Workshop Jurnalistik Budaya "Merawat Peradaban"

by ifid|| 28 Februari 2024 || || 62 kali

...

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Workshop Budaya, Majalah Mata Budaya pada Selasa, 27 Februari 2024 di Hotel Riss Malioboro, Yogyakarta. Majalah Mata Budaya merupakan majalah terbitan Dinas Kebudayaan DIY yang merupakan sebuah media dan alat untuk memperkenalkan dan membangun kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah ini telah terbit selama 7 tahun, dan pada tahun 2024 ini merupakan tahun ke-8 serta akan mengangkat “Merawat Peradaban” dalam bahasan utamanya. Pada edisi pertama di tahun 2024 ini, diharapkan dapat memberikan peta pengetahuan tentang upaya merawat benih-benih luhur peradaban masyarakat DIY yang sering kali relatif kurang menjadi keutamaan dalam praktik perkembangan dan kemajuan kehidupan saat ini. Warna khas kehidupan luhur yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat DIY perlu direngkuh kembali agar karakter harmonis kehidupan bersama dapat lebih dikedepankan dalam berbagai relasi perjumpaan, baik dengan sesama, dengan alam, dengan Sang Pencipta, maupun antarketiganya. Kehidupan luhur lebih memberikan ruang perjumpaan antarberagam komponen untuk saling menopang, saling mengisi, saling menghargai, dan bahkan saling terajut dalam satu kesatuan ekosistem kehidupan masyarakat secara padu serasi. Pada dasarnya, berbagai perkembangan dan kemajuan kehidupan perlu diberi esensi pijakan karakter harmonis lokal bangsa agar keluhuran peradaban masyarakat DIY dapat melekat secara berkelanjutan dalam warna kehidupan khas masyarakat yang maju, unggul, sekaligus luhur. Ketika Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) DIY menargetkan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2025 sebagai pusat pendidikan, budaya dan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan masyarakat maju, mandiri dan sejahtera, maka esensi dan filosofi peradaban menjadi bahasan dalam workshop, sehingga benih-benih luhur peradaban masyarakat DIY dapat memperoleh ruang keutamaan dalam tata kelola keharmonisan dan keluhuran kehidupan bersama, Perkembangan dan kemajuan kehidupan lokal bukan hanya dipahami atas dasar kesesuaian dengan perkembangan dan kemajuan global saja, namun perlu dibarengi dengan pengelolaan dan upaya merengkuh kembali secara padu serasi atas keberadaan keluhuran dan kebijaksanaan kehidupan lokal, sehingga relatif dapat membuka ruang bagi perwujudan peradaban terkemuka dan luhur khas masyarakat DIY yang berkarakter harmonis. Dalam konteks ini, kehidupan lokal tidak hanya terkoneksi dengan perkembangan, kemajuan, dan keluasan jaringan kehidupan global saja, namun juga terkoneksi secara padu serasi dan berkelanjutan dengan kondisi lingkungan kehidupan sosial-budaya maupun lingkungan alam lokal. Bidang pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi, politik, maupun berbagai bidang kehidupan lain perlu dirajut dalam bingkai relasi berkarakter harmonis agar saling memahami, menghargai, berbagi, mengisi, melengkapi, menopang, dan berkolaborasi sebagai penggerak terwujudnya relasi selaras antarbidang kehidupan. Koridor keharmonisan sebagai warisan leluhur bangsa lebih diutamakan terkait tata kelola kehidupan yang mengedepankan relasi selaras antara manusia dengan sesama, dengan alam, dengan Sang Pencipta, bahkan antarketiganya. Workshop ini dihadiri oleh peserta undangan sebanyak kurang lebih 30 orang dengan tiga narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Narasumber yang pertama yaitu Sindung Tjahyadi yang menjelaskan mengenai kebudayaan yang berperadaban merupakan dasar pengenalan atas diri dan dunia, dan mengatur diri dan dunia atas dasar sistem kepercayaan dan praktek hidup. Narasumber selanjutnya yaitu Y. Argo Twikromo yang dalam penjelasannya menyampaikan merawat peradaban (merengkuh kembali benih-benih luhur kehidupan) pemahaman peradaban merupakan hasil budidaya manusia yang mencakup keseluruhan kehidupan baik fisik maupun non fisik (nilai nilai dan tatanan). Narasumber terakhir, seorang jurnalis Tedi Kusyairi, yang menjelaskan bagaimana peristiwa Kebudayaan dalam Peradaban di Majalah Mata Budaya ini dapat menjadi sebuah acuan dan dapat menarik minat pembacanya terutama para millennial menjelaskan bagaimana menulis sebuah berita dan liputan sejarah budaya menurut kacamata jurnalistik. Serta di akhir sesi workshop ini terdapat pendampingan kepenulisan oleh tim pengelola Majalah Mata Budaya.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta