by ifid|| 07 Juli 2024 || || 90 kali
Pameran Fotografi Lomba Foto Rana Budaya #2: Jalan-Jalan Kalcer telah resmi dibuka kemarin, tanggal 3 - 14 Juli 2024, di Taman Budaya Yogyakarta. Acara ini merupakan kelanjutan dari suksesnya pameran sebelumnya pada tahun 2023 yang mengusung tema Culture Exploration. Sebagai salah satu pusat kebudayaan yang berpengaruh di Daerah Istimewa Yogyakarta, Taman Budaya kembali menjadi tuan rumah untuk memperlihatkan dan merayakan kekayaan seni budaya melalui lensa-lensa fotografi yang menawan. Dian Laksmi Pratiwi, S.S, M.A, selaku kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, juga memberikan apresiasi yang tinggi terhadap peran penting acara ini dalam mendukung pendidikan dan apresiasi terhadap keberagaman budaya lokal. Pameran ini tidak hanya sekedar kompetisi fotografi, tetapi juga sebagai wadah untuk mempertahankan dan mengembangkan identitas budaya yang kaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sesuai dengan tema yang diusung Jalan-jalan kalcer, menggali estetika visual dan makna kehidupan dari berbagai budaya melalui fotografi. Sementara itu Dra. Purwiati, Kepala Taman Budaya Yogyakarta, mengungkapkan kebanggaannya atas antusiasme tinggi yang ditunjukkan oleh peserta dan pengunjung acara. Tahun ini, jumlah peserta Lomba Rana Budaya #2 mengalami lonjakan signifikan, dengan lebih dari 500 karya yang dikirimkan oleh lebih dari 200 fotografer terdaftar. Dari sekian banyaknya karya yang masuk, 150 karya terbaik telah dipilih untuk dipamerkan, masing-masing mengangkat empat tema menarik: kesenian lokal, heritage Yogyakarta, interaksi sosial, serta kuliner dan kerajinan khas. Pemenang-pemenang lomba, seperti Arief Budi Kusuma, Ulul Azmi, dan Nico D Cornelius, telah diumumkan setelah melewati seleksi ketat oleh juri-juri terkemuka seperti Aji Susanto Anom, Dwi Oblo, dan Rafiq Sulaiman. Karya-karya mereka tidak hanya menerima penghargaan, tetapi juga memperkaya kurasi pameran dengan penggambaran yang mendalam terhadap tema-tema yang diusung. Selain sebagai pameran, Rana Budaya #2 juga menawarkan serangkaian program pendukung yang dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat, seperti Screening Film, Diskusi, Street Photo & Model Photo Hunting, dan Lokakarya Cetak Foto Analog. Program-program ini diharapkan dapat lebih mendekatkan masyarakat dengan seni fotografi serta menginspirasi generasi mendatang untuk lebih mengapresiasi keindahan budaya melalui media visual. Dengan kesuksesan pembukaan yang telah berlangsung, Rana Budaya #2 kini menjadi sorotan utama sebagai salah satu ajang budaya tahunan yang tidak boleh dilewatkan di Yogyakarta. Pameran ini tidak hanya memperkuat posisi Taman Budaya Yogyakarta sebagai pusat kegiatan seni dan budaya yang tak tertandingi, tetapi juga sebagai momentum penting dalam mempromosikan keindahan dan keberagaman budaya Indonesia kepada dunia.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...