Sabda Raya, Abhinaya Karya 2024

by ifid|| 06 Juni 2024 || || 121 kali

...

Pada Rabu, 5 Juni 2024 Museum Sonobudoyo kembali menggelar pameran tahunan Abhinaya Karya bertajuk Sabda Raya. Sebagai agenda pameran pertengahan tahun yang telah secara konsisten dilaksanakan sejak tahun 2021, kali ini Abhinaya Karya hadir kembali dengan memamerkan narasi mengenai bunyi dan suara. Kehadiran bunyi tanpa kita sadari telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang memberi dampak signifikan pada manusia, bukan hanya sebagai cara berkomunikasi atau bertutur sapa, tetapi juga dapat memberikan ketenangan jiwa. Dalam perkembangan teknologi, inovasi gelombang bunyi kemudian turut mendorong kemunculan arsip-arsip suara seperti perekam suara dan pemutar musik yang menjadi salah satu penemuan penting dalam perkembangan seni musik dan pengarsipan di bidang sejarah. Dian Lakshmi Pratiwi, selaku Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam sambutanya mengatakan Abhinaya Karya 2024 kali ini bertajuk Sabda Raya adalah pameran yang akan membawa kita pada pemaknaan yang lebih dalam terhadap berbagai jenis bunyi dan suara di sekitar kita. Kesadaran tentang manusia yang hidup di kelilingi bunyi menjadi gagasan awal terciptanya tema pameran ini. Melalui bunyi, manusia dapat mengenal suara, membedakan suara manusia dan binatang, mendengarkan lagu, berkomunikasi, dan melakukan aktivitas spiritual lainnya. Gagasan ini kemudian berkembang menjadi tema besar bunyi dan suara yang berusaha menghadirkan banyak narasi kebudayaan manusia. Bunyi Mula-mula ialah kisah yang mengawali storyline pameran ini, mencoba menceritakan tentang awal mula manusia memahami suara-suara alam yang menuntunnya menciptakan alat-alat sederhana untuk berkomunikasi seperti kentongan, bedug, maupun lonceng. Bunyi dan Spiritual menjadi sub tema kedua yang memaknai bunyi sebagai suatu sarana penyembuhan, dan pengharmonisan pikiran dan jiwa manusia. “Pemaknaan bunyi dan suara juga terwujud ke dalam sub tema lain seperti; Tutur Suara: Macapatan, Irama Bunyi/Bunyi yang diiramakan, Bunyi dalam Bentuk Rupa, dan Metafora Bunyi. Kesemuanya membawa kita pada perjalanan bunyi dari bentuk-bentuk sederhana, hingga bunyi yang terpengaruh perkembangan teknologi yang memunculkan bermacam media perekam suara. Di sisi lain, bunyi dalam bentuk kiasan dapat kita jumpai melalui orasi, sandiwara, pentas teatrikal, maupun demo sebagai representasi kegelisahan jiwa yang kadang harus terbungkam”, ukap Dian Pameran ini menyajikan lebih dari 120 koleksi dari Museum Sonobudoyo. Tidak hanya menyajikan koleksi dari Museum Sonobudoyo, tetapi juga didukung dengan materi berupa arsip suara dan arsip rekaman dari beberapa institusi seperti Paniradya Kaistimewaan, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, dan LPP RRI Yogyakarta serta koleksi pinjaman dari komunitas dan pribadi. Sehingga besar harapan kami agar masyarakat dapat turut serta menikmati dan memperoleh manfaat sebesar-besarnya. Akhir kata, selamat menikmati pameran Sabda Raya. Semoga pameran ini semakin membangun kepercayaan masyarakat terhadap Museum Sonobudoyo sebagai salah satu institusi untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan cara yang bersahabat dan menyenangkan, ulas Dian Dalam sambutan sekaligus membuka pameran ini, Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Beny Suharsono mengatakan, di keramaian dunia yang sering kali terlalu gaduh, kita diingatkan bahwa setiap suara dari bisikan angin hingga deru ombak-membawa pesan, membuka dialog antara alam dan manusia. Pameran ini adalah meditasi atas dialog tersebut, suatu ajakan untuk mendengarkan lebih dalam lagi, menemukan harmoni dalam kegaduhan, kejernihan dalam kekacauan. Melalui pameran ini, kita tidak hanya merayakan suara yang telah menjadi bagian dari ritme kehidupan, tetapi juga mengeksplorasi bagaimana suara membentuk, menginformasikan, dan terkadang, mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain dan dengan dunia di sekitar. Dari seminar hingga workshop, dari tur kuratorial hingga kelas kuratorial, setiap agenda dirancang untuk memperdalam pemahaman tentang esensi suara dan peranannya dalam membentuk budaya dan kesadaran “Kita berdiri di bawah payung besar "Sabda Raya", mengundang setiap jiwa yang hadir untuk berpartisipasi dalam perjalanan yang menggali lebih dalam, lebih kaya akan makna, lebih resonan dengan inti kemanusiaan. Mari bersama-sama menyelami keajaiban bunyi dari suara alam hingga kreasi musikal, dari gema sejarah hingga bisikan masa depan dan membiarkan mereka membimbing kita, menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia dan tempat kita di dalamnya. Kehadiran kita di pameran ini bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai partisipan aktif dalam sebuah dialog budaya yang terus berkembang. Mari tunjukkan, bahwa di tengah pergeseran zaman, kita masih dapat menemukan kedamaian dalam Sabda, harmoni dalam suara, dan, yang paling penting, koneksi antar manusia yang terjalin melalui ekspresi suci bunyi”, Dengan demikian, pameran "Sabda Raya" bukan hanya perayaan, tapi juga sebuah manifesto-suatu panggilan untuk menyelaraskan diri dengan ritme universal, untuk menemukan kejernihan dalam kebisingan, dan untuk merayakan suara yang membentuk tapestri kaya kehidupan. Dengan pemaknaan seperti itulah, saya mengapresiasi pameran ini, dan mengundang masyarakat luas, untuk mengunjungi pameran bertajuk "Sabda Raya" ini. Ungkap Beny Pameran Abhinaya Raya 2024 diresmikan oleh Sekda DIY, Drs. Beny Suharsono, M.Si didampingi oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A pada 5 Juni 2024 pukul 15.00 WIB bertempat di Gedung Pamer Saraswati Museum Sonobudoyo Jalan Pangurakan No. 4 Yogyakarta atau sisi selatan titik nol km. Pameran yang didanai oleh Dana Keistimewaan ini berlangsung dari 5 Juni – 1 Juli 2024 yang dapat disaksikan setiap hari, mulai pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB. Dalam pameran kali ini, Museum Sonobudoyo juga menyediakan fasilitas kepemanduan dengan menggunakan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) dengan jadwal tertentu. Untuk pengalaman kunjung yang maksimal pengunjung dapat membawa perangkat penyuara telinga atau penyuara jemala (earphone dan headset) untuk menikmati arsip suara bunyi dari koleksi yang ditampilkan.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta