikan spirit, motivasi, dan ruang untuk berkarya bagi seniman, khususnya seni ketoprak, teater, dan dagelan mataram di wilayah DIY. “Selain sebagai upaya pemerataan dan regenerasi kewilayahan, kegiatan ini sebagai ajang untuk meningkatkan kompetensi dan saling belajar terhadap kelebihan dan kekurangan masing – masing wilayah, sehingga akan terjalin silahrurahmi dan support positif demi keberlangsungan pelestarian dan pengembangan seni budaya di DIY,” ungkap Purwiati dalam sambutannya.

Kepala Taman Budaya Yogyakarta Dra. Purwiati, mengharapkan ruang Pentas Reborn ini mampu memberikan inspirasi kepada seniman-seniman muda untuk konsisten dan bertanggung jawab terhadap karya budaya yang menjadi pilihannya, serta mampu menjadi jembatan agar seniman terus menciptakan karya terbaik dengan tetap memegang teguh kearifan lokal. “Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku seni menjadi tanggung jawab bersama seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi,” tambahnya.

Penonton dan penikmat seni menyaksikan Ketoprak “Sang Amangkubumi” sebagai penampilan pembuka. Pentas yang disutradai oleh Daud Pranoto Widarto ini mengisahkan perjuangan Gajah Mada mencari kamukten, hingga berhasil diangkat menjadi Patih Gajah Mada. Sajian yang dibawakan oleh Gabungan Pemuda – Pemudi Ketoprak Kabupaten Sleman tersebut mampu membawa penonton merasakan alur cerita realistis, terutama saat menampilkan latar perang yang begitu ciamik.

Pentas Reborn juga memberikan ruang inklusi bagi seniman disabilitas. Hal tersebut dibuktikan dengan persembahan kedua yaitu Teater Braille “Surat dari Desa,” yang mampu membuat penonton mengharu biru akan sosok Darto, penyandang tuna netra yang berjuang di ibukota guna menghapus stigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas. Teater yang disutradarai Barokah tersebut, memang dilakonkan oleh mayoritas penyandang tuna netra.

Sebagai penutup, Pentas Reborn menyuguhkan penampilan yang mampu menggema gelak tawa penoNton, yakni Dagelan Mataram “Flexing Tresna Jalaran Saka Kulina.” Pada suguhan awal, tokoh Sugiman dan Riyatmi mengundang respon komedi penonton. Hal tersebut berlangsung hingga Vita sang pemeran utama yang berusaha menemukan belahan hatinya. Hingga akhir suguhan, seluruh pengunjung Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta mengapresiasi setiap seni pertunjukan yang disajikan.

Ruang apresiasi seni Pentas Reborn yang kedua akan diselenggarakan pada bulan Juli. Hal tersebut berujuan untuk menyampaikan makna positif kepada masyarakat melalui hiburan seni pertunjukan, khususnya di wilayah DIY.