Hajatan Maestro: Bondan Peternak Kethoprak

by ifid|| 11 Juni 2024 || || 83 kali

...

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta Melalui UPT Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menggelar pertunjukan kethoprak, hajatan Gelar Karya Maestro bertajuk Rembulan Wungu pada Selasa (11/6) Pertunjukan ini digelar untuk mengenang sosok maestro kethoprak Indonesia asal Yogyakarta, yakni Bondan Nusantara, yang telah wafat pada 22 April 2022 silam. Gelar Karya Maestro merupakan agenda rutin yang diselenggarakan TBY setiap tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali karya-karya para maestro dengan mempersembahkannya kepada masyarakat agar semangatnya tetap hidup di tengah masyarakat. Pertunjukan ini ditampilkan di panggung pertunjukan TBY Concert Hall dengan melibatkan para aktor dari tiga generasi. Kepala UPT TBY, Purwiati, mengatakan bahwa Bondan Nusantara merupakan sosok yang sangat penting dalam dunia kethoprak di Indonesia. Sepanjang hidupnya, Bondan sangat aktif menulis naskah maupun menjadi sutradara pertunjukan. "Bondan Nusantara di masa hidupnya sangat aktif menulis naskah pertunjukkan. Lebih dari 150 judul, kemudian sebagai sutradara ketoprak lebih dari 500 pementasan," tutur Kepala UPT TBY, Purwiati, Selasa (11/6).esa Seniman tari yang juga sahabat Bondan Nusantara, Bambang Paningron, mengungkapkan bahwa Bondan merupakan seniman yang memiliki semangat tinggi untuk melestarikan pertunjukan kethoprak. "Beliau ini sosok langka sebenarnya, sosok langka yang memberikan banyak warisan pada anak-anak muda terutama dan ini menjadi penyemangat juga bagi anak-anak muda generasi kethoprak masa kini. Saya kira warisan ini akan terus dijaga oleh anak-anak karena semangat mereka masih sangat tinggi, ilmu-ilmu yang sudah mereka dapatkan dari Mas Bondan," tutur Bambang. Istri Bondan Nusantara, Maria Sri Sulastri, mengaku sangat terharu dengan pertunjukan yang digelar untuk mengenang almarhum suaminya itu. "Terharu mas, sampai sekarang masih enggak percaya ya. Bapak tuh udah ga ada, tapi ya sudah mau gimana lagi, harus ikhlas," ucapnya. Saat membuka pertunjukan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, apa yang telah dilakukan oleh Bondan sepanjang hidupnya adalah warisan yang tak ternilai harganya bagi dunia ketoprak Indonesia. "Saya juga sampai heran, ternyata beliau sudah menyiapkan sedemikian rupa supaya kita tidak kehilangan atau ketinggalan karya-karya atau cara-cara beliau yang kemudian dalam banyak hal, dalam buku beliau disebut sebagai peternak ketoprak, selain itu beliau juga banyak berperan dalam perkembangan kethoprak dengan sahabatnya Purwadmadi (budayawan) yang juga sudah berpulang, dua sosok ini yang dulu di Tim Pengembangan Kethoprak DIY" kata Dian Lakshmi Pratiwi. Tujuan mengangkat kembali karya-karya para Maestro, mempersembahkan kepada masyarakat untuk menghidupkan kembali semangat dan menghargai karya-karya yang beliau ciptakan. Bondan Nusantara lahir di Bantul, DIY pada tanggal 06, Oktober 1952. Ia terkenal sebagai salah satu tokoh senior yang bergelar maestro seni pertunjukan tradisional kethoprak di Yogyakarta. Awal mula Bondan terjun dalam dunia kesenian yaitu bergabungnya dengan grup seni pertunjukan tradisional kethoprak bernama “Dahono Mataram” pada era 70-an. Saat bermain kethoprak untuk pertama kalinya, ternyata Bondan baru lulus pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bakatnya bermain kethoprak ternyata ia peroleh dari darah kedua orang tuanya yang saat itu juga adalah pensiunan pemain kethoprak legendaris di Yogyakarta. Adapun kedua orang tua Bondan bernama Suyatin dan Kadariah. Bersemangatnya dalam mempertahankan ketoprak salah satunya karena peninggalan dari kedua orang tua. Hal ini ia buktikan dari prestasi yang banyak diperolehnya dalam perlombaan kethoprak. Selain bermain ketoprak, ternyata Bondan Nusantara juga merupakan penulis sekaligus sutradara produktif untuk seni ketoprak di TVRI era tahun 1980-1990- an di Yogyakarta. Sejarah Ketoprak Seni pertunjukan tradisional ketoprak lahir dari ekspresi masyarakat agraris pada era kerajaan Mataram sekitar tahun 1755. Sementara Handung Kus Sudayarsana dalam bukunya berjudul “Kethoprak” (1989:9), mengungkapkan bahwa sejarah ketoprak lahir pertama kalinya di Surakarta, Jawa Tengah. Namun tumbuh dan berkembang di Yogyakarta pada tahun 1930-an.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta