GPFest Kabupaten Sleman Menciptakan dampak positif di masyarakat

by ifid|| 22 Agustus 2024 || || 300 kali

...

Dinas Kebudayaan (Kundha Kaudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui Seksi Lembaga Budaya, pada tanggal 21 hingga 22 Agustus 2024, telah dilaksanakan kegiatan GP FEST 2024 di Lapangan Wunguadi Mejing Kidul Ambarketawang, Gamping, Sleman, dengan tema “GUNO RINEKSA MRIH RAHARJANING BUDAYA”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan didanai oleh Dana Keistimewaan DIY. Acara ini berlangsung selama dua hari dan dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat, seniman, budayawan, penjabat pemerintah daerah serta dihadiri oleh 24 kelurahan yang masing- masing menampilkan pertunjukan kebudayaan tradisional, dengan 12 kelurahan tampil pada tanggal 21 Agustus dan 12 kelurahan lainnya pada tanggal 22 Agustus 2024.

Acara dimulai pada  Rabu, 21 Agustus 2024 pukul 15.15 WIB dengan pembukaan resmi yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Ibu Dian Lakshmi Pratiwi, SS. M.A. Dalam sambutannya, beliau mengatakan “mengapa ini menjadi satu bagian yang perlu kita kembangkan dengan inovasi dan kreasinya karena ini membuat kita semakin mengeratkan masyarakat untuk mampu mengapresiasi gelar potensi kalurahan budaya dimasing – masing wilayah dengan konsep berfestival (berfestival itu bergembira atau perayaan jadi pada dua hari ini kita ramaikan bersama mari kita apresiasi bersama pada unggulan unggulan yang udah dipilih dan dipilah pada masing masing kalurahan budaya dibantu oleh pendamping kalurahan budaya, bapak ibu pengurus pengelola kalurahan budaya kabupaten sleman, untuk bisa menampilkan yang terbaik. Dan apa yang kita lakukan ini sebenarnya adalah muara dari tahapan – tahapan kegiataan, pembinaan yang kita siapkan, fasilitas yang kita berikan untuk setiap kalurahan budaya bisa berproses menuju pada tujuan – tujuan kesejahteraan)”. Pembukaan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari 24 kalurahan yang akan berpartisipasi dalam festival ini.

Sembelunya Kepala Bidang ATLAS Dra Y Eni Lestari Rahayu mengatakan “gelar potensi kalurahan budaya merupakan ekspresibudaya unggulan dari 100 kalurahan budaya sesuai dengan keputusan gubernur nomer 454/KEP/2023 yang persebarannya di DIY. KAB bantul terdapat 24 kalurahan, kab gunung kidul 24 kalurahan, kab sleman 24 kalurahan, kab kulon progo 21 kalurahan dan kota jogja 7 kalurahan. bersama ini kami laporkan sebagai berikut:

  1. maksud dan tujuan gelar potensi kalurahan budaya adalah melindungi potensi di kalurahan budaya dalam ekspresi, kreatif, inovatif dengan tidak menggubah nilai nilai essensialnya serta sebagai sarana evaluasi pembinaan dan pengembangan kalurahan dari sisi manajemen pengelolaan organisasi, kualitas pelaku seni, serta kualitas produk budaya didalam kelurahan tersebut dengan harapan dapat memberikan kontribusi kesejahteraan hidup masyarakat. gelar potensi kalurahan budayajuga sebagai ajang mempromosikan dan mrngukur tingkat kemajuan kelurahan yang diwujudkan dalam pagelaran seni  dan pameran produk unggulan.
  2.  tema gelar potensi kalurahan budaya 2024 ““GUNO RINEKSA MRIH RAHARJANING BUDAYA” dengan maksud memberi harmoni antara keselmatan kehidupan untuk mendukung pelestarian budaya dalam komunitas masyarakat. didukung oleh 31 pelaku seni dan 2 orang penjaga stand dari masing masing kalurahan dengan durasi 15-20 menit.kegiatan ini didanai dengan anggaran  dana keistimewaan dinas kebudayaan tahun anggaran 2024. 
  3. waktu dan tempat gelar potensi kalurahan budaya 
  1. kab bantul dan kota jogja 19-20 august 2024 di lapangan kedungbule trimurti sarandakan bantul 
  2. kab sleman 21-22 agustus 2024 di gunung gamping ambarketawang sleman 
  3. kab gunung kidul 23-24 agustus 2024 di lapangsn kelurahan logandeng gunung kidul 
  4. kab kulon progo sekaligus penutupan 26-27 agustus 2024 pagerharjo samigaluh kulon progo.
  1. tim juri terdiri dari lima orang dengan latar belakang yaitu,  
  1. Prof.Dr. Kus Warsantyo, M.Hum dari Universitas Negri Yogyakarta (UNY), 
  2. Dra. Daruni, M.Hum dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, 
  3. seniman dan budaya Drs. Susilo nugroho, 
  4. Dr. murti lestari, S.E.,M.Si dari Tim Akedimisi dan Akreditasi Desa Mandiri Budaya 
  5.  Sudianta selaku praktisi  pariwisata dan UMKM. 
  1. kriteria penilaian meliputi
  1. penilaian pertunjukan 
  • kretifitas dan kontestual, pesan dan sajian yang ditunjukan serta harmoni keutuhan dan keselarasan antar bagian dalam penyajian
  1. penilaian spameran
  • kretifitaas produk
  • kreatifitas stand 
  • penilaian individu penilaian stand, terkait penguasaan produk dan pelayanan serta potensi pasar
  1. penghargaan meliputi kelompok dan perorangaan 
  1. penghargaan kelompok
  • juara 1 piagam dan plakat serta uang pembinaan 15 jt 
  • juara 2 piagam dan plakat serta uang pembinaan 12,5 jt
  • juara 3 piagam dan plakat serta uang pembinaan 10  jt
  • juara harapan piagam dan plakat serta uang pembinaan 7,5 jt
  1. penghargaan pameran 
  • juara 1 piagam dan plakat serta uang pembinaan 10 jt 
  • juara 2 piagam dan plakat serta uang pembinaan 7,5 jt
  • juara 3 piagam dan plakat serta uang pembinaan 5  jt
  • juara harapan piagam dan plakat serta uang pembinaan 2,5 jt
  1. penghargaan perorangaan meliputi
  • sutradara terbaik
  • penatas rias terbaik
  • penata iringan terbaik
  • pemeran putri dan putra  terbaik 

Masing masing akan mendapatkan piagam dan plakat serta uang pembinaan 1,250 jt dan kami akan memilih pendamping putra terbaik dan pendamping putri terbaik akan mendapatkan piagam dan plakat serta uang pembinaan 1,250 jt 

Penghargaan akan kami umumkan dan serahkan pada saat penarikan pendamping di bulan desember 2024 

Berikut  24 kalurahan yang tampil dan stant pameran potensi Desa Budaya yang tampil di GP fest Kabupaten Sleman 2024  diantaranya:

1.KALURAHAN SINDUHARJO, NGAGLIK, SLEMAN

Kalurahan sinduharjo menampilkan kesenian dramatari, berjudul “JAGANTARA” sinopsis yaitu  Desa Sinduharjo merupakan sebuah pengabungan dari 3 kalurahan yaitu Prujakan, Dayu, Gentan. Sinduharjo sendiri merupakan harapan dimana yang di istilahkan sungai/air pembawa kemakmuran. Dengan kondisi alam begitu, ada salah satu tokoh yang selalu ingin membuktikan jati diri di kerumunan dhayang ayu. Karakter yang kuat itulah yang kini menjadi budaya untuk persatuan Kalurahan Sinduharjo. Kyai Janggol ialah sosok yang kuat dan sakti yang mempunyai peliharaan berupa bulus dan pelus. 

Beberapa orang yang terlibat dalam penampilan ini seperti Nurjayanto Prasetyo sebagai pendamping, Tri Joko Saptono sebagai tim monev, Yusti Paradigma Umar sebagai penata iringgan, Anggraini sebagai penata rias, dan Iswadi Handoko sebagai sutradara. serta penampilan ini diperankan oleh Alsa Seva Rovinka sebagai pemeran putri dan Bayu Aji Pradan sebagai pemeran laki-laki.

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga menampilkan potensi produk seperti Kuliner es jadul, aneka jenang jadul, berbagai olahan Desa Prima Sinduharjo, onde-onde mini. potensi produk Kerajinan Kulit, Batik.

2.KALURAHAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN

Kalurahan Wedomartani menampilkan kesenian dramatari, berjudul “SVARGA DWIPANTARA”, diperankan oleh Gatot Satria sebagai pemeran laki-laki.

Penampilan ini bersinopsis yaitu Svarga Dwipantara diambil dari Bahasa Sansekerta. Svarga berarti "Serpihan Surga di Bumi" Dwipantara memiliki makna kepulauan di nusantara yang beragam, atau dapat dimaknai dengan pentingnya menghargai dan menerima keberagaman budaya dan tradisi demi terciptanya keindangan dan kesatuan di kehiduoan bermasyarakat.. Diceritakan bahwa kehidupan masyarakat Padukuhan Krapyak, Wedomartani dapat hidup berdampingan dan saling menghargai antar komunitas yang ada di dalamnya. Komunitas pegiat seni silat dan kesenian lainnya dapat hidup bersinergi dan saling menghargai dengan tradisi keagamaan yang ada di Padukuhan Krapyak Wedomartani. Adanya konflik dan persaingan dapat kalah dengan adanya kesatuan dan toleransi antara budaya dan agama yang ada di masyarakat Padukuhan Krapyak Wedomartani.

Beberapa orang yang terlibat dalam penampilan ini seperti Afifah Lulu Ulfa dan Aprilia Wedaringtyas sebagai pendamping, Tri Joko Saptono sebagai tim monev, Putri Hermawati sebagai penata iringgan, Desi Sri Rahayu sebagai penata rias, dan Waguman sebagai sutradara.

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memiliki potensi Potensi Adat dan Tradisi seperti  Upacara Adat Mert? Kal?, Pucanganom, Upacara Adat Merti Umbul Pajangan, Upacara Adat Merti Desa Wedomartani. selain itu juga memiliki Potensi Kesenian Seni Srandul dari Babadan, Sem Reog Keprajurita berasal Demangan, Seru Badur Kubro Siswo Al-Fatah Cakra Laras dari Krapyak.



3.KALURAHAN BANGUNKERTO, TURI, SLEMAN

Kalurahan Bangunkerto menampilkan kesenian dramatari, berjudul “LASKAR PELAJAR ING KAWEDAN”, diperankan oleh Rohmat Fahrudin sebagai pemeran laki-laki dan Afifah Dini Nurmalitasari sebagai pemeran perempuan. 

Penampilan ini bersinopsis yaitu pada 17 Agustus 1945 menjadi hari sakral dalam memori kolektif bangsa i Indonesia. Namun, masih ada penjajah yang serakah berusaha menduduki kembali Indonesia yang telah memproklamirkan diri sebagai bangsa merdeka. Laskar Pelajar berusaha mempertahankan mati-matian kemerdekaan yang telah diraih. Belanda setidaknya atas bantuan sekutu melancarkan dua kali serangan agresif. Serangan pertama adalah Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947 dan serangan kedua Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948 yang menduduki Yogyakarta sebagai ibukota Republik.

Komandan Soepardjo warga Bangunkerto adalah seorang pejuang yang memimpin Laskar Pelajar selama masa Perang Kemerdekaan. Suatu ketika, atas perintah atasannya, saat Agresi Militer Belanda II berlangsung, tentara Belanda semakin mendekati Yogyakarta. Ia diperintahkan untuk menyerang posisi Belanda yang berada di Kaliurang.

Soepardjo kemudian segera menggerakkan pasukannya untuk bersiap dan bergerak melalui Jombor terus ke arah Utara. Saat memasuki wilayah Turi tepatnya di Dusun Kawedan, Komandan Soepardjo memerintahkan pasukannya untuk beristirahat sejenak. Mereka singgah di sebuah rumah Joglo yang terletak di dusun tersebut.

Beberapa orang yang terlibat dalam penampilan ini seperti Lilik Agung Suprianto, S.Sn sebagai pendamping, Drs. Bugiswanto sebagai tim monev, Agus Kurniawan sebagai penata iringan, Endra Harwanta sebagai penata rias, dan Putri Lestari Ningrum sebagai sutradara.

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kesenian seperti, Seni Macapat, Seni Jathilan dari setiap padukuhan, Terdapat kurang lebih 40 kelompok seni yang masih aktif di Wedomartani. Potensi Pariwisata seperti, Desa Wisata Candi Gebang, Desa Wisata Kali Kuning Sempu, Desa Wisata Blotan, Desa Wisata Sawahan Lor, Embung Watu Manten, Embung Saren. Potensi Kerajinan Batik Gebang Wedomartani, Kerajinan Daur Ulang Sampah Anorganik, Hastuti Jogja Craft Souvernir,  Tatah Wayang. Potensi Kuliner seperti, Sagon Basah Khas Wedomartani, Sagon Kering Khas Wedomartani, Jamune Biyung, Lempeng, Jadah, Berbagai Keripik

4.KALURAHAN TRIHARJO, SLEMAN, SLEMAN

Kalurahan Triharjo menampilkan kesenian dramatari, berjudul “TUK GROWONG”, diperankan oleh Argya Alvin Balindra sebagai pemeran laki-laki dan Brendant Shakia Neva Kalista sebagai pemeran perempuan. Beberapa tim terlibat dalam penampilan ini seperti Sularsih, AP dan Bowo Purwadi, S.Sn sebagai pendamping, Drs. Suparna sebagai tim monev, Musabih sebagai penata iringan,  Muchyidin sebagai penata rias, dan Kristiani Wulandari, S.Pd sebagai sutradara.

 Penampilan ini bersinopsisi dikisahkan pada zaman dahulu bahwa sumber mata air Tuk Growong dipercayai terdapat beberapa bulus kuning dan seekor ular berkepala Naga namun berekor pendek sbg penunggu sumber mata air tersebut.

Lalu pada suatu hari ada salah seorang anak yang sedang memancing di Tuk Growong itu pada sore hari menjelang malam dan mnemukan bulus kuning, dengan senangnya anak itu membawa pulang bulus tersebut, namun tiba2 anak itu dihadang oleh segerombolan bala buta dan seekor ular berkepala Naga, sehingga anak tersebut hilang dan pada akhirnya semua warga berbondong-berbondong mencari anak tersebut. Namun dengann kekuatan doa, anak tersebut bisa ditemukan kembali dan berkumpul dengan keluarganya.

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kerajinan diantaranya Topeng Kayu, Kostum Gedruk. Potensi Kuliner yaitu Slondok Gelang, Jamu Kering, Tas Blaco Polos dan bergambar, Jamu Cair, Lukisan Wayang, Wayang Kardus, Batik Dewi Kunti, Onde-onde plengeh, Wingko, Emping dan Tape Ketan. Potensi Budaya: Kesentan Jathilan, Gedruk, Srunthul, Karawitan, dan Macapat

 

5.KALURAHAN PANDOWOHARJO, SLEMAN, SLEMAN

Kalurahan Pandowoharjo menampilkan kesenian dramatari, berjudul “TUK DANDANG”, diperankan oleh Dont Arif Ramadhan sebagai pemeran laki-laki. Beberapa tim terlibat dalam penampilan ini seperti Satria Wahyu Pratama. Kom sebagai pendamping, Drs. Bugiswanto sebagai tim monev, Nanang Adi Satongko sebagai penata iringan, Ruli Hartati sebagai penata rias, dan Dwa Walji Sugiharto sebagai sutradara.

Padukuhan Sawahan merupakan salah satu aset wilayah Kalurahan Pandowoharjo dengan keberadaan satu Tuk / sumber mata air yang dipertahankan secara turun temurun. Menurut sejarah dahulu kala warga Sawahan mengalami pagebluk akibat dari ulah manusia itu sendiri karena merusak lingkungan, sang penunggu Tuk perwujudan ular jelmaan Ki Malang Yudo marah dan membuat bencana atau pagebluk di wilayah tersebut, lalu Joko Jamal mencoba untuk melawan Ki malang Yudo dan pertarungan pun dimenangkan oleh Joko Jamal yang kemudian diberi nama Ki Kertosari lalu setelah itu Ki Kertosari menutup tuk/sumber matai air tersebut menggunakan dandang yang kemudian sampai sekarang tuk/sumber mata air tersebut dikenal dengan nama Tuk Dandang.

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kalurahan Budaya diantaranya seperti: Potensi Wisata terdapata, Desa Wisata Brayut, Desa Wisata Dakuls, Kampung Iklim Padukuhan Karangtanjung, Kampung Dolanan Anak Temon dan Kampung Bahasa Jawa Plalangan.

  1. KALURAHAN SIDOLUHUR, GODEAN, SLEMAN

Kalurahan Sidoluhur menampilkan kesenian sendratari, berjudul “LAGA TRIKAYASUDHI”, diperankan oleh Aditya Putra Utama sebagai pemeran laki-laki dan Risang Ayu Agustin sebagai pemeran perempuan. Beberapa tim terlibat dalam penampilan ini seperti Hastin Sholikhah, S.,Sa sebagai pendamping, Priyo Gani Waskito, S Sn., M.Hum sebagai tim monev,  Yuwuno Nur Utama, S.Sn sebagai penata iringan,  Mimi Indai Kianatuti sebagai penata rias, dan Risang Ayu Agustin, S. Sn sebagai sutradara.

Penampilan ini bersinopsis Pada suatu masa, Ki Singorogo keluar dari keraton karena ingin mengabdikan diri dengan masyarakat. Setelah cukup lama berjalan, ia pun membuka hutan dan babat alas di suatu tempat baru. Lama-kelamaan tempat itu menjadi bersih dan orang-orang mulai berdatangan untuk bermukim. Kemudian datanglah seorang prajurit gagah berani bernama Ki Singosari dari Keraton Mataram, schingga tempat itu menjadi semakin ramai dan menjadi tempat untuk jual beli pasar.

 

Tiba-tiba suatu hari datanglah segerombol penjahat yang tidak suka dengan pasar itu dan berniat menghancurkannya. Para penjahat menyerang warga yang sedang berjual-beli dengan membabi buta. Mendengar keributan itu, Ki Singorogo dan Ki Singosari sangat terkejut dan ikut bertempur melawan penjahat bersama dengan para warga.

Di tengah sengitnya pertempuran, datanglah Ki Singobangan seorang panglima prajurit Keraton Mataram ikut bertempur. Korban pun berjatuhan dari kedua belah pihak menyebabkan darah tertumpah dan memenuhi tempat pertempuran itu.

Akhirnya pertempuran telah berakhir dan para penjahat telah dikalahkan. Sebelum kembali ke keraton, Ki Singobangan memberikan tetenger untuk tempat tersebut yaitu "Singoabangan berasal dari 3 nama pemimpin pertempuran yaitu Singorogo, Ki Singosari, dan Ki Singobangan ditambang kata 'abangan karena tempat itu menjadi merah semua akibat pertempuran.

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kalurahan Budaya diantaranya seperti: Potensi Kerajinan, Kuliner Budaya Wisata seperti  Kain Jumputan, Kuliner olahan belut, Tas Ecoprint, Peyek, Kerajinan Genteng, Emping, Bata ekspos, Wajik, Kerajinan kayu, Telur Asin, Kerajinan stagen, Kentang Serut, Tas Batik, Ampyang, Baju batik lawasan, Minuman Belimbing Wuluh, Sirup Jahe, Aneka Jamu.

  1. KALURAHAN GIRIKERTO, TURI, SLEMAN

Kalurahan Girikerto menampilkan kesenian Dramatari, berjudul “SAMALOR”, diperankan oleh Kristiawan sebagai pemeran laki-laki dan  Ninda Dwi sebagai pemeran perempuan. Beberapa tim terlibat dalam penampilan ini seperti Yeni Yusman sebagai pendamping, Drs Bugiswanto sebagai tim monev,  Purwanto sebagai penata iringan,  Dwi Utami sebagai penata rias, dan Teguh Raharja sebagai sutradara.

penampilan yang dibawakan memiliki sinopsis yaitu Merupakan nama batik ciri khas kalurahan Girikerto, samalor herarti salak, Semar, & burung punglor, ke tiga nya merupakan ciri khas kalurahan Girikerto, dimana dari batik tersebut sebagian warga Girikerto bisa mencukupi kebutuhan keluarga, kegigihan, ke uletan, serta kegotong Royongan warga serta di bantu oleh perangkat desa, ekonomi pengusaha batik samalor di Girikerto terangkat. 

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kalurahan Budaya diantaranya seperti, Potensi Kerajinan Yaitu Batik Samalor.

8.KALURAHAN SUMBERREJO, TEMPEL, SLEMAN

Bermula dari adanya kondisi separuh lahan yang dibuat untuk pembudidayaan bambu dan kini di ubah menjadi lahan pertanian, dimana bambu yang di budidayakan merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan warga. Dengan ditampilkannya berbagai kerajinan yang dibuat dari bambu, menjadi "tudung" atau penutup untuk warga, menjadikan hasil yang bermanfaat untuk "tinulung" atau menolong perkembangan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

9.KALURAHAN BANYUREJO, TEMPEL, SLEMAN

Di wilayah Kalurahan Banyurejo Kapanewon Tempel, terdapat wewaler yang dipercaya secara turun-temurun, antara Padukuhan Senoboyo dan Banyuurip, yaitu tidak boleh berjodoh antara pria dan wanita di kedua wilayah tersebut. Berdasarkan cerita tokoh setempat, dahulu kala terjadi pertengkaran antar warga kedua wilayah. Berawal dari Ki Kariyo Angon yang memiliki banyak sekali kambing. Kambing kambing itu setiap hari digembala di bulak dekat sungai yang memisahkan kedua wilayah. Karena banyaknya kambing yang digembala, menyebabkan air sungai yang menjadi sumber air bagi warga desa sebelah menjadi kotor. Oleh tokoh warga yang bernama Ki Rekso Guno, diingatkan agar tidak menggembala kambing di bulak tersebut. Peringatan Ki Rekso Guno tidak digubris oleh Ki Kariyo Angon. Terjadilah pertengkaran yang pada akhirnya melibatkan warga Senoboyo yang membela Ki Karyo Angon dan warga Banyuurip yang membela Ki Rekso Guno. Pertengkaran diakhiri dengan sumpah Ki Rekso Guno bahwa sampai kapanpun tidak akan terjadi perjodohan antara warga Senoboyo dan Banyuurip. Sumpah itu disetujui oleh Ki Kariyo Angon. Sehingga sampai sekarang tidak ada yang berani melanggar sumpah tersebut.

10.KALURAHAN SENDANGREJO, MINGGIR, SLEMAN

Ritual ngedus jaran kepang merupakan salah satu wujud kegiatan tradisi di kalurahan Sendangrejo yang sudah ada sejak jaman dahulu. Tradisi ini merupakan simbol kebersamaan dan rasa syukur warga kepada Tuhan yang maha Esa. Namun demikian tradisi itu masih berlangsung dan berkembang sesuai jamannya hingga sekarang. Demikian pula adanya tradisi ini, sekarang menjadi unsur pertahanan budaya. Terlebih dijaman modern ini khususnya kesenian dapat memberikan pembatasan budaya barat kepada generasi muda sekarang.

11.KALURAHAN ARGOMULYO, CANGKRINGAN, SLEMAN

Penjajah Kuwi pancen kejem, wong kang ora ngerti dodok selehing perkara melu dadi korban. Ora mung pasar nanggung omah omah uga podho diobong. Dina Kuwi Rabu tanggal 9 Agustus 1826 angepasi srengenge lagi panas panase, landa nggawo prajurit kang ora sethithik cacahe. Mlebu, wani ngidak bumi Kajiwan Argomulyo Kapanewon Cangkringan, kang tujuane areb nyekel Pangeran Diponegoro lan perajurite. Ora Lanang Utawa wadon, ora enom lan tuwa Kabeh padha cancut taliwanda, kanthi gegaman sak anane bebelo marang Kanjeng Pangeran Diponegoro. Manunggaling prajurit lan kawula, bisa gawe mirising penjajah, sanadyanta kudu ditohi muncrating getih lan oncating nyawa.Akeh bebanten kang dadi kurbaning perang kanggo ngrungkehi bumi kelahirane. Semonoa ora ana wanita kang gelo ditinggal mati garwane, ora ana bocah kang nangis di tinggal mati bapake. Ora ana wong tuwo sing cilik atine ditinggal mati anake. Jalaran padha ngerti sing padha gugur kuwi dadi kusumaning bangsa.

12.KALURAHAN SENDANGAGUNG, MINGGIR, SLEMAN

Sang pengembara Eyang Kelir yang sedang berkelana mencari persinggahan sehingga sampailah di Bantaran Sungai Progo. Eyang Kelir melakukan Babad Alas untuk membuka lahan yang akan digunakan sebagai tempat tinggal.

Eyang Kelir sangat menggemari Wayang dan mengajarkan Masyarakat di sekitar wilayah Bantaran Sungai Progo untuk menjaga dan melestarikan Budaya Jawa, serta mengajarkan Masyarakat untuk selalu ingat kepada Sang Pencipta Alam.

Saat era penjajahan Belanda, Eyang Kelir melindungi Masyarakat dengan ilmu yang diwujudkan kabut tebal untuk menutupi wilayah tersebut dan Belanda tidak dapat memasuki Desa karena sudah dijaga oleh Klangenan Eyang Kelir Berwujud Peksi Regancang dan Naga.

Pertunjukan dari masing - masing kalurahan mendapat sambutan hangat dari penonton karena alur cerita yang penuh dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, serta penggambaran yang hidup dan penuh emosi dari para penari dan pemain drama.

kegiatan Gelar Potensi dilanjutkan pada hari kamis, 22 Agustus 2024. Dihadiri oleh 12 kalurahan/ kelurahan Budaya. para perwakilan masing masing kelurahan budaya melanjutkan rangkaian acara Gelar Potensi dengan menampilkan kesenian, penampilan pertama dibawakan oleh:

  1. KALURAHAN AMBARKETAWANG, GAMPING, SLEMAN

kalurahan Ambarketawang menampilkan kesenian Sendratari, berjudul “ALABUH SABDA”. dengan sinopsis yaitu, Rendi Matsna Indrawan Palihan Nagari menjadi tonggak awal keberlangsungan dinasti Mataram Islam. Spirit manunggaling kawula Güsti adalah wujud dedikas? Pangeran Mangkubumi. Ki Wirosuto abdi kinasih Sang Pangeran juga menjadi sosok panutan. Ambarketawang menjadi saksi kesetiaannya, ngugemi dhawuhé sang N?t?, kanthi alabüh sabda.

  1. KALURAHAN WONOKERTO, TURI. SLEMAN

Kelurahan Wonokerto menampilkan kesenian Sandiwara Ringkes, berjudul “CILAKA ING CIDRA”. Dengan sinopsis Datsa, umur 15 tahun nanging urung, gelem disupitka kaya kanca-kancane sakbarakane, Wong tuwane wis ngupayakke apa wae kanggo nyupitke Darsa, Darsa gelem disupitke nanging kudu ana syarat sing di jaluk. Apa syarat sing kudu di leksanani wong tuwane supaya Darsa gelem supit? Banjur kepiye cerita sakwise penjalukan kuwi disedyani wong tuwane Kalurahan Budaya Wonokerto ngaturaken Sandiwara ringkes kantu rab-italian "Cilaka ing Cidra" Sugeng hamriksani

  1. KALURAHAN MARGODADI, SEYEGAN, SLEMAN

Kalurahan Margodadi menampilkan kesenian dramatari, berjudul “DEWI SARI”. Dengan sinopsis Dewi Sri adalah sosok yang dipercaya sebagai Dewi Pemberi kesuburan dan erat kaitanya denga tradisi wiwitan, Khuanya di wilayah agraris tanah Jawa serta Kepercayaan masyarakat desa yang masih melaksanakan wiwitan sebagai ujub  syukur Kepada Tuhan YME atas hasil panen dan kepercayaan kepada dewi sri sang pemberi kesuburan tanaman padi masih terjaga sampai sekarang sebagai bentuk semangat menjaga kearifan lokal masyarakat desa margodadi.

  1.  KALURAHAN TRIMULYO, SLEMAN, SLEMAN

Kalurahan Trimulyo menampilkan kesenian dramatari, berjudul “ SLENDANG KAHURIPAN”. Dengan sinopsis, Pada Jaman dahulu banyak masyarakat melaksanakan aktivitas di arca sendang. Ada beberapa gadis desa yang sedang menyapu halaman dan membuang kuterannya di area sendang. Seeker ular besar pun keluar mengganggu dan tmengusik warga Masyarakat. Pada saat itu masyarakat tidak bisa melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti mencuci baju, mengambil air bersih untuk memasak, minum dan mandi sehingga Masyarakat mengalami pagebluk. Datanglah Ki Demang Joyo Mulyo untuk bertapa, berperang dan mengusir ular yang mengganggu warga sekitar. Seekor ular besar pergi meninggalkan sendang. Warga masyarakat bisa melaksanakan aktivitas seperti biasanya. Bergotong royong. bersenang-senang dan melestarikan Sendang Kahuripan.

  1. KALURAHAN TAMANMARTANI, KALASAN, SEEMAN

Kalurahan Tamanmartani menampillkan kesenian daramatari, berjudul “ TIRTA AMERTA”. Dengan sinopsis yaitu Tirta dalam bahasa sansekerta berarti air sedangkan amerta adalah kehidupan, Tirta amerta adalah air kehidupan Karya ini berpijak pada marti sendang sompol yang sudah terlupakan dan kini mulai dirintis kembali sendang sempol merupakan sendang yang terletak di dusun pakem taman marta kalasan serta merupakan napak tilas dari pangeran mangkubumi, Sendang sempol selain untuk keperluan sehari- hari dari warga sekitar juga digunakan untuk ruwat.

Pada zaman dulu Setiap tahun selalu diadakan upacara merti sedangkan untuk ungkapan rasa syukur. Karya ini berawal dari rasa keresahan yani purwanto tentang keadaan sendang sempol yang sudah keruh tidak bisa untuk kebutuhan sehari-hari  warga dan ditambah dengan kematian ibunya karna dia telat membawa air sendang sempol yang diminta untuk mengobati ibunya Keresahan yang begitu mendalam membuat yani menjadi sering ngelamun, satu ketika saat yani melamun, dia didatangi ibunya dan di beri petunjuk, bahwa warga pakem harus bergotong royong membersihkan sendang sempal dan menghidupkan kembali upacara merti sendang yang sudah lama dilupakan warga. Setelah diadakan gotongroyong dan merti sendang kondisi sungai kembali bisa dimanfaatkan untuk warga pakem kembali.

  1. KALURAHAN MARGOAGUNG, SEYEGAN, SLEMAN

Kelurahan Margoagung menampilkan kesenian sendratari, berjudul “SAMARING KATRESNAN”. Dengan Sinopsis yaitu Di tengah hiruk pikuk kehidupan, sepasang kekasih bertahan dalam cinta yang tulus, meski mereka tak pernah mendapat restu dari sekelilingnya. Sang pria, dengan ketulusan yang tak terbatas, tetap mencintai wanita pujaannya yang perlahan-lahan hancur oleh tekanan dan cercaan dari teman-teman wanitanya. Mental sang wanita semakin goyah, pikirannya tersesat, hingga batas kewarasan mulai menghilang. Dalam kegilaannya, ia memandang pohon beringin besar seakan itu adalah kekasihnya, satu-satunya pelipur lara di dunia yang semakin asing baginya.

Namun, cinta yang ia rasakan berubah menjadi bayang-bayang yang kelam. Melihat wanita pujaannya terpuruk dalam kegilaan, sang pria tak kuasa menahan perih di hatinya. Dalam keputusasaan yang mencekam, ia memilih untuk menyatu dengan alam.

SEBAYA PATI SEBAYA MUKTI

MUKSA SAK JRINING RINGIN

Tari ini adalah sepenggal cerita asalmu asal Dumadine diadani upacara adat mubeng tingin.

  1. KALURAHAN SINDU ADI MLATI SLEMAN

kaluraha Sinduadi menampilkan kesenian dramatari, berjudul “SASTRA REJO”. Dengan sinopsis yaitu Atas perintah Sang guru Juko Samhodo menjalankan turakat di tepe doyong dan mendapatkan wangsit untuk segera meninggalkannya dan segera menuju di Sendowo karena terjadi prahara disana. Setelah Joke Sambodo dapat menyelesaikan prahara itu, di kelurahan Senderwo dah berembug 4 lurah, yaitu Lurah Sendowo, Lurah Jombor, Lurah Gedongan Dan Lurah Kutu, semua sudah sepakat untuk mengangkat Joku sendowo menjadi lurah S?nduadi yang pertama. Untuk merayakan pengangkatan lurah akan digelar potensi budaya di wilayah Sinduadi.

 selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kalurahan Budaya diantaranya seperti: Potensi Kerajinan Timang, Batik,Potensi Kuliner, Mbanggulo Ganshul, Tas Anyum, Gethuk, Kain Perca, Bakpia Pojok, Blangkon, Ongol-ongol, Cethil, Produk De Harang Bekas, Gudeg Wakidi/Pawon, Tatah Sungging, Kue Semprog. 

  1.  KALURAHAN SUMBERREJO, TEMPEL, SLEMAN

kalurahan Sumberrejo menampilkan kesenian sendratari, berjudul “PRING TUDUNG TINULUNG”. Dengan sinopsis yaitu Bermula dari adanya kondisi separuh lahan yang dibuat untuk pembudidayaan bambu dan kini di ubah menjadi lahan pertanian, dimana bumbu yang dibudidayakan merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan warga Dengan ditampilkannya berbagai kerajinan yang dibuat dari bambu, menjadi "tudung" atau penutup untuk warga, menjadikan hasil yang bermanfaat untuk "tinulung" atau menslong perkembangan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

 selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kalurahan Budaya diantaranya seperti: Potensi Kerajinan Kuliner, Budaya, dan Wisata diantaranya  Kerajinan Bambu, Budidaya Anggrek,. Budidaya tanaman jamu KWT Menur Dua, Jamu tradisional, Aneka Olahan Keripik.

  1. KALURAHAN BANYUREJO, TEMPEL, SLEMAN

Kaluraha Banyurejo menampilkan kesenian dramatari berjudul “KALI SI WEDHUS”, dengan Sinopsi yaitu Di wilayah Kalurahan Banyurejo Kapanewon Tempel, terdapat wewaler yang dipercaya secara turun-temurun, antara Padukuhan Senoboyo dan Banyuurip, yaitu tidak boleh berjodoh antara pria dan wanita di kedua wilayah tersebut. Berdasarkan cerita tokoh setempat, dahulu kala terjadi pertengkaran antar warga kedua wilayah. Berawal dari Ki Kariyo Angon yang memiliki banyak sekali kambing. Kambing kambing itu setiap hari digembala di bulak dekat sungai yang memisahkan kedua wilayah. Karena banyaknya kambing yang digembala, menyebabkan air sungai yang menjadi sumber air bagi warga desa sebelal? menjadi kotor. Oleh tokoh warga yang bernama Ki Rekso Guno, diingatkan agar tidak menggembala kambing di bulak tersebut. Peringatan Ki Rekso Guno tidak digubris oleh Ki Kariyo Angon. Terjadilah pertengkaran yang pada akhimya melibatkan warga Senoboyo yang membela Ki Karyo Angon dan warga Banyuurip yang membela Ki Rekso Guno. Pertengkaran diakhiri dengan sumpah Ki Rekso Guno bahwa sampai

 

kapunpun tidak akan terjadi perjodohan antara warga Senoboya dan Banyuurip. Sumpah itu disetujui oleh Ki Kariyo Angon. Schingga sampai sekarang tidak ada yang berani melanggar sumpah tersebut. 

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kalurahan Budaya diantaranya seperti: Potensi UMKM diantaranya Bebek Bacem, Iwak Wader, Telur Asin, Keripik Kentang, Kain Ecoprint.

  1.  KALURAHAN SENDANGREJO, MINGGIR, SLEMAN

Kalurahan Sendangrejo menampilkan sebuah Acara adat yang bernama “NGEDUS JARAN KEPANG”. Dengan sinopsis yaitu Ritual ngedus jaran kepang merupakan salah satu wujud kegiatan tradisi di kalurahan Sendangrejo yang sudah ada sejak jaman dahulu, Tradisi im merupakan simbol kebersamaan dan rasa syukur warga kepada Tuhan yang maha Esa. Namun demikian tradisi itu masih berlangsung dan berkembang sesuai jamannya hingga sekarang. Demikian pula adanya tradisi ini, sekarang menjadi unsur pertahanan budaya. Terlebih dijaman modern ini khususnya kesenian dapat memberikan pembatasan budaya barat kepada generasi muda sekarang.

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kalurahan Budaya diantaranya seperti: Potensi Kalurahan Budaya seperti Potensi Kerajinan diantaranya Batik, Besek, Tikar Mendong, Kere Bambu, dan Rajut Manik-manik. Potensi Kuliner diantaranya Gula semut, Telur Asin, Legen, Abon Lele, dan Keripik Pisang.

  1. KALURAHAN ARGOMULYO, CANGKRINGAN, SLEMAN

Kalurahan Argomulyo menampilkan kesenian pentas kethoprak berjudul “KEMBANG SAKDHUWURING WATU”. Dengan Sinopsis Penjajah Kuwi pancen kejem, wong kang ora ngerti delok selehing perkara melu dadi korban, Ora mung pasar nanggung omah omah uga podho diobong. Dina Kuwi Rabu tanggal 9 Agustus 1826 angepasi srengenge lagi panas panase, landa nggawo prajurit kang ora sethithik cacahe. Mlebu, wani ngidak bumi Kajiwan Argomulyo Kapanewon Cangkringan, kang tujuane areb nyekel Pangeran Diponegoro lan perajurite Ora Lanang Utawa wadon, ora enom lan tuwa Kabeh padha cancut taliwanda, kanthi gegaman sak anane bebelo marang Kanjeng Pangeran Diponegoro Manunggaling prajurit lan kawula, bisa gawe mirising penjajah, sanadyanta kudu ditohi muncrating getih lan oncating nyawa Akeh bebanten kang dadi kurbaning perang kanggo ngrungkehi bumi kelahirane. Semonoa ora ana wanita kang gelo ditinggal mati garwane, ora ana bocah kang nangis di tinggal mati bapake. Ora ana wong tuwo sing cilik atine ditinggal mati anake. Jalaran padha ngerti sing padha gugur kuwi dadi kusumaning bangsa.

  1. KALURAHAN SENDANGAGUNG, MINGGIR, SLEMAN

Kaluraham Sendangagung menampilkan Seni dramatati berjudul “WAHYU KANUGRAHAN”. Dengan sinopsis yaitu Sang pengembara Eyang Kelir yang sedang berkelana mencari persinggahan sehingga sampailah di Bantaran Sungai Progo. Eyang Kelir melakukan Babad Alas untuk membuka lahan yang akan digunakan sebagai tempat tinggal.

Eyang Kelir sangat menggemari Wayang dan mengajarkan Masyarakat di sekitar wilayah Bantaran Sungai Progo untuk menjaga dan melestarikan Budaya Jawa, serta mengajarkan Masyarakat untuk selalu ingat kepada Sang Pencipta Alam.

Saat era penjajahan Belanda, Eyang Kelir melindungi Masyarakat dengan ilmu yang diwujudkan kabut tebal untuk menutupi wilayah tersebut dan Belanda tidak dapat memasuki Desa karena sudah dijaga oleh Klangenan Eyang Kelir Berwujud Peksi Regancang dan Naga.

selain penampilan seni setiap kalurahan/ kelurahan Budaya juga memilikii Potensi Kalurahan Budaya diantaranya seperti Potensi Kerajinan Kerajinan Bambu dan Kerajinan Janggel. Potensi Kuliner diantaranya Wader Bacem dan aneka keripik.

GP FEST ini juga menampilkan berbagai karya seni dari seniman – seniman lokal, termasuk batik, ukiran, dan kerajinan tangan. Pameran berlangsung dua hari dan menarik perhatian banyak pengunjung yang tertarik untuk lebih memahami dan menghargai kebudayaan lokal. Banyak masyarakat yang mengapresiasi upaya dinas kebudayaan yogyakarta dalam menghidupkan kembali kebudayaan tradisional melalui acara ini. “Acara GP FEST ini sangat bagus untuk menginspirasi dan mengingatkan kita untuk mencintai serta melestarikan budaya tradisional, saya sendiri sangat senang bisa melihat dan merasakan langsung kekayaan budaya yang ditampilkan oleh setiap kelurahan, menunjukkan bahwa GP FEST 2024 berhasil Menciptakan dampak positif di masyarakat ” ucap salah satu   penonton bernama anwar dari kelurahan ngemplak sleman.

Pada tanggal 22 Agustus 2024, GP Fest 2024 resmi ditutup setelah berlangsung selama dua hari di Lapangan Wunguadi Mejing Kidul Ambarketawang, Gamping, Sleman.  Penutupan acara ini menandai akhir dari rangkaian kegiatan yang mengusung tema “GUNO RINEKSA MRIH RAHARJANING BUDAYA” dan telah berhasil mempersembahkan berbagai pertunjukan seni dan budaya dari 24 kelurahan di wilayah kabupaten sleman. GP Fest 2024 di  Lapangan Wunguadi Mejing Kidul Ambarketawang, Gamping, Sleman, telah terlaksana dengan sukses, membawa dampak positif bagi pelestarian dan pengenalan budaya lokal. Partisipasi 24 kelurahan yang menampilkan pertunjukan kebudayaan, didukung oleh Dana Keistimewaan, memperkaya acara ini dan membuktikan bahwa kebudayaan dapat menjadi perekat sosial dan sumber kebanggaan bersama. Komentar positif dari penonton juga menegaskan bahwa acara ini telah berhasil mencapai tujuannya dalam meningkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap budaya lokal.



Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta