by admin|| 31 Oktober 2016 || 31.573 kali
BOYOLALI (KRjogja.com) – Berawal dari keprihatianan melihat makin jarangnya tampah yang makin tergusur oleh bahan lain semisal plastik dan logam, seorang pelukis di Desa Bade, Kecamatan Klego, Ki Djoko Sutedjo, menggunakan perabot rumah tangga tradisional yang terbuat dari anyaman bambu, sebagai media untuk melukis.
Perihal penggunaan tampah sebagai media lukis, Ki Djoko mengatakan jika penggunaan media tersebut untuk menambah nilai dan kegunaan tampah yang biasanya hanya digunakan untuk membantu proses masak – memasak di dapur saja. Eman-eman melihat kondisi tersebut, ia pun mencoba bereksperimen menggunakan tampah sebagai media alternatif untuk melukis.
Tekstur tampah yang terbuat dari bambu yang berserat ternyata sangat cocok sebagai salah satu media lukis. Terlebih bentuk tampah yang melingkar dengan berbagai corak anyaman menambah nilai artistik dari lukisan itu sendiri. Baginya, tampah tak sekedar perabot rumah tangga, tapi sebuah karya seni.
“Syukur-syukur sekalian mensosialisasikan tampah agar banyak dipakai kembali oleh masyarakat. Sebab penggunaan tampah saat ini makin tergusur oleh perabot berbahan plastik atau logam karena memang lebih awet,” kata Djoko, Minggu (30/10/2016).
Selain sebagai upaya mempertahankan eksistensi tampah, media tersebuit dipilih juga karena ramah lingkungan dan tentunya lebih murah dari kanvas. Tampah juga mudah ditemukan di banyak pasar-pasar tradsional. Dengan sedikit imajinasi, tak hanya untuk media lukis, sambung Ki djoko, tampah bisa diubah menjadi hasil seni yang mempunyai nilai artistik tinggi.
Satu hal yang unik, dalam 30 tahun kterakhir hidupnya yang didedikasiakn dalam dunia lukis, Djoko konsisten hanya melukis tokoh-tokoh pewayangan saja, terutama tokoh semar. Dalam tiga dekade tersebut, ribuan karya telah dihasilkan. Ia juga pernah mendapat rekor MURI saat melukis lukisan semar terkecil serta lukisan wajah semar terbanyak.
Di masa senjanya saat ini, pria kelahiran 1953 tersebut sejak beberapa bulan pulang ke tanah kelahirannya dan membuka sanggar lukis dan menyalurkan bakatnya kepada anak-anak sekitar rumahnya. (R-11)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...