Sinau Bareng Tata Nilai

by ifid|| 06 Maret 2024 || || 106 kali

...

DINAS Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta memulai Kegiatan Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan Yogyakarta Tahun 2024, Senin, 4 Maret 2024. Kegiatan Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan Yogyakarta Tahun 2024 yang diikuti puluhan Peserta didik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) dari berbagai wilayah DIY, Puluhan Peserta Didik ini bersiap menjelajah waktu menyelami perjalanan sejarah DIY di tempat-tempat menarik menggunakan bus. Kegiatan Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan Yogyakarta Tahun 2024, dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 4-6 Maret 2024, dengan pembagian di hari pertama untuk Peserta didik Sekolah Dasar (SD), di hari kedua Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan di hari ketiga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) Meliputi Rute tempat Tugu Pal Putih, Bangsal Kepatihan, Panggung Krapyak, Masjid Kotagede, dan Situs Kauman Pleret. MENGENAL TUGU PAL PUTIH, Tugu Pal Putih menjadi salah satu kelengkapan keraton. Yang dibangun 1756 oleh P. Mangkubumi. Setelah menjadi raja bernama: Sri Sultan Hamengku Buwono I. Tugu Pal Putih berada di perempatan jalan. Penanda telah sampai di Kota Jogja dari Solo (timur), Magelang (utara), Kulon Progo (barat). Bentuk Tugu saat ini merupakan monumen pengganti bentuk awal: Tugu Golong Gilig yang rusak karena gempa bumi 10 Juni 1867 kemudian direnovasi tugu pasca gempa: oleh pihak Belanda; diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII pada 3 Oktober 1889 sehingga Bentuk yang baru ini berbeda sama sekali dengan bentuk Tugu Golong Gilig sebelumnya: bentuk, ornamen, dan ukurannya. Dalam bahasa Belanda tugu ini dikenal dengan nama witte paal oleh karena itu, hingga sekarang tugu ini disebut pula sebagai “Tugu Pal Putih” BANGSAL KEPATIHAN, Kepatihan merupakan salah satu kelengkapan keraton yang dibangun bersamaan dgn pendirian keraton, tempat tinggal dan kantor Pepatih Dalem Kanjeng Raden Arya Adipati Danureja. sehingga tempat ini dikenal dengan nama: Kepatihan Danurejan. Setiap patih yang dilantik bergelar: Danureja, sehingga nama-nama patih menjadi: Danureja I, Danureja dst. Danureja terakhir: Pangeran Aryo Adipati Danureja dipensiunkan oleh Sultan HB IX karena usianya sudah lanjut. Sejak saat itu, Kraton Yogyakarta tidak pernah lagi mengangkat patih. PATIH merupakan jabatan tertinggi tata pemerintahan kerajaan, jabatan setingkat perdana menteri contoh Raja Presiden; Patih Perdana Menteri. Jabatan Patih dalam Kasultanan Yogyakarta dihapuskan sejak 1945, jabatan ini ada selama 190 tahun karena keberadaan bangunan ini, lokasi sekitarnya (utara- timur-selatannya) bernama Kemantren (Kecamatan) Danurejan. PANGGUNG KRAPYAK, Panggung Krapyak menjadi salah satu kelengkapan keraton Yogyakarta, sejak masa pemerintahan Sultan HB I bangunan ini berlantai dua, bentuk piramida separuh. dibangun 1782 sebagai fasilitas di dalam area hutan perburuan milik keraton. Panggung Krapyak dilengkapi pagar tembok pendek mengelilingi pinggiran atap. permukaan atas terdapat 4 umpak landasan tiang bangunan berbahan kayu. Pada lantai atas tersebut sultan dapat mengamati prajurit dan kerabatnya dalam berburu menjangan (rusa). Area lokasi bangunan ini dikenal juga dengan sebutan "Kandang Menjangan dahulu berupa hutan yg diisi hewan menjangan untuk di buru, di pinggir hutan ditutup agar hewan tetap di dalam. Bentuk, sisa pagar keliling hutan sudah tidak ditemukan. MASJID KOTA GEDE, Masjid kerajaan yang pertama bagi Mataram- Islam sekaligus merupakan masjid tertua di D.I. Yogyakarta. Fungsi sebagai masjid agung kelengkapan ibukota pertama Kerajaan Mataram-Islam (1,5 abad sebelum berdiri Kasultanan Yogyakarta). Kelengkapan ibukota kerajaan adalah keraton alun-alun masjid - pasar. Pertama kali didirikan hanya bangunan utamanya saja. Perluasan dikerjakan beberapa kali oleh beberapa generasi. SITUS KAUMAN PLERET Wilayah Plered saat ini merupakan bekas ibukota kerajaan pada 3,5 abad yg lalu. Pindahan ibukota dari Kota Gede (dihuni sebagai ibukota selama 41 tahun Kerajaannya hanya satu (Mataram-Islam) istana/keraton/ibukota berpindah-pindah. Kraton Kerta dihuni oleh Sultan Agung 28 tahun (1618-1646) sampai lima tahun awal memerintah menghuni Kota Gede 1613-1618, Kraton Plered dihuni Amangkurat I: 30 tahun (1647-1877). Perjalanan ini menjadi bagian dari jembatan bagaimana peserta didik mendapatkan gambaran implementasi tata nilai yang dahulu telah diwariskan oleh para pendahulu melalui observasi maupun pengamatan langsung pada bukti-bukti sejarah dan artefak arkeologis yang ada di DIY. Perjalanan melintasi waktu di Jogja. Bagaimana kehidupan masa lampau. Kemudian juga nilai-nilai keistimewaan, dengan semangat pantang menyerah yang harapannya diserap oleh adik-adik. Penjaringan para siswa peserta sosialisasi keistimewaan ini dilakukan berkolaborasi bersama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Sekolah berbasis budaya juga menjadi pertimbangan khusus sebagai prioritas utama yang dipilih untuk sekaligus mendukung program pendidikan khas keyogyakartaan dari sisi nilai budaya. Dinas Kebudayaan DIY berharap dari Kegiatan Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan Yogyakarta, peserta didik dapat menceritakan pengalamannya pada teman-temannya yang lain. Semoga mereka ketagihan dan akan mengulangi perjalanan ini ke depan, bersama lebih banyak teman lagi. Sosialisasi Tata Nilai Keistimewaan ini dapat menjadi media edukatif yang mampu menjawab persoalan bagaimana proses pelestarian nilai itu dilaksanakan dan mudah dipahami oleh kalangan generasi millenial maupun generasi Z. Ke depan, harapan kami jika format kegiatan demikian dalam evaluasinya dinilai baik untuk dapat disebarluaskan sebagai bagian dari pembelajaran non formal bagi sekolah-sekolah di DIY

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta