Nilai-nilai Kebersamaan, Isu Ekologi hingga Gender "(SE)TEMPAT", Di Pameran Asana Bina Seni, Biennale.

by ifid|| 10 Juni 2023 || || 762 kali

...

Asana Bina Seni merupakan salah satu program Yayasan Biennale Yogyakarta dalam rangka memberikan kesempatan dan ruang bagi seniman-seniman muda yang berasal dari Yogyakarta serta daerah-daerah lainnya di Indonesia. Program ini mengelaborasikan ide dan gagasan mereka melalui kelas reguler dan inkubasi yang berlangsung selama bulan Februari-April 2023, yang kemudian akan dipamerkan pada 9-19 Juni 2023 di Taman Budaya Yogyakarta. Peserta terdiri dari seniman dan penulis kurator yang terpilih melalui panggilan terbuka pada Februari 2023, terdiri dari 15 seniman individu, 7 seniman kolektif dan 9 penulis/kurator yang yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda mulai dari lukis, fotografi, patung, musik/bunyi, sejarah, antropologi hingga teater atau performans.

Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta, Alia Swastika mengatakan proses kreatif sudah berlangsung sejak Februari 2023. Bermula dari undangan terbuka, para seniman muda mengikuti seleksi proposal. Setelah lolos, mereka mengikuti serangkaian kelas, mulai dari reguler, inkubasi, sampai studio visit.

"Asana Bina Seni menjadi laboratorium untuk seniman melihat-lihat kembali praktik penciptaan, agar tidak terjebak dengan anggapan bahwa seniman hanya mengandalkan insting atau imajinasi. Di era 1980 hingga 1990-an melukis cari inspirasi, tapi saya kira sekarang situasi berbeda, seniman diajak merespons lebih luas fenomena sosial dan sebagainya," kata Alia

Dalam pembukaan Pameran Asana Bina Seni, Dian Lakshmi Pratiwi,sekalu kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Mengatakan, Dinas Kebudayaan Provinsi Yogyakarta melalui Taman Budaya Yogyakarta mendukung secara penuh, kegiatan-kegiatan berkesenian dan berkebudayaan bagi siapapun yang ingin berkontribusi untuk berkreasi, berproses dan berdiskusi bersama tentang isu dan wacana yang ingin kalian sampaikan kepada dunia. Pameran Asana Bina Seni ini dapat menjadi langkah awal dan batu loncatan bagi kalian, para muda-mudi penerus Bangsa untuk terus berkarya dan memperjuangkan apa saja yang menurut kalian perlu diperjuangkan, tentu dalam batas-batas dan norma kita sebagai Bangsa yang beradab dan berbudi luhur.

"Perhelatan Asana Bina Seni yang merupakan salah satu program andalan Yayasan Biennale Yogyakarta sejak 2019, saat ini telah menginjak tahun kelima. Sudah begitu banyak alumni program Asana Bina Seni yang pada akhirnya berhasil mempresentasikan karya-karya mereka di ajang pameran Nasional maupun internasional. Untuk pertama kalinya juga, pada tahun 2023 ini, Asana Bina Seni tidak hanya melibatkan seniman-seniman dan kolektif yang berada di wilayah DIY, namun juga dari daerah-daerah luar DIY seperti Sumatera Utara, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur dan Madura. Hal ini menunjukkan bahwa Yogyakarta sebagai salah satu pusat kebudayaan yang berada di Pulau Jawa, tidaklah melulu memiliki sikap “jawa-sentris”. Masyarakat Yogyakarta pada dasarnya merupakan masyarakat yang ramah, toleran dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaaan".

Selamat atas terselenggaranya Pameran Asana Bina Seni 2023 “(Se)tempat”. Semoga, Asana Bina Seni terus menjadi laboratorium yang tetap produktif dan konsisten dalam melahirkan seniman-seniman dan kurator muda yang tidak hanya berasal di Yogyakarta, namun juga Indonesia, seiring dengan perwujudan dari visi dan misi kami yakni terwujudnya Taman Budaya Yogyakarta menuju pusat budaya terkemuka di tingkat nasional dan internasional, serta memberikan ruang kreatif bagi seniman dan budayawan untuk mempresentasikan karya kreatif dan gagasan-gagasan terbaik mereka. kata Dian

Perupa asal Tulungagung, Mulyono, mengatakan seniman yang datang ke suatu tempat perlu menempatkan diri dan segala yang mereka temui sebagai subjek. Sehingga ada interaksi dan kreasi bersama yang bisa tercipta. Proses kreatif dengan datang langsung ke masyarakat juga perlu memperhatikan banyak aspek, dari metodologi sampai etika. "Dengan metodologi, kami bisa tahu sejauh mana capaian proses kreatif serta sesuatu yang penting," kata Mulyono.

Karya seniman-seniman Asana Bina Seni 2023 banyak yang menjadikan tempat, secara harfiah, sebagai titik berangkat sekaligus medium untuk menceritakan keresahannya masing-masing. Beberapa seniman dengan lantang membicarakan tentang memori kisah masa kecilnya ataupun konstruksi sosial yang dibentuk oleh lingkungan sekitarnya. Ada yang bicara tentang bukit-bukit batu untuk menjamah perkara pascakolonialitas, ada yang bicara tentang budidaya tembakau di Jawa Timur untuk menyentuh relasi patron-klien berbasis agama. Ada pula yang bicara tentang motif etnik untuk mengabarkan kerusakan lingkungan, bahkan diskriminasi soal gender dan identitas. Beberapa seniman serta-merta menampilkan tempat, suatu setting yang punya kisah, ke dalam ruang pamer. Tempat minum teh keluarga Tionghoa, tempat kongko orang-orang Batak, tanah yang dijual dan imajinasi tentang modernitas. Tempat juga meliputi medium berupa artefak-artefak keseharian yang menandakan sense of place, perasaan keruangan, bagi seniman dalam konteks isu karyanya, Benda-benda di pesisir Madura hingga benda-benda yang mendefinisikan aktivitas perempuan di ruang publik jadi dua dari sekian contoh yang bisa disebutkan.

Kata "(Se)tempat bisa jadi memiliki potensi primordialisme-tentang siapa yang asli dan yang oplosan; yang berhak dan tidak berhak bicara. "KTP mana?"; "Asli mana?"; dua dari sekian ekspresi primordial yang bisa saja muncul dari perasaan sebagai yang-setempat. Namun, relasi kuasanya perlu dibaca teliti sebab upaya untuk memecah dan membelah warga pastilah datang dari mereka yang punya kuasa; mereka yang perlu memutus solidaritas warga. Untuk itu, pameran ini berusaha menawarkan berbagai macam ide dan upaya untuk melihat lokalitas dari sudut pandang pribadi, dan bukan sesuatu yang tipikal, eksotik, atau eksklusif. Sebaliknya, adalah metode untuk mencoba meraih kepekaan audiens terhadap kekhususan sejarah, penindasan yang spesifik, serta konteks-konteks perlawanan yang berlainan sehingga butuh dialog intens terus menerus. "(Se)tempat" adalah upaya untuk melihat ke dalam, melihat yang empirik, sebelum merespons hal-hal yang lebih jauh dan abstrak, demi memunculkan sebuah benang merah yang saling berkaitan. Harapannya, melalui konteks inilah empati bisa tumbuh dan solidaritas bisa subur dan mengakar dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya pameran, untuk kesempatan kali ini Asaba Bina Seni juga mengadakan berbagai program publik aktivasi yang tak kalah seru. Sebut saja seperti Workshop Merawat Ingatan yang (ceramic coloring) oleh Zuraisha, Workshop Jahit Tangan bersama Matrahita, dan beberapa artist talk dengan berbagai tema. Parneran Asana Bina Seni "(Se)tempat" akan berlangsung pada 9-19 Juni 2023 di Ruang Pamer Taman Budaya Yogyakarta, Jl. Sriwedani No.1, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta