RILIS PERS FESTIVAL MUSEUM

by admin|| 04 September 2013 || 8.660 kali

...

         

RILIS PERS

Sejak 2007, Badan Musyawarah Musea (Barahmus) asosiasi museum DIY telah mengadakan gebrakan baru untuk mengadakan kegiatan pameran yang diawali dengan karnaval pembukaan, bagaimana konsep membuat benda koleksi yang tadinya hanya “berdiam” di dalam wadah kaca menjadi bergerak, berdimensi hidup & bisa berkata-kata, tentunya menjadi sensasi baru bagi yang menyaksikannya.

Untuk selanjutnya, konsep karnaval+pameran menjadi lebih dinamis dengan tidak sekedar bertema tapi juga ber“tagline” yang dimulai dengan “museum goes to mall” tahun 2011 dilaksanakan di Ambarrukmo Plaza dan tahun 2012 “museum goes to istana” dengan tempat yang megah di Pagelaran Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Dengan didasarkan bahwa saat ini generasi muda terasa jauh dengan museum, jangankan mahasiswa, bahkan yang masih pelajarpun juga harus “setengah dipaksa” untuk berkunjung –karena diminta sebagai tugas rombongan sekolah- maka tahun ini kerangka utama karnaval pameran justru mengambil judul “museum goes to campus” – museum mendatangi kampus sebagai pusatnya calon intelektual muda, calon generasi penerus bangsa. Dengan konsep “Hard-selling”: museum tidak lagi hanya sekedar diperkenalkan tetapi sudah secara langsung & sengaja melakukan unjuk kekuatan di sentralnya kampus, tempatnya berkumpul anak muda di Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada dan melaksanakan start karnaval dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Tema Festival Museum tahun ini adalah “Pemaknaan Masa Lalu untuk Membangun Karakter Bangsa” jika kebanyakan masyarakat mengingat nasionalisme & para pendahulu bangsa hanya saat 17 agustus, maka museum-museum tiap hari sudah menyiarkan lagu kebangsaan & perjuangan karena karya besar dan monumental masa lalu senantiasa dilestarikan dan dipampangkan dengan penuh kebanggaan. Baik kelompok museum budaya, ilmu pengetahuan, apalagi di sejarah perjuangan, tiap hari generasi penerus dapat belajar memahami hal-hal terbaik dari bangsa kita di museum.

 

Festival Museum 2013 istimewa diawali Karnaval Pembukaan yang megah dengan MarchingBand, PASKIBRAKA DIY, Bregada Ganggeng Samudro, penampilan 40 kontingen karnaval; antara lain Pesawat & Helikopter Bung Karno asli dari Museum TNI AU, Kereta Kencana Kraton & pasukan berkuda, pasukan gajah Museum Gembiraloka, sendratari rampak wayang puluhan penari Museum Wayang Kekayon, kejayaan bangsa maritim dari Museum Bahari, penampilan parade senjata, mobil kuno, dan masih banyak yang menarik lainnya. Jalur karnaval tahun ini juga mempelopori hal baru dengan tidak lagi di Malioboro tetapi berangkat dari kompleks UNY - jalan Samirono - Bunderan UGM – lomba display panggung kehormatan di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasumantri (PKKH) UGM untuk kemudian peresmian Festival Museum oleh Gubernur DIY bersama Rektor UGM-Rektor UNY dan Undangan VIP.

Pembukaan Festival Museum 2013 juga ditandai prosesi khusus penandatangan tekad pencanangan “Museum sebagai perekat budaya nusantara” oleh Gubernur DIY beserta Forum Rektor, selanjutnya menyaksikan pembukaan pameran bersama museum seDIY dan  museum-museum nusantara yang turut berpameran dari Medan dan seluruh Jawa, dan makin meriah diikuti pameran potensi wilayah MPU-Mitra Praja Utama, propinsi yang memiliki kerjasama dengan DIY; DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Pameran kali ini juga terasa spesial dengan tampilan dekoratif visual seni WPAP yang warna-warni, sesuai semangat museum yang kali ini berada di tengah anak-anak muda.

 

     

 

Hal baru yang mulai diperkenalkan di Festival Museum 2013 ini adalah penyelenggaraan konsep Museum-Mart; adanya meja khusus yang untuk penawaran promo spesial berbagai fasilitas dan paket kunjungan museum-museum di Jogja, seperti halnya semua daerah wisata, di museum pun sudah menerapkan “something to see, something to do, something to buy”.

 

Festival Museum menjadi gelaran yang ‘beda’ sebagai wadah pemersatu dari berbagai institusi, dalam kalangan museum sendiri; ada yang dari pemerintah pusat & daerah, yayasan swasta, yayasan pendidikan, instansi militer, universitas, dan disamping itu pihak terkait tidak hanya dinas kebudayaan, dinas pariwisata, pendidikan, kalangan dunia usaha, UKM, pelajar-mahasiswa hingga masyarakat luas.

Sebagai pembuka rangkaian Festival Museum, sejak hari Minggu pagi 8 September, Barahmus bersama komunitas lare angon mengadakan even unik “Museum Amazing Race” lomba jalan wisata satu tim menyusuri berbagai museum di Jogja memperebutkan hadiah jutaan rupiah. Rangkaian acara berlanjut hari Senin, 9 Sep dengan Workshop sehari kerjasama Barahmus dengan Monumen Pers Solo mengambil judul “Manajemen Museum Modern” & “Perkembangan Paradigma Museum dalam Pameran” bersama para pakar di Gedung UC UGM.

Pameran Museum dibuka untuk umum & gratis, tiap hari mulai jam 8 pagi hingga 8 malam, khusus hari pembukaan Ahad 8 September mulai sore hari hingga malam dan pagi hari penutupan Jumat 13 September, merupakan sebuah kesempatan yang langka untuk dapat menyaksikan benda-benda koleksi yang mempesona dari 50 lebih museum seIndonesia dalam satu waktu di satu ruangan, dengan ilmu tak terhingga nilainya. Kapan lagi ada kesempatan menyaksikan koleksi museum dari Medan, Sumatra Utara, Museum Al’Qur-an, Museum Kars Indonesia Wonogiri, taburan museum dari wilayahnya Jokowi: DKI Jakarta, serta Jawa Barat, Banten, Jawa Timur hingga Bali yang luar biasa.

Pameran museum dimeriahkan juga penampilan panggung atraksi kesenian, pasar rakyat aneka bursa kerajinan tangan & stand kuliner. Sedangkan di dalam gedung pameran setiap hari juga ada presentasi & Talkshow museum, pemutaran film dokumenter serta film feature museum.

Penutupan rangkaian Festival Museum 2013 dilaksanakan di Gedung PKKH hari Jumat, 13 September 2013 jam 10.00 pagi dengan pengumuman berbagai hadiah kejuaraan serta peluncuran Tagline & Logo untuk Festival Museum 2014 yang akan datang.

 

 

 

 

RM Donny S Megananda – Ketua Panitia

HP/WA:   0817461551

Facebook events: FESTIVAL MUSEUM 2013

Twitter: @donnykekayon

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta