by admin|| 31 Oktober 2016 || 32.119 kali
NADA gamelan tidak hanya bias dikeluarkan dari perangkat gamelan. Tapi juga bias memanfaatkan peralatan elektronik yang lebih modern untuk menghasilkan karya gamelan. Setidaknya hal tersebut yang diperlihatkan 11 kelompok karawitan yang berlaga dalam ‘MacapArt, Lomba Aransemen Kontemporer Tembang Macapat’ yang digelar Muda Bisa Foundation (MBF) didukung SKH Kedaulatan Rakyat di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY, Minggu (30/10/2016).
“Lomba ini dibagi dalam tiga kategori, karawitan, paduan suara dan akustik,” tutur Direktur MBF Yuliana Puspitasari dijumpai KRjogja.com sela kegiatan.
Menurut Yuliana, seluruh peserta mampu mengapresiasi tembang macapat dengan aransemen yang lebih kekinian. Namun demikian tidak menghilangkan esensi pesan dalam tembang-tembang macapat, seperti mijil, kinanti, sinom dan lainnya.
“Dengan kegiatan ini harapannya generasi muda menyukai tembang macapat sebagai salah satu budaya asli Yogyakarta. Karya yang dihasilkan tentu akan lebih menarik minat generasi muda karena tidak lagi terkesan kuno,” lanjutnya.
Ditambahkan, kegiatan ini wujud kontribusi nyata MBF pada kelestarian budaya Jawa. Rangkaian kegiatan yang mengakomodir kemampuan siswa/siswi tingkat SMA/SMK ini didahului dengan pelatihan selama dua pecan dari alumnus ISI Yogyakarta. Dalam perlombaan, kreativitas, kostum, harmonisasi dan vocal menjadi pokok penjurian. (R-7)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...