by ifid|| 29 Juni 2024 || || 78 kali
Tahun ini ARTJOG terselenggara hingga 1 September 2024 di Jogja National Museum, Yogyakarta dengan menghadirkan 84 seniman dewasa, remaja, dan anak-anak. Acara diawali dengan pratinjau khusus untuk tamu undangan dan rekan media di siang hari, lalu dilanjutkan dengan acara pembukaan pada sore harinya yang juga dihadiri oleh pejabat pemerintah pusat dan daerah, seniman partisipan, dan segenap pendukung dari berbagai sektor. Acara pembukaan dimulai dengan sambutan oleh Direktur ARTJOG, Heri Pemad, dilanjutkan sambutan oleh kurator tamu Hendro Wiyanto. Terdapat juga orasi kebudayaan oleh Rama Sindhunata, lalu ditutup dengan sambutan dan seremoni pembukaan oleh pendiri Tumurun Museum, Solo Iwan Lukminto. Turut menampilkan juga pertunjukan tari oleh Rianto dan Septina Layan dengan iringan komposisi musik oleh Ari Wulu pada sore hari, kemudian pertunjukkan kolaborasi antara Septina Layan dan Rani Jambak pada malam harinya di Panggung ARTJOG. Di dalam orasi kebudayaannya, Rama Sindhunata menggambarkan tantangan kesenian di masa mendatang dalam menghadapi dunia di tengah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) sebagai upaya untuk merespon tema Ramalan. Rama Sindhunata menjelaskan “...Teknologi bagaimana pun adalah mesin, yang daya jangkauannya dan kemampuannya terbatas. Maukah seni direnggut ketakterbatasan nya dan menundukkan diri pada yang terbatas itu? Itulah tantangan yang harus dijawab oleh seni itu sendiri. Apa-apa bergantung mesin teknologi modernnya, jika akhirnya ia mengambil langkah keputusan, belum tentu ia melangkah berdasarkan otonominya. Seni kiranya perlu menabrak barikade itu dan mengembalikan manusia pada otonominya. Itulah tantangan seni berhadapan dengan AI di zaman ini.” Selain itu ARTJOG membuka ruang akses dan kesempatan bagi seniman muda peserta terbaik yang berusia di bawah 35 tahun melalui program Young Artist Award (YAA). Program ini hadir sebagai wujud penghargaan dan apresiasi atas kiprah mereka dalam berkarya. YAA merupakan upaya ARTJOG menggali potensi seniman muda, serta memperluas jaringan dan lintasan karir mereka dalam berkesenian. Tahun ini program YAA kembali hadir atas dukungan dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) Provinsi DIY. Tim juri yang terdiri dari seniman Santi Ariestyowati dan Handiwirman Saputra bersama dengan tim kurator ARTJOG - Motif: Ramalan telah memilih tiga dari 14 seniman muda peserta ARTJOG. Seniman muda penerima penghargaan tahun ini adalah Alisa Chuncue (Bangkok) dengan karya The Resonance Project, Dede Cipon (Yogyakarta) dengan karya Sakan Ad Nraekthisana: The Rise & Fall Of Nraekthi Civilization, dan Jay Afrisando (California) dengan karya Aural Architecture. Selanjutnya, Iwan Lukminto, pendiri Museum Tumurun Solo, menegaskan peran museum sebagai upaya untuk mendukung seniman-seniman Indonesia. Beliau menuturkan, “Alasan kenapa kami membangun Tumurun (Museum), ekosistem di seni rupa, khususnya di bidang museum itu, masih sangat kurang. Tumurun dibuka di 2018 tentunya masih sangat banyak sekali kekurangan, namun itu yang menjadi semangat kami untuk terus bisa menjadi museum yang berfokus mempromosikan seni rupa Indonesia. Saya harapkan ARTJOG 2024 ini dapat memberikan inspirasi bagi bapak ibu sekalian dan saudara, seperti sedia kalanya ARTJOG memberikan inspirasi saya dalam membangun Tumurun Museum” Acara diakhiri dengan pembukaan secara resmi oleh Iwan Lukminto, yang berlangsung dengan pemberian cinderamata oleh Heri Pemad, berupa salah satu karya seniman komisi Agus Suwage dan Titarubi. Di dalam seremoni tersebut, Heri Pemad menyampaikan bahwa pemberian cinderamata yang simbolis ini menandai semangat yang diberikan kepada Iwan Lukminto untuk selalu memberikan wadah kepada seniman-seniman Indonesia melalui Museum Tumurun
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...