by ifid|| 18 Juli 2024 || || 186 kali
Satu lagi bangunan bersejarah di kawasan cagar budaya Kerto Pleret di ekskavasi oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan tersebut merupakan Pabrik Gula Kedaton-Pleret yang telah dibangun oleh Belanda sejak tahun 1862 dan mengalami keruntuhan pada tahun 1937. Keberadaan pabrik ini tepatnya berada di Lapangan Sultan Agung, Pleret, Bantul yang dulunya juga merupakan wilayah milik Kerajaan Mataram Islam. Kini, bekerjasama dengan Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, proses ekskavasi ini dilaksanakan untuk upaya mengumpulkan data-data terbaru yang akan melengkapi kepingan sejarah terkait Mataram Islam dan tentu juga kawasan cagar budaya Kerto Pleret. Dwi Pradnyawan, Tenaga Ahli dari Departemen Arkeologi, UGM yang bertugas mendampingi seluruh proses menyampaikan bahwa ekskavasi telah dimulai sejak akhir juni dan diperkirakan akan selesai selama 20 hari kerja dimana saat ini sudah mencapai tahap akhir. Setelah proses selesai nanti area-area bekas penggalian akan kembali ditutup untuk alasan keamanan, lalu sebagai penanda bahwa terdapat sebuah bangunan bersejarah di wilayah tersebut, narasi penjelasan mengenai lokasi Pabrik Gula Kedaton akan dipasang di sana. Dalam kunjungannya, Kamis, (18/07/2024) Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi S.S., M.A., mengungkapkan bahwa Pabrik Gula Kedaton ini merupakan satu dari sekitar 17 pabrik gula di seluruh DIY yang memang pada saat itu industri ini berada dalam masa jaya dibawah kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Disampaikan pula jika ternyata selain penemuan berupa bagian-bagian pendukung mesin-mesin pabrik gula ada juga temuan lepas berupa koin-koin Belanda, bagian dari peralatan-peralatan pabrik, juga ada benda seperti pecahan lampu yang juga berasal dari Belanda. Nantinya, setelah ekskavasi selesai dan data mengenai cagar budaya berupa bekas pabrik gula ini tersusun, diharapkan ini akan bisa dimanfaatkan dari sisi ilmu pengetahuan dan juga pemanfaatan bagi masyarakat sekitar dan seluruh DIY. Selain melihat proses ekskavasi, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi S.S., M.A. bersama dengan Sekretaris Dinas Kebudayaan, Cahyo Widayat, S.H mengunjungi situs-situs yang ada di wilayah Pleret, Bantul. Situs yang dikunjungi yaitu Situs Kerto Pleret, Situs Masjid Kauman, dan Situs Kedaton Pleret. Kepala Seksi Pemeliharaan Warisan Budaya Benda, Marendra Mikaton, S.T. menjelaskan berbagai hal terkait situs-situs yang telah terbangun. Selama kunjungan ada berbagai diskusi mengenai apa-apa saja yang dapat diperbaiki dan dikembangkan kedepannya. Selain itu, beberapa situs yang dikunjungi juga akan dipertimbangkan untuk dipilih menjadi tempat pelaksanaan FKY tahun ini. (rachna/fit)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...