by ifid|| 22 Juli 2024 || || 127 kali
Peringatan Jogja Kembali yang dikemas dalam sebuah pementasan Dagelan ditampilkan di Pendopo Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (21/07/2024). Kegiatan peringatan hari besar Jogja seringkali hanya ditujukan untuk audiens masyarakat, kali ini peringatan Jogja Kembali juga diadakan untuk para pegawai Dinas Kebudayaan. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi S.S., M.A., dalam sambutanya menyampaikan jika agenda ini menjadi bagian dari pembinaan untuk memastikan para pegawai memahami dan memaknai satu dari empat hari bersejarah yang wajib diketahui, Peristiwa Jogja Kembali. Khusus di hari tersebut, kegiatan dengan pihak luar dinas tetap wajib dilaksanakan dan dihadiri. Namun, khusus untuk yang tetap berada di Dinas Kebudayaan, para pegawai diminta hadir ke pendopo, menghentikan sejenak pekerjaan mereka untuk menikmati suguhan hiburan juga berkumpul bersama rekan kerja lainnya. Dalam penyampaian pembukanya, Dian juga mengingatkan bahwa peringatan peristiwa-peristiwa perjuangan seperti Jogja Kembali ini harus menjadi pembelajaran untuk bisa menguatkan integritas dalam menjalani pekerjaan, tak lupa juga kolaborasi atau kerjasama antar insan-insan budaya terutama yang ada di dinas. Harapan bahwa acara ini akan memperkuat kebersamaan antara seluruh pegawai di Dinas Kebudayaan juga tersampaikan. Acara ini dimulai pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 11.00 WIB, dimana selama kurang lebih dua jam tersebut para pemeran pertunjukan Dagelan, Susilo Nugroho (Den Baguse Ngarso), Marwoto, Rini Widyastuti, Aldo Iwak Kebo, Dina Trinil, Hargi Sundari dan Ciblex Vertigo, memberikan penampilan Dagelan berjudul “Omah Gandeng”. Menggambarkan sebuah kisah antar tetangga dan bagaimana mereka merancang rencana untuk mempersatukan anak-anak mereka, namun kemudian menghadapi masalah bahwa rencana mereka tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah komunikasi dan pemahaman yang baik dalam mengerjakan suatu hal. Pada bagian akhir fragmen, terdapat juga dialog membahas mengenai esensi dari kegiatan peringatan untuk peristiwa bersejarah dimana Tulis Semero dan Anang Batas menjadi dua narasumber dalam perbincangan singkat tersebut. Topik mengenai seberapa penting peristiwa-peristiwa bersejarah ini diperingati dan apa sebenarnya yang ingin dicapai melalui peringatan ini terbahas. Anang Batas mengungkapkan jika kegiatan-kegiatan dalam rangka memperingati hari bersejarah ini seharusnya bukan hanya ditujukan untuk mengingat kembali terjadinya suatu peristiwa masa lampau, tetapi juga bagaimana kemudian dapat merefleksikan nilai-nilai pentingnya pada diri sendiri. (rachma/fit)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...