Tolak Bala, Warga Kidulan Gelar Bersih Dusun

by admin|| 09 Oktober 2016 || 34.281 kali

...

KULONPROGO (KRjogja.com) - Warga Dusun Kidulan, Salamrejo Sentolo Kulonprogo, menggelar kirab budaya, Minggu (9/10/2016). Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Bersih Dusun Kidulan, yang rencananya akan digelar selama tiga hari, Minggu-Selasa (9-11/10/2016).

 

Selain kirab, bersih dusun juga dimeriahkan dengan pentas seni masyarakat setempat serta doa bersama. Dalam kirab, para peserta berjalan dari Makam Ruang Tunggal yang merupakan makam tertua di wilayah tersebut, menuju Watu Ombo dan berakhir di Sendang Klampok. Di sana, merupakan tempat yang dipilih sebagai pusat pelaksanaan kegiatan bersih dusun.

Tokoh masyarakat setempat, Mangun Wiharjo menyampaikan, kegiatan bersih dusun dilakukan untuk membersihkan Dusun Kidulan dari segala jenis penyakit, baik jasmani mau pun rohani. Selain itu, pelaksanaan bersih dusun ini juga diharapkan dapat mempererat hubungan persaudaraan warga Kidulan.

"Jangan sampai keanekaragaman yang ada membuat kami bercerai-berai," kata Mangun Wiharjo, di sela acara.

Pelaksanaan kirab dalam bersih dusun ini,  diwarnai dengan pembakaran ogoh-ogoh. Tujuannya, sebagai penolak bala agar masyarakat setempat terhindar dari musibah. Mereka meminta perlindungan dari Tuhan YME dengan memanjatkan doa. "Kirab ditutup dengan perebutan gunungan hasil bumi sebagai upaya ngalap berkah. Warga kemudian makan tumpeng bersama  sebagai simbol kemakmuran dan kerukunan," ujarnya.

Warga setempat, Novi Puji Lestari menambahkan, kirab budaya dalam rangka bersih dusun ini, baru pertama kali digelar. Sebelumnya, warga hanya menggelar bersih dusun yang langsung terpusat di Sendang Klampok. "Tahun ini dikemas berbeda dengan kirab budaya untuk mempromosikan Sendang Klampok sebagai salah satu obyek wisata di wilayah kami," katanya.

Rencananya, kirab budaya dalam bersih dusun ini akan digelar rutin setiap tahun. Dengan demikian, Sendang Klampok bisa diangkat dan dikemas sebagai salah satu rintisan desa budaya di Kulonprogo. (Unt)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta