Menciptakan Harmoni dan Keindahan Dalam Keberagaman melalui Gaung Gamelan

by ifid|| 12 Agustus 2024 || || 195 kali

...

Gendhing Gundul-Gundul Pacul menjadi penutup dalam puncak rangkaian acara, sekaligus upacara penutupan Yogyakarta Gamelan Festival ke-29 (YGF29), Gaung Gamelan hadir kembali di Stadion Kridosono, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pertunjukan gamelan yang dimainkan oleh ratusan pemain gamelan secara bersamaan yang tergabung dalam kelompok karawitan dari 14 Desa Budaya binaan Dinas Kebudayaan "Kundha Kabudayan" Daerah Istimewa Yogyakarta Ratusan wiyaga ini berasal dari berbagai wilayah di Yogyakarta dan berbagai komunitas. Terdapat 14 desa budaya binaan Dinas Kebudayaan "Kundha Kabudayan" DIY dan kelompok gamelan komunitas yang ikut meramaikan pagelaran ini. 14 kalurahan itu meliputi: 1. Kalurahan Argodadi, Sedayu, Bantul 2. Kalurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul 3. Kalurahan Parangtritis, Kretek, Bantul 4. Kalurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul 5. Kalurahan Gilangharjo, Pandak, Bantul 6. Kalurahan Petir, Rongkop, Gunungkidul 7. Kalurahan Girisekar, Panggang, Gunungkidul 8. Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman 9. Kalurahan Sidoluhur, Godean, Sleman 10. Kalurahan Widodomartani, Ngemplak, Sleman 11. Kalurahan Sendangmulyo, Minggir, Sleman 12. Kalurahan Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo 13. Kalurahan Kalirejo, Kokap, Kulon Progo 14. Kalurahan Brosot, Lendah, Kulon Progo dan kelompok gamelan komunitas antara lain Kyai Kanjeng, Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya (AKNSB), Gendhing Bahana UAD, SMKI Yogyakarta dan Karawitan Putri Bantul. Gaung Gamelan ini memainkan empat gendhing klasik gaya Yogyakarta yang telah dibagikan sebulan sebelumnya, serta disebarkan melalui berbagai media dengan tujuan agar dapat dipelajari oleh masyarakat luas sebagai pengetahuan atau dapat dipakai untuk berpartisipasi di dalam program ini. Dua lancaran yang dimainkan di awal adalah Lancaran Desa Budaya dan Lancaran Kuwi Apa Kuwi. Selain pertunjukan utama Gaung Gamelan, ada performance dari Saron Groove (Gayam16-Yogyakarta), Drummer Guyub Yogyakarta (Yogyakarta), Anteng Kitiran (Yogyakarta), Sanggar Sritanjung (Banyuwangi). Ishari Sahida/ Ari Wulu Program Director YGF, YGF merupakan festival yang mempertemukan pemain dan pencinta gamelan. Beberapa tahun yang lalu dunia dilanda pandemi, dan di masa-masa itu dunia seakan reset, kembali seperti semula, lalu setelah berhasil “bangkit’ dari masa pandemi yang merupakan masa kegelapan bagi seluruh dunia, tahun ini YGF mengusung tema “Piweling” , YGF bukan sekadar perayaan musik, ini adalah perjalanan kembali ke akar. "Melalui tema “Piweling” kami ingin terhubung kembali dengan asal usul alami kita, menumbuhkan rasa syukur, kebersamaan, dan pertumbuhan. Festival ini berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan, melestarikan warisan kita sambil merangkul kemungkinan-kemungkinan baru," ujar ari YGF ke-29 mengambil tema “Piweling” ini adalah kesadaran untuk selalu mengingat atau mengambil ilmu-ilmu yang sudah diajarkan, untuk mengembangkan kemungkinan baru dalam kebudayaan gamelan tanpa merusak ilmu serta aturan-aturan yang sudah ada. Gaung Gamelan sebagai bentuk kontribusi merayakan gamelan sebagai warisan budaya takbenda yang ditabuh tanpa amplifikasi elektrik. Tahun depan YGF berusia 30 tahun. KPH. Purbodiningrat, selaku penasehat Jogja Festivals menyampaikan “Kami sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar tapi tentu saja hal itu perlu dukungan dari berbagai pihak. Kami harap, kontribusi dari teman-teman," tambahnya. "Kita tidak boleh merasa puas dan berbangga diri, karena kegiatan ini harus selalu bergulir agar gamelan tetap lestari. Kami berharap, Yogyakarta Gamelan Festival yang berlangsung selama satu minggu ini bisa lebih spektakuler," katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi membacakan sambutan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Hamengkubuwono X. “Setiap instrumen yang ada pada gamelan memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan. Kendhang misalnya, berperan sebagai pemimpin yang mengendalikan irama gamelan, memiliki filosofi “ndang”. “Ndang” dalam bahasa Jawa berarti bersegeralah. Kendhang sendiri memiliki filosofi “ndang” sebagai arti agar bersegeralah dalam beribadah kepada sang Maha Pencipta. . Setiap instrumen dalam gamelan dimainkan dengan porsinya masing-masing. Sehingga mampu melahirkan harmonisasi yang indah. Pun dengan keberagaman dan perbedaan yang kita miliki. Tidak perlu sama, namun dengan saling menghargai perbedaan tersebut dapat terwujud kehidupan yang selaras dan harmonis,” Ucap Dian. Seperti yang disampaikan Sang Maestro Gamelan, Sapto Raharjo -Gamelan is a spirit not an object, the instruments are just a the medium. Maka, Yogyakarta Gamelan Festival menjadi salah satu medium untuk kembali memasuki pembelajaran hidup melalui harmoni irama. Semua dilakukan dengan merenungkan makna secara mendalam, sembari menikmati nada yang mengalun dari orkestrasi yang mengiringinya. Sapto Raharjo Sang Maestro Gamelan pernah berkata, -Gamelan is a spirit not an object, the instruments are just the medium. “Untuk itu, mari kita bangun semangat menciptakan harmoni dan keindahan dalam keberagaman melalui kecintaan akan gamelan. Festival ini sebagai bukti komitmen untuk mempertahankan eksistensi gamelan sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) ke-12 oleh UNESCO,” Pungkas Dian dalam membacakan sambutan dari Gumbernur DIY Kemeriahan Gaung Gamelan semakin terasa dengan stan kuliner dan kerajinan di sekitar area pertunjukan. Stand ini menghadirkan aneka camilan, antara lain menu angkringan, kacang rebus, jagung rebus, wedang ronde, sate kere, dan sebagainya. Persembahan Ladrang Piweling dan Gundhul-gundhul Pacul yang dipentaskan oleh delapan belas kelompok karawitan DIY menjadi penutup Gaung Gamelan sekaligus menutup rangkaian acara Yogyakarta Gamelan Festival 29. YGF-29 kali ini digelar selama satu minggu, yaitu 5 Agustus sampai 11 Agustus 2024. Sebelum Gaung Gamelan, ada sederet rangkaian acara festival gamelan internasional ini. Rembug Budaya yang diadakan 6 Agustus 2024 di OKID Cafe, Jl. Panembahan No.1-3, Karaton, Yogyakarta mulai pukul 15.00 WIB - selesai. Program ini berisi tentang pengelolaan arsip musik sebagai upaya mengembangkan semangat-semangat masa lalu sebagai bekal masa depan. Kegiatan Lokakarya yang berlangsung di Pendopo Gayam16 pada 5 - 7 Agustus 2024, dengan tema yang digunakan adalah Sariswara Ki Hadjar Dewantara dalam proses pembelajarannya. Sariswara sengaja dipilih karena merupakan metode yang telah lama dikembangkan dan efektif dalam proses pembelajaran seni, khususnya gamelan. Lokakarya berlangsung pukul 14.00-17.00 WIB setiap harinya. Lokakarya yang dibawakan oleh Listyo Hari Krisnarjo atau yang akrab disapa dengan Cak Lis sebagai pengelola laboratorium Sariswara dan Taman Kesenian Taman Siswa, didampingi pula oleh Hapsari Satya Lestari yang akrab disapa dengan Bu Sari. Lokakarya hari pertama lebih menjelaskan apa itu metode sariswara dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta dalam pendidikan. Konser Gamelan "Piweling", digelar pada Kamis - Sabtu, 8 - 10 Agustus 2024 di Plaza Ngasem. Konser pertunjukan gamelan yang akan menampilkan kelompok gamelan dari kategori anak-anak / pelajar, kategori kreasi baru / kontemporer, kategori internasional, dan kategori klasik / tradisi. Tiap kategori ini akan dihadirkan selama 3 hari berturut-turut, sekitar pukul 19.00 WIB - selesai di Plaza Pasar Ngasem, Yogyakarta. Tahun ini selain dari Indonesia, juga akan tampil seniman gamelan dari Prancis dan Kanada, antara lain : 1. Kanasia (Kolaborasi Rekanan Musisi Kanada dan Indonesia) - Canada & Indonesia 2. Gamelan Kotekan - France 3. Sanggar Kawindra (anak) - Kediri 4. Harry Roesli Music School - Bandung 5. Rebanana - Banyuwangi Gaung Gamelan adalah puncak acara YGF29 menampilan konser serta closing ceremony yang berangsung di Stadion Kridosono Yogykarta pada 11 Agustus 2024 mulai pukul 19.00 sampai 22.00 WIB.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta