by ifid|| 10 Juni 2024 || || 156 kali
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya DIY, kembali menggelar agenda budaya tahunan, Festival Jogja Tempo Doeloe (FJTD) selama 3 hari, mulai 10-12 Juni 2024 di Lapangan Widoro Kandang SMAN 3 Yogyakarta. Mengusung Tema ‘Sumringah Menyang Sekolah’. FJTD 2024 mengajak para pelajar dan generasi muda untuk lebih mengenal dekat dengan warisan budaya baik benda maupun takbenda, dengan berbagai lomba dan kegiatan menarik yang diselenggarakan. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi dalam menyampaikan laporannya, tema FJTD 2024 ‘Sumringah Menyang Sekolah’ yang diusung terinspirasi dari sumringah atau semangat dan giat dari para pelajar ketika berangkat ke sekolah guna menuntut ilmu. “Tema besar tersebut yang kemudian diturunkan dalam banyak rangkaian kegiatan yang prinsipnya adalah untuk mendekatkan anak-anak kita, pelajar-pelajar kita dengan warisan budayanya. Baik warisan budaya benda seperti bangunan, situs, maupun warisan budaya tak benda, yakni mulai dari kuliner, kerajinan dan lain-lain,” tutur Dian. Dian menjelaskan, dalam FJTD 2024 kali ini yang digelar selama 3 hari, berbagai kegiatan menarik yang digelar diantaranya yaitu bazar tempo doeloe seperti bazar kuliner, bazar kerajinan tradisional, bazar museum, bazar penerbit, dan bazar klinik aksara; berbagai permainan tradisional meliputi dakon, teklek, egrang, jemparingan dan gobak sodor; Jogja Heritage Track dan Jogja Heritage Cycling trip khusus spesial FJTD, pentas wayang Cina-Jawa lakon Manggalayuda sie jin kwie, dan talkshow dengan tema “Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya Sebagai Sarana Pendidikan”. Selain itu, digelar pula lomba mewarnai dan lomba fashion show busana tempo dulu yang ditujukan untuk siswa TK sampai dengan SD kelas 2. “Itu unyu-unyu, lucu sekali. Tapi yang ingin kita sampaikan adalah bahwa revitalisasi terhadap nilai-nilai penting bangunan cagar budaya akan mampu kita transfer kepada generasi-generasi muda bahkan dari yang paling kecil. Sedari kecil untuk dekat dengan warisan budayanya,” jalas Dian. Ada juga lomba sketsa Kota Baru tempo dulu, lomba aksara jawa, lomba cerita bahasa Jawa, lomba mading 3D, dan lomba Mini vlog. Lomba-lomba tersebut ditujukan untuk peserta mulai dari pelajar SMP, SMA sampai dengan masyarakat umum. “Permainan-permainan tradisional di sini bisa dilakukan secara menyenangkan untuk anak-anak kita. Pertunjukan wayang juga supaya semakin dekat dengan budaya-budaya kita yang mungkin semakin lama, anak-anak bisa semakin asing kalau tidak didekatkan dengan budayanya. Jogja Heritage Track dan Jogja Heritage Cycling ini salah satu fasilitas dari Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan untuk mengedukasi, mempromosikan terkait dengan warisan budaya DIY khususnya Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia UNESCO,” terang Dian. Plh Asisten Setda DIY Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat, Aris Eko Nugroho Membuka FJTD 2024 mewakili Sekda DIY, menyampaikan, upaya pelestarian warisan budaya dan cagar budaya bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan informasi sejarah serta eksistensinya. Untuk itu, penting melibatkan publik dalam melestarikan warisan dan cagar budaya yang inklusif dan berkelanjutan. Aris mengungkapkan, pelibatan publik terutama generasi muda pun menjadi kunci keberhasilan dalam pelestarian warisan dan cagar budaya, yang tidak hanya memberikan hiburan namun juga menjadi sarana membawa manfaat kesejahteraan untuk masyarakat sekitar. “Generasi muda harus kita dorong untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap warisan dan cagar budaya. Harapannya, dengan rasa memiliki tersebut, generasi muda akan lebih peduli untuk turut berkontribusi menjaga dan melestarikan warisan dan cagar budaya. Salah satunya dari aksi vandalisme,” tutur Aris pada Senin (10/06) malam di Lapangan Widoro Kandang SMAN 3 Yogyakarta. Aris menyebutkan, sebagai wujud warisan kebesaran peradaban manusia, menjaga dan melestarikan warisan dan cagar budaya agar tetap menjadi entitas terdepan suar pengetahuan dan sejarah dari peradaban menjadi tanggung jawab bersama. “Saya berharap melalui Festival Tempo Doeloe ini menjadi sarana sosialisasi pentingnya menjaga dan melestarikan warisan dan cagar budaya. Selain itu juga menjadi upaya edukasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai warisan dan cagar budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya bagi para pelajar,” kata Aris. Usai pembukaan FJTD 2024 ini, Plh Asisten Setda DIY Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat Aris Eko Nugroho bersama Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi dan hadirin tamu undangan lainnya pun mengunjungi stand-stand bazar tempo doeloe seperti bazar kuliner tradisional. Berbagai kuliner tradisional yang dapat ditemukan yakni seperti mi pentil, gulali, aneka jamu, es gabus, es gosrok, ongol-ongol, kembang waru, ledre intip, yangko, dan sebagainya. Keduanya pun melepas keberangkatan dua bus Jogja Heritage Track dan sejumlah pesepeda Jogja Heritage Cycling untuk menyusuri sekolah-sekolah yang memanfaatkan bangunan cagar budaya yang ada di seputaran Kota Yogyakarta. Adapun FJTD 2024 dapat dikunjungi oleh umum hingga 12 Juni 2024 mendatang, mulai pukul 09.00 – 21.00 WIB.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...