Wujud Rasa Syukur, Empat Padukuhan Ngeposari, Gunungkidul

by ifid|| 24 Juni 2024 || || 50 kali

...

Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan yang memiliki nilai-nilai filosofis tersendiri yang dapat dijadikan pedoman masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Misalnya kota Yogyakarta yang menyimpan sejuta rahasia karena masyarakatnya masih melestarikan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang. Kebudayaan di Yogyakarta masih kental dan menjadi salah satu objek wisata bagi para pelancong. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan adalah Merti Desa yang berasal dari Gunungkidul. Tradisi Merti Desa sudah ada sejak zaman dulu dan masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi Merti Desa memiliki nilai-nilai budi pekerti yang digunakan sebagai pedoman masyarakat Gunungkidul dalam menjalankan kehidupan. Merti Desa merupakan tradisi upacara ritual dalam bentuk ucapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan juga limpahan berkah dan rezeki. Bentuk ucapan rasa syukur tersebut berwujud dengan adanya gunungan yang berisi berbagai macam hasil bumi. Tradisi tersebut dilaksanakan setiap satu tahun sekali, masyarakat desa sangat antusias dan menyambut hangat acara tersebut. Seperti halnya yang dilakukan di empat padukuhan Kalurahan Ngeposari, Semanu, Gunungkidul, Senin, (24/6), Bersih Dusun Catur Manunggal dengan Tema “Gumregut Nyawiji Tumuju Lestari” empat padukukan yaitu Ngaglik, mojo, Semulur Lor, dan Sumulur Kidul, nyengkuyung mengadakan Merti Dusun dengan menggunakan dana gotong royong padukuhan. Kegiatan Merti Dusun ini dimulai dengan kirab empat padukuhan dengan bermacam-macam budaya dari masing-masing padukuhan, mereka menampilkan ekspresi budaya yang menjadi khas di padukuhannya. setelah kirib selesai dilanjutkan dengan umbul doa dari sesepuh empat padukuhan, Lurah Ngeposari dan tamu undangan. Dinas Kebudayaan DIY yang diwakili oleh Kepala Seksi Lembaga Budaya, Endang Widuri, dalam sambutannya berharap, kegiatan merti dusun ini bisa meningkatkan kebanggaan masyarakat terhadap budayanya sendiri, semoga kegiatan ini bisa terus diadakan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta