Makin Tersisih, Tampah Jadi Alternatif Medium Lukis

by admin|| 31 Oktober 2016 || 31.249 kali

...

BOYOLALI (KRjogja.com) – Berawal dari keprihatianan melihat makin jarangnya tampah yang makin tergusur oleh bahan lain semisal plastik dan logam, seorang pelukis di Desa Bade, Kecamatan Klego, Ki Djoko Sutedjo, menggunakan perabot rumah tangga tradisional yang terbuat dari anyaman bambu, sebagai media untuk melukis.

Perihal penggunaan tampah sebagai media lukis, Ki Djoko mengatakan jika penggunaan media tersebut untuk menambah nilai dan kegunaan tampah yang biasanya hanya digunakan untuk membantu proses masak – memasak di dapur saja. Eman-eman melihat kondisi tersebut, ia pun mencoba bereksperimen menggunakan tampah sebagai media alternatif untuk melukis.  

Tekstur tampah yang terbuat dari bambu yang berserat ternyata sangat cocok sebagai salah satu media lukis. Terlebih bentuk tampah yang melingkar dengan berbagai corak anyaman menambah nilai artistik dari lukisan itu sendiri. Baginya, tampah tak sekedar perabot rumah tangga, tapi sebuah karya seni.

“Syukur-syukur sekalian mensosialisasikan tampah agar banyak dipakai kembali oleh masyarakat. Sebab penggunaan tampah saat ini makin tergusur oleh perabot berbahan plastik atau logam karena memang lebih awet,” kata Djoko, Minggu (30/10/2016).

Selain sebagai upaya mempertahankan eksistensi tampah, media tersebuit dipilih juga karena ramah lingkungan dan tentunya lebih murah dari kanvas. Tampah juga mudah ditemukan di banyak pasar-pasar tradsional. Dengan sedikit imajinasi, tak hanya untuk media lukis, sambung Ki djoko, tampah bisa diubah menjadi hasil seni yang mempunyai nilai artistik tinggi.   

Satu hal yang unik, dalam 30 tahun kterakhir hidupnya yang didedikasiakn dalam dunia lukis, Djoko konsisten hanya melukis tokoh-tokoh pewayangan saja, terutama tokoh semar. Dalam tiga dekade tersebut, ribuan karya telah dihasilkan. Ia juga pernah mendapat rekor MURI saat melukis lukisan semar terkecil serta lukisan wajah semar terbanyak.

Di masa senjanya saat ini, pria kelahiran 1953 tersebut sejak beberapa bulan pulang ke tanah kelahirannya dan membuka sanggar lukis dan menyalurkan bakatnya kepada anak-anak sekitar rumahnya. (R-11)

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta