by ifid|| 05 Agustus 2024 || || 161 kali
Upaya untuk terus mengembangkan potensi Desa/Kalurahan Budaya di seluruh kota/kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Bidang ATLAS, Seksi Lembaga Budaya, dengan adanya Workshop Peningkatan Wawasan dan Keterampilan Teknis Pendamping Budaya. Seluruh pendamping desa budaya dari seluruh provinsi hadir di Hotel The Malioboro pada tanggal 31 Juli hingga 1 Agustus 2024 untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut untuk bisa kemudian diterapkan pada desa budaya yang mereka dampingi. Kepala Bidang Adat dan Tradisi, Lembaga Budaya, dan Seni (ATLAS), Dra. Y. Eni Lestari Rahayu, dalam sambutan dan arahannya mewakili Kepala Dinas Kebudayaan mengatakan bahwa workshop ini nantinya akan mengarahkan fokus pada persiapan gelar potensi di setiap desa budaya. Gelar potensi desa budaya ini menjadi suatu wadah bagi masyarakat desa budaya untuk bisa menunjukkan potensi budaya yang mereka miliki serta semangat mereka untuk melestarikan dan mengembangkannya. Gelar potensi ini terbagi menjadi dua kategori penjurian yaitu pertunjukan dengan juri Prof. Dr. Kuswarsantyo, M.Hum, Dra. Daruni, M.Hum, juga Drs. Susilo Nugroho. Pertunjukan ini nantinya akan tersaji selama 15 - 20 menit dan diharapkan akan ada variasi penampilan yang lebih beragam daripada yang sudah selalu dilakukan sebelumnya. Kemudian yang kedua adalah kategori kerajinan dan kuliner dimana penjurian akan menjadi tanggung jawab dari Dr. Murti Lestari S.E.,M.Si., dan Sudiyanto. Catatan penting dalam bidang kuliner ini terletak pada kemasan yang digunakan pada produk-produknya, dimana ada peringatan untuk tidak memakai staples atau jika tetap memakai ada kemungkinan untuk nilai akan dikurangi. Dra. Y. Eni Lestari Rahayu, pun mengingatkan agar dalam pelaksanaan gelar potensi ini tidak perlu memaksakan waktu hingga malam hari. “Sudah banyak ilmu yang didapatkan, jadi tunjukkan yang terbaik.” sambungnya yang menunjukkan harapan kepada seluruh pendamping desa budaya. Setelah pembukaan tersebut, kegiatan berlanjut dengan penyampaian materi dari Dr. Kuswarsantyo, M.Hum., Dra. Daruni, M.Hum., dan Sudiyanto. Di hari kedua workshop Peningkatan Wawasan dan Keterampilan Teknis Pendamping Budaya, 1 Agustus 2024 dimana terdapat 3 narasumber lainnya yang menyampaikan materi untuk para peserta workshop. Narasumber pertama yang memberikan materi adalah Aris Eko Nugroho, SP, M.Si., Paniradya Pati Kaistimewaan DIY. Beliau menyampaikan topik utamanya mengenai Desa/Kalurahan Budaya yang menjadi ujung tombak keistimewaan DIY. Oleh sebab itu, keberadaan pendamping budaya ini diharapkan dapat menjadi pihak yang mampu menjembatani pengembangan dan pelestarian kebudayaan di desa-desa budaya terdaftar. Ia juga menuturkan harapan agar desa budaya kedepannya selalu berproses untuk meningkatkan potensi-potensi yang ada pun bisa mengenali lebih banyak potensi yang tersimpan di desa-desa budaya tersebut. Materi berikutnya disampaikan oleh Dr. Murti Lestari S.E., M.Si., dimana bahasan utamanya mengenai bagaimana memajukan Desa/Kalurahan Budaya dengan meningkatkan potensi ekonomi dari kebudayaan yang ada untuk mengembangkan desa-desa budaya tersebut. “Budaya pada dasarnya tidak bertentangan dengan ekonomi, tetapi bisa saling berkaitan dan ini perlu kita cari titik temunya” ucapnya, sebab menurutnya dengan peningkatan ekonomi yang terjadi di pelaku-pelaku seni, maka nantinya besar kemungkinan pelestarian budaya akan semakin mudah sebab orang-orang dengan sendirinya akan memiliki minat pada budaya kembali. Selain itu, ia juga menyampaikan apa saja yang menjadi peran-peran yang perlu dilaksanakan oleh para pendamping budaya, diantaranya adalah mendorong aktivitas budaya menuju aktivitas komersial, mendorong pelaku budaya menjadi profesi, mendorong pelaku budaya untuk memperhatikan kesejahteraan dalam jangka panjang. Narasumber terakhir yang memberikan materi untuk para pendamping desa budaya adalah Drs. Susilo Nugroho. Penyampaian mengenai hal-hal teknis dalam seni pertunjukan beliau jelaskan kepada peserta, utamanya ia menekankan terkait betapa pentingnya penalaran dalam menyiapkan sebuah pertunjukan. Sebuah alur cerita yang mendasari pertunjukan atau juga segala teknis lain harus dapat dipahami dengan baik oleh penonton, sehingga penalaran ketika membangun cerita harus diperhatikan. Sebab yang sering ia jumpai, banyak pertunjukan yang bagus dan menarik namun dalam aspek naskah penceritaan masih kurang sempurna. Masukan mengenai tata panggung dan penempatan area penonton agar mendukung pertunjukan yang dilakukan juga ikut terbahas dalam penyampaiannya. (Rachma/fit)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...