Kemah Budaya-Bukan Jawanisasi

by ifid|| 25 Juli 2024 || || 172 kali

...

Kebudayaan yang maju merupakan syarat bagi Indonesia untuk melaksanakan misi bangsa. Maka dari itu, pemajuan kebudayaan harus dilakukan secara terencana dan visioner. Kebudayaan yang maju bukan hanya memperkaya khazanah seni dan tradisi, tapi juga mencerdaskan generasi Indonesia sehingga kita menjadi bangsa yang kokoh, arif, dan memiliki daya saing yang tinggi. Pelestarian dan pengembangan kebudayaan menjadi tanggung jawab bersama, baik pelaku kebudayaan, masyarakat, serta lembaga pemerintah yang menangani pengembangan kebudayaan. Karena Kebudayaan yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa harus terus dipelihara, dibina, dan dikembangkan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan memperkuat jati diri bangsa. Dinas Kebudayaan DIY, melaksanakan kegiatan kemah budaya selendang sutera 2024 di Kalurahan Budaya Bendung, Semin Gunung Kidul, pada tanggal 25-26 Juli 2024, Agenda ini menjadi perwujudan dari tanggung jawab bersama baik pihak pelaku kebudayaan, masyarakat, serta lembaga pemerintahan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan. Komitmen Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menjalin kerukunan dan persaudaraan antar Ikatan Pelajar dan Mahasiswa (IKPM) di daerah Istimewa Yogyakarta pun tercermin dalam pelaksanaan kegiatan Kemah Budaya ini. Kepala Bidang Altas Y Eni Rahayu, dalam menyampaikan sambutan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, menyampaikan harapan agar Kemah Budaya 2024 ini dapat menjadi upaya pengembangan dan implementasi ide inovasi kaum muda demi pemajuan kebudayaan. Selain itu, tentu harapan akan peningkatan kesadaran atas budaya daerah sendiri pun daerah lain beserta penghayatan makna keanekaragaman budaya tersebut dapat menumbuhkan komitmen mereka untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya daerah sebagai akar budaya nasional. Sebelum pembukaan dan pelaksanaan kegiatan di Bendung, Semin, Gunungkidul, seluruh peserta dan panitia berkumpul di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY, kemudian menuju ke lokasi Kemah Budaya secara bersamaan. Pada hari pertama ini, melanjutkan sesi pembukaan, para peserta kemudian akan mengikuti pembelajaran Tari Jathilan, Reog, dan tayub, juga Karawitan dan Kesenian Tretek di malam harinya. Hari kedua, Jumat, 26 Juli 2024, peserta melanjutkan kegiatan berupa Workshop mengenai Wawasan Kebangsaan, kesehatan Jiwa, dan Pengembangan Desa Budaya. Selain itu, ada pula kegiatan belajar terkait peternakan dan pertanian yang dilanjut pembelajaran kesenian lokal yang ada di Kalurahan Bendung, Seperti tari Tayub, Karawitan dan Jathilan. Untuk Hari Kedua Kegiatan Kemah Budaya lebih ke penerapan hasil workshop peserta dalam belajar kesenian lokal, Hasil latihan kesenian yang dijalani peserta tersebut kemudian akan ditampilkan oleh mereka pada sesi pentas seni dan api unggun bersama di lapangan Kalurahan Bendung. Hari terakhir, sabtu, 27 Juli 2024, terdapat pelatihan olahraga panahan tradisional atau jemparingan dan setelah latihan itu akan ada perlombaan jemparingan juga bagi para peserta. Tujuan dari Lomba Jemparingan ini adalah untuk memperkenalkan kepada peserta kemah budaya tentang jemparingan dan makna dari melestarikan budaya mataram. Sebelum Kegiatan Kemah Budaya ditutup, peserta melakukan agenda panen raya dengan bermacam-macam sayuran dan buah-buahan yang sudah siap dipanen, kegiatan panen raya ini peserta diajak untuk memetik langsung hasil bumi milik warga yang sudah siap panen, seperti terong, kacang panjang, cabe, ketimun, dan buah pepaya. Setelah kegiatan panen raya, peserta kembali ke Kaluragan untuk melakukan agenda penutupan Kemah Budaya yang akan dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A. Dalam Penutupan Kemah Budaya ada tali asih untuk Kalurahan Bendung, yang sudah berkomitmen untuk ikut menyukseskan Kegiatan Kemah Budaya, dan memberikan pelayan terbaik selama Kegiatan Berlangsung. Sementara itu dalam Sambutan Penutupan Kegiatan Kemah Budaya Dian, menyampaikan Selendang sutra ini dengan kemah budaya bukan jawanisasi, tetapi dengan kemah budaya peserta dapat satu pengalaman tentang Budaya Jawa, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. “Tetapi dengan budaya dan etnis, kemudian tiga hari yang berharga ini bisa ditularkan juga ke teman-teman kalian bagaimana cara hidup secara lebih mudah dan menyenangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta, ingat-ingatlah dengan nilai-nilai apa yang sudah di dapat dalam kemah budaya ini, intinya kalau wong jowo kudu iso nguwongke, kita harus bisa memanusiakan manusia,” pungkas Dian Kemah Budaya ini merupakan serangkaian Kegiatan Selendang Sutera, yang nantinya akan ada pertunjukan kesenian dari masing- masing daerah yang ditampilkan dalam Kegiatan Selendang Sutera 2024.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta