Sedekah Sultan untuk Rakyat

by ifid|| 12 April 2024 || || 100 kali

...

GAREBEG merupakan salah satu upacara penting di Keraton Yogyakarta yang bisa disaksikan dan diikuti oleh masyarakat umum. Dalam satu tahun Jawa, Keraton menggelar tiga upacara Garebeg; yaitu Garebeg Sawal pada tanggal 1 Sawal (Idul Fitri), Garebeg Besar pada tanggal 10 Besar (Idul Adha), dan Garebeg Mulud pada tanggal 12 Mulud (Maulid Nabi). Pada ketiga Garebeg tersebut, keraton mengeluarkan gunungan sebagai simbol sedekah Sultan kepada rakyat. Gunungan tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat yang hadir. Tradisi ini memiliki makna yang mendalam dan merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya Jawa dan Islam. Tradisi ini sudah dilakukan sejak dulu dan masih rutin dilakukan hingga saat ini. Sepengamatan kontributor Mata Budaya selama liputan garebeg, sejak tahun 2012, setelah UU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta muncul, Garebeg Sawal, Garebeg Besar, dan Garebeg Mulud berjalan dengan tata cara yang sama. Keraton mengeluarkan lima macam gunungan pada tiap Garebeg. Gunungan atau Pareden tersebut dibawa menuju Masjid Gedhe, Kepatihan, dan Pura Pakualaman. Di tahun 2024 Ada beberapa hal yang berbeda dari pelaksanaan prosesi Garebeg Syawal tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya baik mengenai urutan, tata cara upacara, rute maupun prosesinya. Terkait prosesi yang semula biasanya dilakukan dengan adanya 7 buah gunungan, namun pada Garebeg Sawal 2024 hanya berjumlah 6 gunungan. Dari lokasi perayaan garebeg itu sendiri di tahun sebelumnya yang ada di tiga lokasi, di tahun ini bertambah satu lokasi menjadi empat lokasi yaitu Kadipaten Anom atau kini dikenal dengan nama Ndalem Mangkubumen. Sedangan untuk Gunungan, Gunungan Jaler yang semula tiga buah menjadi dua buah gunungan pada grebeg syawal tahun ini. Sedangkan gunungan yang lain seperti Gunungan Estri, Gunungan Gepak, Gunungan Darat maupun Gunungan Pawuhan tetap sama berjumlah satu buah gunungan. sedangkan perbedaannya karena gunungan yang biasanya diberikan ke Kompleks Kepatihan untuk tahun ini akan diberikan dalam wujud ubarampe dan ditambah satu lagi yang diserahkan ke Ndalem Kadipaten atau Ndalem Mangkubumen. Karena Ndalem Kadipaten itu merupakan tempat tinggal atau kediaman KGPA Anom, dimana pada masa sebelumnya dipergunakan Sri Sultan Hamengku Buwono VII sebelum naik takhta. Nah, ndalem tersebut kosong tidak ditinggali KGPA Anom namun justru dipergunakan untuk tinggal adik Sri Sultan HB VII yakni KGPA Mangkubumi sehingga berubah nama menjadi Ndalem Mangkubumen. Ndalem Mangkubumen ini sempat menjadi kampus Widya Mataram Yogyakarta. Selain penambahan Ndalem Mangkubumen sebagai lokasi penyerahan pareden gunungan, tata cara garebeg pun mengalami penyesuaian. Keraton Yogyakarta menyediakan lima jenis gunungan, yakni dua Gunungan Kakung, satu Gunungan Estri, satu Gunungan Gepak, satu Gunungan Dharat, dan satu Gunungan Pawuhan, sehingga total terdapat enam buah gunungan. Gunungan yang telah diinapkan semalam di Bangsal Pancaniti, kompleks Kamandungan Lor, kemudian dibawa oleh Narakarya (Kanca Abang) melalui Regol Brajanala-Sitihinggil Lor-Bangsal Pagelaran-keluar lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe. Pukul 10.30 WIB, lima gunungan sudah sampai di Masjid Gedhe dan selanjutnya didoakan oleh Abdi Dalem Pengulon. Satu Gunungan Kakung dan empat jenis gunungan lainnya kemudian diberikan kepada masyarakat yang menunggu giliran (nyadhong) di pelataran Masjid Gedhe tanpa rayahan, yang uniknya sekarang masyarakat sudah tidak berebut lagi tetapi nyadhong/menunggu giliran untuk mendapatkan bagian, yang dibagikan oleh para Abdi Dalam yang bertugas. Dibagi berbeda dengan merayah, karena dalam rayahan kesannya yang kuat pasti yang akan mendapatkan dahulu. Sedangkan satu Gunungan Kakung lainnya dibawa dan diberikan ke Kadipaten Pakualaman.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta