by admin|| 14 Oktober 2016 || 17.801 kali
SLEMAN (KRjogja.com) - 40 warga Kuala Kencana Timika Papua tampak antusias menjajal pakaian kebaya dan berkeliling desa dengan menggunakan gerobak sapi, Kamis (13/10/2016) siang. Adat istiadat yang sangat berbeda antara Yogyakarta dan Papua membuat mereka tak henti melempar senyum di kala kegiatan yang dipusatkan di Omah Kecebong Sendari Tirtoadi Mlati Sleman.
Penggagas Omah Kecebong, Hasan Setyo Prayogo kepada KRjogja.com mengatakan 40 ibu-ibu tersebut secara khusus datang ke Yogya untuk merasakan menjadi orang "Yogya" dengan mengenakan kebaya yang merupakan pakaian khas Yogyakarta. Menurut dia, warga yang tergabung dalam perkumpulan doa bersama di Timika tersebut belum pernah merasakan pengalaman secara langsung belajar budaya Jawa.
"Mereka ingin merasakan mengenakan kebaya dan tadi terlihat sekali antusiasmenya ketika memasang jarik terutama. Nah, mereka juga berkeliling desa dengan gerobak dan merasakan menumbuk dan memanen padi di sawah, menurut mereka ini pengalaman baru yang tak terlupakan," ungkapnya.
Hasan mengaku cukup senang lantaran budaya Yogyakarta menjadi daya tarik tersendiri untuk warga masyarakat di daerah lain. "Ternyata budaya kita dikagumi wisatawan dari daerah lain dan kali ini Timika Papua, cukup jauh dari Yogyakarta," imbuhnya.
Salah satu perwakilan warga Timika, Ona Banoh mengaku sangat tertarik dengan budaya Yogyakarta. Ia bersama rekan-rekannya pun menyempatkan diri mampir ke kawasan Sleman untuk mencoba melihat Yogyakarta dari sisi lain.
"Kalau Malioboro atau Kraton sudah pasti ke sana tapi menjajal kehidupan masyarakat pedesaannya bisa menjadi sisi lain berkunjung ke Yogyakarta. Bisa pakai kebaya dan naik gerobak sapi, menarik sekali untuk kami dari jauh ini," ungkapnya.
Omah Kecebong sendiri menurut Hasan sangat konsern untuk mendukung pelestarian budaya, pendidikan dan pariwisata khususnya untuk kawasan Sleman. Berbagai kegiatan luar ruangan pun disiapkan untuk wisatawan selain jamuan Sayur Lompong yang menjadi kuliner khas di lokasi tersebut. (Fxh
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...