Festival Budaya Menoreh 2016 Berlangsung Meriah

by admin|| 16 Oktober 2016 || 74.550 kali

...

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo menggelar Festival Budaya Menoreh 2016. Rangkaian acara yang diselenggarakkan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kulonprogo tersebut berlangsung meriah, Minggu (16/10/2016).

Acara tersebut dibuka dengan penampilan spesial perwakilan dari Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan tarian Lage Pengalasan dan Rampak Bedug.

Setelah itu, acara di lanjutkan dengan kirab. Dengan rute Alun-alun Wates dan finish di belakang Terminal Wates, kirab disambut antusias warga.

Sebanyak 20 kontingen perwakilan dari berbagai Kabupaten dan Kota yang berasal dari DIY maupun luar DIY ikut ambil bagian. Kontingen tersebut menampilkan berbagai kesenian dari daerah.

Beberapa diantarannya adalah Kabupaten Kebumen dengan Jaran Begger, Kentungan Putra Bhikara dari Kabupaten Banyumas, Kabupaten Temanggung dengan Satrio Gugat, Kabupaten Pandeglang Banten dengan Gemenrung Dag Dig Dug Rempak Bedug dan penampilan kabupaten kota lainnya.

Untung Waluyo, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo menjelaskan, Festival ini merupakan sebuah ikon rebranding budaya menoreh.

Selain itu, festival ini untuk membangun silaturahmi budaya. Baik itu DIY maupun kabupaten atau kota di luar DIY.

"Pegunungan menoreh tidak hanya sekedar daerah perbukitan tetapi juga nilai yang harus di kembangkan," jelasnya.

Dengan tema bertajuk Mangesti Aruming Bumi Menoreh, Untung menjelaskan perbukitan menoreh punya makna, nilai dan makna.

Sehingga masyarakat diharapkan lebih dalam memaknai Kulon Progo untuk tidak rendah diri tetapi justru memounyai semangat untuk membangun Kulon Progo

"Budaya menyangkut tata krama, tingkah laku, budi pekerti, kesenian, dan lain sebagainya. Ayo kembali membangun Kulon Progo," tegasnya

Sementara, Wira Atmaja, Kabid Budaya Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Padeglang, Banten mengaku takjub dengan antusias masyarakat Kulon Progo. Ia pun terkesan ketika Padeglang dipercaya tampil membuka festival tersebut. (*)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta