by ifid|| 09 Juni 2024 || || 115 kali
Upacara Gubug Gedhe Rasulan diadakan setahun sekali. Penyelenggaraan upacara adat Rasulan dilaksanakan pada hari Minggu Pahing di Gubug Gedhe, Desa Ngalang Kapanewon Gedangsari, yang dihadiri oleh seluruh anggota masyarakat. Kegiatan utamanya adalah wilujengan dengan kemasan khusus, karnaval budaya, pertunjukan seni dan pameran potensi lokal, baik kuliner, kerajinan tangan, industri dan berbagai lomba yang dilaksanakan selama 7 hari. Sebagai bentuk rasa syukur, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui Seksi Lembaga Budaya, Menghadiri Upacara Gubug Gedhe Rosulan. Upacara Gubug Gedhe Rasulan yang diwariskan oleh para leluhur mempunyai tujuan untuk menghidupkan, memupuk dan menggalang kembali rasa persatuan dan kesatuan dimana seluruh dusun yang ada di Desa Ngalang terlibat dalam upacara adat Rasulan ini. Upacara adat ini mempunyai perbedaan dengan upacara adat pada umumnya. Upacara adat ini memiliki perbedaan antara upacara adat pada umumnya. Bedanya, 35 hari sebelum pelaksanaan upacara adat, kegiatan yang dilakukan masyarakat adalah bersama-sama membangun gubuk beratap berupa blarak, yang jumlahnya lebih dari 5000 gedepe dikirim dari seluruh warga. Setelah Gedepe tiba di gubuk, mereka dipasang bersama, kemudian digunakan sebagai tempat upacara adat Rasulan, dan tempat itu tidak pernah dipindahkan sampai sekarang. Konon Eyang Meles dan kedua putranya, Eyang Kopek dan Eyang Kalangboyo, bangga dan bersyukur melihat hasil panen warga yang melimpah, dan ingin mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa namun meminta hiburan kesenian Tayub. Tetapi tidak ada tempat untuk mengaturnya, jadi disepakati untuk membangun gubuk besar di atas hamparan tanah yang luas. Karena gubuk itu cukup besar, maka disebut Gubuk Gedhe sampai sekarang. Jadi setiap upacara adat kesenian Rasulullah wajib adalah tayub. Pelaksanaan upacara adat Gubug Gedhe Rasulan bertepatan dengan Minggu Pahing diawali dengan pawai gunungan, berangkat sekitar pukul 09.00 dari balai desa Ngalang menuju Gedhe Gubug sekitar 2 km. Kirab dipimpin langsung oleh para Lurah didampingi oleh Ketua BPD dan LPMD diikuti oleh seluruh pamong dan lembaga desa serta perwakilan masyarakat dari 15 Padukuhan membawa gunungan sesuai potensi unggulan masing-masing Padukuhan. Setelah sampai di lokasi upacara adat, gunungan dan uborampe diserahkan dari Pandega Bregada kepada Lurah, dilanjutkan dengan ucapan selamat datang, sambutan Bupati, riwayat singkat upacara adat rasulan pondok gedhe dilanjutkan dengan pesta wilujengan yang diawali dengan pembacaan sumpah dan doa. Mengantarkan para tamu undangan bersama-sama dengan masyarakat untuk menikmati makan gaul, bermain hiburan musik PKK, dilanjutkan dengan Tayuban, sampai acara selesai, dan pada malam hari diadakan pertunjukan wayang kulit di balai desa, sedangkan di Gubug Gedhe, diadakan pameran kuliner, kerajinan dan potensi lainnya. Ratusan tahun oleh penduduk dan sampai sekarang masih lestari. Tujuan utamanya adalah sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena lahan pertanian peninggalan nenek moyang telah mampu menghidupi masyarakat hingga saat ini.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...