Pameran Seni Rupa Nandur Srawung 2016 Berdayakan Difabel

by admin|| 23 Oktober 2016 || 48.586 kali

...

YOGYA (KRjogja.com) - Pameran seni rupa bertajuk “Nandur Srawung” yang ketiga digelar di Ruang Pamer Taman Budaya Yogyakarta tanggal 16 hingga 23 Oktober 2016. Seni rupa yang dihadirkan tidak hanya seni lukis, namun juga patung, totem, wayang, batik dan lain-lain. Tidak hanya seni rupa, pameran ini menghadirkan seni tari tradisional pada pembukaan pameran.

 

Total karya yang dipamerkan ada 170 karya dari 580 seniman. Selain seniman seni rupa, terdapat juga berbagai elemen masyarakat yang menciptakan karya seni hingga masyarakat dengan Disabilitas.

Yamiek selaku Ketua Pameran Seni Rupa Nandur Srawung mengatakan bahwa pada pameran kali ini ia berusaha untuk mengangkat karya dari perupa yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat. “Saya berusaha memberikan ruang untuk teman-teman dan saudara kita yang dianggap orang bukan siapa-siapa, dan ternyata karya yang dihasilkan hebat,"katanya.

Yamiek menjelaskan, pameran ini spesial karena dia mendapatkan kesempatan untuk memamerkan karya dari murid-murid SLB. Untuk SLB yang dihadirkan berasal dari daerah Kulonprogo, Prambanan, Bantul dan daerah lainnya. “Ada yang tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna daksa, bermacam-macam. Mereka semua antusias untuk menghasilkan karya seni untuk pameran ini”. Yamiek yakin, bahwa sesungguhnya masyarakat dengan Disabilitas tetap memiliki potensi dan butuh ruang untuk diapresiasi. “Salah satu contoh adalah karya milik seseorang tuna wicara yang menuliskan seluruh kata-kata negatif yang pernah diucapkan untuknya dan dibentuk dalam kumpulan tulisan dibentuk melingkar. Dia menciptakan ini karena dia ingin menyuarakan isi hatinya dan ingin mendapat apresiasi dari masyarakat," ujarnya.

Tidak hanya masyarakat dengan Disabilitas, Pameran Seni Rupa Nandur Srawung juga menghadirkan karya milik lansia dan berbagai elemen masyarakat. Sesuai dengan judul dari pameran ini, Yamiek berharap bahwa masyarakat dapat saling menanamkan persaudaraan antar elemen masyarakat tanpa memandang keterbatasan seseorang.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta