Dolan Candi, menjadi kesinambungan dan transfer kepiawaian Cagar Budaya

by ifid|| 12 Juni 2023 || || 750 kali

...

Tidak bisa dipungkiri Kabupaten Sleman, adalah salah satu  Daerah Istimwewa Yogyakarta merupakan surganya candi-candi kuno mulai yang bercorak Hindu maupun Buddha. Dari ribuan  candi-candi tersebut, ada beberapa candi yang berlokasi atau berada di dekat pemukiman warga, salah satunya Candi Kalasan. Candi Kalasan termasuk salah satu candi tertua dan angun di Pulau Jawa. Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY mencoba mengeksplorasi nilai-nilai penting dari Candi Kalasan guna dipresentasikan dan didekatkan kepada masyarakat.

Upaya tersebut diimplementasikan melalui Festival Jogja Tempo Doeloe bertema Dolan Candi yang digelar di Pelataran Kompleks Candi Kalasan, Kalibening, Tirtomartani, Kalasan, Sleman pada 10 hingga 11 Juni 2023. Festival Jogja Tempo Doeloe bertema Dolan Candi ini, dimulai dari pagi hari dengan  Pembukaan Pameran  oleh Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya, Rully Andriadi.

Rully Andriadi mengungkapkan penyelenggaraan festival ini berawal dari sebuah pesan yang tertera dalam Prasasti Kalasan berangka 778 Masehi. Tertera Candi Kalasan adalah persembahan untuk memuja Dewi Tara. Terkait hal itu, maka Festival Jogja Tempo Doeloe mengambil tema candi sekaligus menjadi bagian seluruh rangkaian wujud kepedulian Disbud DIY yang selama ini masih kurang memperhatikan peninggalan arkeologi dan sejarah yang bersifat Hindu -Buddha

“ Kegiatan luar biasa ini dimaksudkan guna menumbuhkan rasa memiliki terhadap warisan cagar budaya serta nilai nilai-nilai yang ada di dalamnya, khususnya candi-candi. Proses pelestarian cagar budaya melalui event-event seperti ini diharapkan bisa dilanjutkan dalam durasi yang lebih panjang kedepannya. Lokasi penyelenggaraan festival merupakan lahan milik Pemda DIY yang diampu Disbud DIY terhadap pelestarian cagar budaya Candi Kalasan. Festival lainnya dapat diadakan disini dan semoga bisa memberikan warna pelestarian yang melibatkan masyarakat setempat,” terangnya.

 

Festival dibuka langsung oleh Kepala Kundha Kabudayan DIY Dian Lakshmi Pratiwi dalam rangka memperingati Hari Purbakala yang jatuh pada tanggal 14 Juni. Selanjutnya dimeriahkan penampilan musik dan pertunjukan tari yang memukau tamu undangan serata masyarakat sekitar,Serta, pagelaran wayang kulit lakon Joko Pengalasan dengan dalang Ki Aneng Kiswantoro. Antusiasme masyarakat pun cukup besar, tercatat lebih dari 1.000 pengunjung di hari pertama, yang  datang ke Festival Jogja Tempo Doeloe 2023.

“Cukup banyak bangunan candi berada di lingkungan sekitar warga, tetapi nilai-nilai pentingnya belum dipresentasikan secara mudah, menyenangkan dan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan ini tidak hanya dimaknai materiil namun sekaligus immateriil. Misalnya rasa senang, nyaman, percaya diri berada pada kawasan penting pada masa lalu, akan menjadi penting untuk masa sekarang dan masa depan, tapi bagaimana nilai-nilai penting dari Candi Kalasan kita representasikan secara menenangkan dan memberikan kesejahteraan untuk masyarakat,” kata Dian 

Dian menyatakan sebagai event kebudayaan yang dikemas dalam berbagai kegiatan Festival Jogja Tempo Doeloe diharapkan mampu memberikan manfaat dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas. Festival ini sebagai salah satu sarana pengenalan tentang cagar budaya khususnya mengenai cagar budaya candi yang harus dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan.

“Ketika candi mampu diapresiasi oleh segala kalangan dan sektor seperti pelestari, seniman, budayawan, UMKM dan lainnya maka ini akan menjadi luar biasa. Dimana bangunan cagar budaya tematik candi akan menjadi bagian yang penting bagi kerja-kerja kebudayaan,” tegasnya  di Pelataran Kompleks Candi Kalasan, Sabtu malam (10/06/2023).

Sebagai implementasi niat bersama mewariskan pengetahuan kepada generasi muda, Dian mengharapkan terjadinya kesinambungan dan transfer kepiawaian segala aspek tentang cagar budaya. Cagar budaya tersebut memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan, pendidikan, agama, yang penting untuk dilestarikan. Keberadaannya menjadi bukti untuk memahami peradaban di masa silam. Nilai-nilai penting tersebut perlu dilestarikan melalui kegiatan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Selain itu, perlu adanya kegiatan promosi dan publikasi untuk menyebarluaskan nilai-nilai penting yang ada di dalamnya.

“Festival Jogja Tempo Doeloe Dolan Candi menyajikan berbagai kegiatan menarik dan informatif dengan konsep tentang bermain atau dolan di areal kompleks candi. Pengunjung dapat mengeksplor segala aktivitas yang terdapat dalam ajang perayaan tersebut sembari menambah informasi pengetahuan mengenai cagar budaya candi serta pelestariannya. Untuk itulah, saya menyambut baik dilaksanakannya Festival Jogja Tempo Doeloe Dolan Candi sebagai upaya memberikan informasi tentang perjalanan sejarah dan pelestarian cagar budaya khususnya cagar budaya candi serta menumbuhkembangkan rasa memiliki akan warisan budaya dan cagar budaya tersebut,” papar Dian.

Rangkaian kegiatan mengasyikan lainnya yaitu Jogja Heritage Track spesial Dolan Candi dengan dua trip per hari Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Kedulan dan Candi Sari. Kemudian Pameran Pemugaran yang diampu Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X dan Bazaar Candi yang diikuti setidaknya 28 UMKM. Ada pula lomba mewarnai anak tingkat TK se-DIY yang di ikuti sekitar 80 peserta, yang akan merebutkan hadiyah hadiah menarik. Serta, Talkshow bertajuk ‘Mengungkap Mitos, Sejarah dan Pelestarian di Candi Kalasan dengan pemateri BPK Wilayah X, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komda DIY-Jateng dan Komunitas Kandang Kebo, dan permainan interaktif.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta