GP Fest Kabupaten Kulonprogo, Meriahkan Warga Setempat

by ifid|| 28 Agustus 2024 || || 188 kali

...

GELAR POTENSI 2024 di Lapangan Balai Kalurahan Pagerharjo , Samigaluh, Kulon Progo berlangsung senin, 26 agustus 2024-  selasa, 27 Agustus 2024. Kabupaten Kulon Progo menjadi kabupaten terakhir serta penutup dari seluruh rangkaian Gelar Potensi 2024. Mengusung tema yang sama dengan gelar potensi di tiga kabupaten sebelumnya yaitu “GUNO RINEKSA MRIH RAHARJANING BUDAYA” dengan maksud membentuk harmoni antara keselamatan kehidupan untuk mendukung kelestarian budaya dalam komunitas masyarakat. Upaya tersebut dilakukan sebagai pertahanan dan pelestarian budaya leluhur, serta meningkat inovasi dan perekonomian melalui produk khas di masing-masing kalurahan. Kepala Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIY, Y Eni Lestari Rahayu menyampaikan, kegiatan kali ini tim juri Gelar potensi dihadiri lima orang dengan latar belakang yaitu,  Prof.Dr. Kus Warsantyo, M.Hum dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Drs. Daruni, M.Hum dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, seniman dan budaya Drs. Susilo nugroho, Dr. murti lestari, S.E.,M.Si dari Tim Akademisi dan Akreditasi Desa Mandiri Budaya serta sudianta selaku praktisi  pariwisata dan UMKM. “Penilaian pertunjukan meliputi

Kreativitas dan kontekstual pesan dari sajian yang ditampilkan serta harmoni keutuhan dan keselarasan antar bagian dalam penyajian dan untuk penilaian pameran adalah kreativitas produk, kreativitas stand dan penilaian individu penjaga stand terkait penguasaan produk dan layanan serta potensi pasar” jelasnya.

 

 Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan didanai oleh Dana Keistimewaan DIY dan berlangsung selama dua hari, dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat, seniman, budayawan, pejabat pemerintah daerah serta dihadiri oleh 21 kelurahan yang masing- masing menampilkan pertunjukan kebudayaan tradisional, dengan 11 kelurahan tampil pada tanggal 26 Agustus dan 10 kelurahan lainnya pada tanggal 27 Agustus 2024.

 

Terdapat 11 kalurahan/ kelurahan budaya  akan menampilkan berbagai potensi kesenian dari masing masing kalurahan,

 

 

  1. KALURAHAN PAGERHARJO, KULON PROGO

Kalurahan Pagerharjo  menampilkan kesenian sendratari , berjudul “KYAI DEPOK”, dengan sinopsis yaitu asal usul pedukuhan Plono Pagerharjo dan Sejarah Situs Kyai Depok beserta ajarannya. Terjadi Pada masa perang antara Kerajaan Pajang dan Mataram serta masa era perang Diponegoro tahun 1928.Masyarakat sekitar menyebut Sang tokoh dengan nama Kyai Bundel. Bebundel ini sebenarnya mengandung ajaran moral bahwa setiap manusia tidak boleh mempunyai niat memiliki segala sesuatu yang sudah menjadi hak orang lain.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya Pagerharjo memiliki potensi lainnya seperti kuliner wedang rempah Lengger. Destinasi Wisatadan cagar budaya seperti Kebun Teh Nglinggo, Edukasi Susu & Ternak Kambing, Puncak Sembilan Isis, Pancer Menoreh Camp Ground, Kyai Depok, Kyai Poleng, Sendang Kali Gayam, Sendang Kali Gandu, Sendang Kali Bajing, Petilasan Gagak Roban, Petilasan Dalem Tanu, Petilasan Nglinggo Manik, Petilasan Sido Kampir, Petilasan beteng Diponegoro. Dan potensi kesenian berupa Lengger Tapeng , Bangilun, dan Gatholoco.

 

 

  1. KALURAHAN JATIMULYO, KULON PROGO

 

Kalurahan Jatimulyo  menampilkan kesenian kethoprak , berjudul “BUBRAH KAWAH”, dengan sinopsis yaitu Bubrah kawah  sebuah upacara adat lokal Jatimulyo sebagai sebuah bentuk permohonan keselamatan kepada Tuhan.

Sawung penatas dihadang ki Baurekso untuk menanyakan tentang permintaan calon mempelai putri.

terjadilah konflik perang gembel.

Bubrah kawah mengandung makna untuk mengukur kesetiaan dan keteguhan hati serta kebulatan tekad dari mempelai pria.

 

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya Jatimulyo memiliki potensi lainnya seperti 56 kelompok seni di antaranya : jatilan, incling, angguk, ketoprak, macapat, langen carita, gejog lesung, dolanan anak, sendra tari dan lain sebagainya. Selain kesenian, jatimulyo juga memiliki kurang lebih 15 kelompok upacara adat antara lain, baritan suran, baritan saparan, mrti kali, guyang jaran, jamasan gongso, gumbregi dan lain sebagainya. Memiliki 2 warisan budaya tak benda yaitu upacara adat gondang ho dan kuliner diantaranya dawet sambel, gebleg, nasi dekon, kopi sulingan, kripik rempah, sari salak. Memiliki 12 situs dan 5 cagar budaya. Beberapa wisata terkenal seperti  taman sungai mudal, goa kiskendo, wisata edukasi dan konservasi alam, wisata air kedung pedut, kembang soka. Dan beberapa kerajinan kayu timbul, sablon kaos, pembuatan souvenir dr bambu, kerajinan bambu, seni rupa cukil.

  1. KALURAHAN SEDANGSARI, KULON PROGO

Kalurahan Sedangsari  menampilkan kesenian dramati  , berjudul “COKRO JOYO”, dengan sinopsis yaitu Cokro Joyo dalam kesehariannya bekerja sebagai pembuat gula merah. Suatu ketika kediaman Cokro Joyo didatangi oleh tamu yang kehausan, kemudian tamu tersebut diberikan air nira kelapa. Setelah tamu tersebut pergi, sisa air nira tersebut berubah menjadi emas. Cokro Joyo kebingungan lalu mengejar tamu tersebut sampai pinggir sungai,yang ternyata adalah Sunan Kalijaga. Kemudian Sunan Kalijaga meminta Cokro Joyo untuk bertapa selama 8 tahun.

Ketika Sunan Kalijaga kembali tempat tersebut telah berubah menjadi semak belukar. Dicarilah Cokro Joyo namun tidak ditemukan, kemudian Sunan Kalijaga memutuskan untuk membakar semak belukar tersebut, terbakarlah Cokro Joyo hingga tubuhnya dipenuhi luka bakar. Melihat kejadian itu Sunan Kalijaga memerintahkan anak buahnya untuk mencari ikan kutuk yang konon katanya dapat menyembuhkan luka. Setelah makan ikan kutuk Cokro Joyo sembuh, yang kemudian dirayakan dengan pesta suka-suka.

 Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya Sedangsari memiliki potensi lainnya seperti kuliner Keripik Telang, Teh Telang, Jamu, tepung Moccaf, Mie Maio Ku. Kesenian Karawitan, Jathilan, Hadroh, Ketoprak, Gejog Lesung, Panjidor, Wayang Kulit, Bergodo, Incling, Sholawatan dan kerajinan dari Sabut Kelapa ( Sapu, Keset, Pot ), Kerajinan dari bambu ( Caping ), Kerajinan Wayang Kulit (sesuai pesanan ).

  

  1. KALURAHAN KALIAGUNG, KULON PROGO

Kalurahan Kaliagung menampilkan kesenian dramati  , berjudul “COKRO JOYO”, dengan sinopsis yaitu Laku prihatin merupakan budaya masyarakat Jawa dalam mengkontemplasi dan merefleksi diri. Cerita berawal dari laku prihatin Pak Lurah sebagai pamong dalam mengayomi masyarakat hingga mendapatkan bekal hidup yang tersirat dalam pusaka naga sapta aji. Pak lurah sebagai pamong mempunyai gagasan untuk menjadikan wilayahnya subur makmur gemah ripah loh jinawi, maju dan sembada dengan mengunggulkan pertanian bawang merah (brambang). Dengan tekad bulat pak lurah sowan ke paniradya kaistimewan untuk memohon petunjuk dan solusi dalam pembangunan desa yang berbudaya. Melihat semangat pak lurah yang tinggi, paniradya kaistimewan memberikan apresiasi, dukungan sekaligus motivasi.

Gagasan pak lurah yang didukung penuh oleh paniradya kaistimewan membuahkan hasil dengan melimpahnya bawang merah (brambang). Masyarakat melaksanakan panen raya brambang dengan semangat gotong royong yang menjadi budaya turun temurun di lingkungan desa.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya Kaliagung memiliki potensi lainnya seperti potensi budaya tak benda kesenian dan adat upacara seperti Nyadran Agung, Tawu Sendang, kenduri,wiwitan,jamasan gongso,dawetan,tingkepan,merti dusun,guyang jaran, jathilan,ketoprak,wayang orang,wayang kulit,gejog lesung ,hadroh. Kuliner kripik bengguk "Muchuna Chips". Kerajianan Batik Karangtaruna: Batik  Agung Balakosa, Lukisan Batik  teologi kontekstual Canthing Laras  ( go internasional).

  

  1. KALURAHAN HARGOREJO, KULON PROGO

Kalurahan Hargorejo menampilkan kesenian dramatoprak, berjudul “KLIRIPAN”, dengan sinopsis yaitu Dramathoprak Kliripan menceritakan tentang awal mula penemuan dan eksplorasi tambang mangan yang ada di daerah padukuhan kliripan, kalurahan hargorejo.

Menceritakan Belanda yang masuk ke wilayah kliripan, menemukan batuan mineral mangan dan juga bagaimana belanda mempekerjakan pribumi pada jaman dahulu.

Pada dramathoprak kliripan ini juga ditampilkan 5 aspek kalurahan budaya yang menjadi unggulan kalurahan hargorejo yang dirangkai dalam alur dramathoprak kliripan ini .

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya Hargorejo memiliki potensi lainnya seperti potensi budaya Berbagai Upacara Adat, Incling, Angguk, jemparingan, Kerajinan Gandewa, panahan Jemparingan, bambu, batik, Wedang rempah merah, Kopi Hargorejo, wingko, gula semut, Geosite dan Geoheritage Cagar Budaya Eks Tambang Mangan Kliripan

 6. KALURAHAN SALAMREJO, KULON PROGO

Kalurahan Salamrejo menampilkan kesenian dramatari, berjudul “SASMITA SINANDI”, dengan sinopsis yaitu berawal dari perjalanan hidup Ki Darmagati yang bermata pencaharian sebagai tuwa buru (penjinak binatang buas). Dengan tekad bulat Ki Darmagati membawa hewan buruannya berupa harimau ke arena adon-adon (rampogan). Harimau milik Ki Darmagati memenangkan pertandingan dan dibawa ke hadapan Sultan. Syahdan harimau milik Ki Darmagati tiba-tiba berubah menjadi udheng dan menyebabkan Ki Darmagati ketakutan hingga keluar istana. Ki Darmagati lari secepat kilat, namun naas kaki Ki Darmagati terkena sabetan pedang prajurit keraton hingga terluka dan dinamakan mbah jlegong.

Hari berganti hari, mbah Jlegong (Ki Darmagati) diminta sowan ke keraton atas dhawuh Sultan. Sesampainya di keraton mbah Jlegong diberikan amanah oleh Sultan berupa lembaran lontar yang disebut jamus kalimasada untuk disebarkan ke masyarakat dan berisi syiar dan berbagai pelajaran hidup.

Berdasar tradisi dan juga kearifan lokal hingga saat ini jamasan jamus kalimasada masih dilaksanakan oleh masyarakat kalurahan Salamrejo dengan penuh khidmat.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya Salamrejo memiliki potensi lainnya seperti potensi adat dan tradisi Merti Padukuhan, Ruwahan, Nyadran, Baritan Suran, Jamasan Jamus Kalimasada, Jamasan Pusaka. Kesenian Hadrah, Karawitan Wayang Kulit/wayang golek, Jathilan, Oglek, Permainan egrang, Jemparingan, Ricikan, Macapat, Geguritan, Cerita Jamus Kalimasada,Cerita Kyai Lebak, Cerita Mbah Jenggot,Cerita Mbah Cindhe Amoh, Kyai Manten, Mbah Regut. Serta  beberapa tempat wisata dan cagar budaya Joglo Mangun Werdoyo/Darmogati, Gunung Bathang, Sendhang Klampok, mBelik Wiu, Makam Luang Tunggal, Petilasan Ngrandhu

 7. KALURAHAN SUKORENO, KULON PROGO

Kalurahan Sukoreno menampilkan kesenian drama tari, berjudul “KINARYA GUMREGAHING BALAI BUDAYA”, dengan sinopsis yaitu Kinarya Gumregahing Balai Budaya mengisahkan perjuangan sengkut grumegut golong giling warga Sukoreno dalam menghidupkan sebuah balai budaya yang akan dibangun. Mereka bekerja keras untuk memajukan berbagai macam potensi warga Sukoreno, menghadapi tantangan dalam menjaga warisan budaya, serta mencari dukungan dari masyarakat dan pihak lainnya. Dengan semangat dan dedikasi, mereka berupaya menjadikan balai budaya itu sebagai pusat seni dan budaya yang kembali hidup, menekankan pentingnya revitalisasi tempat-tempat budaya sebagai wadah pengembangan tradisi dan seni kontemporer, serta memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya Sukoreno  memiliki potensi lainnya seperti Batik,Topeng, Lukis Batu, Serat Alam, Perca, Aneka Keripik, Sengek, Gula Jawa, Telur Asin, Wayang, Angguk, Jatilan, Oglek, Ketoprak, Gejog Lesung, Sholawat Berjanjen, Ronda TekTek.

 8. KALURAHAN TAYUBAN, KULON PROGO

Kalurahan Tayuban menampilkan kesenian sendratari, berjudul “SUMBER TUK PITU”, dengan sinopsis yaitu Air yang bening menjadi sumber kehidupan untuk semua makhluk hidup ciptaan Tuhan, seluruh pohon-pohon, binatang dan makhluk hidup, seperti sumber tuk pitu yang tidak pernah kering di musim kemarau, bahkan melimpah ruah di musim penghujan. Ada sebuah sumur di pinggir dusun dimana seluruh warga mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari. Sudah seharusnya kita bersyukur karena anugerah Tuhan memberikan air kehidupan yang berwujud sumber “tuk pitu”. Dengan adanya merti sumber tuk pitu semua warga di Dusun Lima Tayuban selalu menjaga kelestarian dan kebersihan sumber air tersebut dan menjaga silaturahmi dengan para warga.

 Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya Tayuban memiliki potensi lainnya seperti potensi kuliner Ingkung merah, wingko, bakpia, peyek, wingko mutiara, jamu, abon lele, keripik pisang, gula jamu. Beberapa kerajinan diantaranya Batik Sampur Tayub, kerajinan batok kelapa, anyaman enceng gondok, agel, wayang kulit, kerajinan souvenir. Dan Cagar Budaya Padasan, keris peninggalan hulu balong P. Diponegoro, Masjid Gentan, Petilasan Kyai Abdulah Markus.

 9. KALURAHAN BUGEL, KULON PROGO

 Kalurahan Bugel menampilkan kesenian drama tari, berjudul “PASIR MOYO WEDI MALELO”, dengan sinopsis yaitu Berawal dari cerita babad alas “Ngangrangan” yang terletak di Pesisir Pantai Selatan Kadipaten “Pasir Urut Sewu” oleh Kyai Demang Setro Ijoyo guna membuat barak-barak prajurit dan lumbung pangan pecah perang Jawa pada tahun 1825-1830, dan berhasil membuat sumber mata air (sumur) di area pesisir pantai. Hal ini mengilhami seorang petani lahan pasir bernama Ki Iman Rejo untuk membuat sumur Renteng, yaitu penampungan yang terbuat dari ‘Bronjong’ anyaman bambu dan diberi terpal yang dibuat secara berjajar/renteng dialirkan melalui talang bilah bambu”, Yang mampu untuk menyirami tanaman dilahan pasir yang dulunya “Ngoro-oro” menjadi Gemah Ripah Loh Jinawi.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya       Bugel  memiliki potensi lainnya seperti potensi kerajinan batik motif eco print, kerajinan enceng gondok, kerajinan wayang / tatah sungging. Kuliner diantaranya peyek  wader, peyek undur undur, telor asin, keripik pisang, jamu tradisional.

  1. KALURAHAN  TUKSONO, KULON PROGO

Kalurahan Tuksono menampilkan kesenian seni tari, berjudul “TARUNA NARAKUSWA”, dengan sinopsis yaitu Narakuswa adalah sebutan untuk seseorang yang terpilih oleh raja dan Taruna adalah sebutan untuk pemuda. Taruna Narakuswa merupakan sajian tari yang menceritakan prajurit sedang berlatih perang untuk mennghadapisebuah misi, dengan dibimbing oleh sosok pamomong yaitu Ki Lurah Bancakan Ki Lurah Doyok.  Mengadopsi dari tari khas tuksono yaitu Ogleg yang merupakan ikon Kalurahan Budaya Tuksono dan dipadukan dengan tari Jathilan Klasik, Taruna Narakuswa ini memodifikasi kedua kesenian tersebut sehingga menjadikan sajian pertunjukan yang epic.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya       Tuksono  memiliki potensi lainnya seperti Adat Tradisi? seperti Bersih Desa Dan Luwaran, Sadranan/Ruwah, Majemuk Tandur, Baritan suran/saparan/maulud dan lain-lain, Kesenian??nya nyaiti ogleg, Jathilan, Reog, Karawitan, Seni tari dan lain-lain, Kuliner?? Tahu, Emping Garut, Peyek Kacang dan lain-lain, Kerajinan?? Serat Alam(Gebang, Pelepah Pisang dll), Rajut Benang, Layangan, Jaranan Kepang dan lain-lain Situs, Warisan Budaya dan Bangunan Tradisonal Sendang Kamulyan, Makan Jaka Tarub, SendangKlampok,Joglo Sarinten dan lain-lain .

  1. KALURAHAN KALIREJO,KULON PROGO

Kalurahan kalirejo menampilkan kesenian drama tari, berjudul “SEBATUR”, dengan sinopsis yaitu Sebatur, merupakan tempat petilasan yang ada di Padukuhan Kalibuko,Kalurahan Kalirejo.

Pada masa sebelum penyebaran agama islam, masyarakat masih menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Sunan Kalijaga yang kala itu menjadisalah satu Ulama penyebaran agama Islam di tanah Jawa, mengunakankesenian dan kebudayaan sebagai sarana berdakwah. Tidak terkecuali di padukuhan Kalibuko yang menjadi tempat singgah serta tempat berbuka puasapara Wali, Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam melalui pendekatandengan sarana Upacara Adat yang diadakan pada bulan Sapar, lengkap denganubarampe sesaji dan sholawatan yang bertujuan untuk menolak bala.

?Dramatari ini mengimplementasikan beberapa potensi yang ada di Kalirejo yaitu adaptasi gerakan kesenian incling, panjidur, buto gedruk, epraksholawatan, dolanan anak, potensi kuliner, serta ubarampe upacara adat yang dapat ditemui pada saat pelaksanaan upacara adat di tingkat padukuhan hingga kalurahan.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya       Kalirejo memiliki potensi seperti Upacara Adat?: suran, saparan, merti dusun, ruwahan, Kesenian?: Jathilan, Incling, Panjidur, Karawitan, Kehoprak, Wayang kulit, Buto gedrug, Sholawatan, Kuliner??: Gula Jawa, Gula Semut, Legen, Jamu, aneka kripik, growol, Kerajinan?: Kerajinan bambu (besek, keranjang), Cocopot, Topeng, Othok-othok, Sapu lidi, Cagar budaya?: Petilasan Sebatur, Makam BPH Joyokusumo, situs Sintren, Makam Pangeran Sampang.

kegiatan Gelar Potensi dilanjutkan pada hari Selasa, 27 Agustus 2024. Dihadiri oleh 10 kalurahan/ kelurahan Budaya. para perwakilan masing masing kelurahan budaya melanjutkan rangkaian acara Gelar Potensi dengan menampilkan kesenian, penampilan pertama dibawakan oleh 

  1. KALURAHAN NGARGOSARI, KULON PROGO

Kalurahan Ngargosari menampilkan kesenian sendra tari berjudul “TYAGA”, dengan sinopsis yaitu Tyaga memiliki makna pengorbanan dalam kemurahan hati. Nyi Rantamsari adalah seorang penari ledek terkenal di daerah pedesaan yang ada di Prebukitan Menoreh wilayah utara. Kecantikannya menarik perhatian seorang pemuda Visioner yang ingin memajukan desa. Cinta mereka membuat Nyi Retno, seorang penari lain, merasa iri. Nyi Retno merencanakan tindakan jahat untuk menghancurkan Nyi Rantamsari beserta desa tersebut. Untuk menyelamatkan desa dan orang-orang yang dicintainya, Nyi Rantamsari rela mengorbankan dirinya. Pengorbanannyapun membawa kemakmuran. Hingga kini, petilasannya di sakralkan dan Namanya dikenang sebagai leluhur yang dihormati oleh masyarakat di wilayah Ngaliyan dan Ngargowahono atau yang sekarang menjadi Kalurahan Ngargosari.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya       Ngargosari  memiliki potensi seperti Kuliner??? Teh Sangrai, geblek, kopi robusta dan arabika, keripik pisang gurih dan manis, ?keripik pegagan, enting-enting jahe, gula aren, yangko, tempe besengek, Kerajinan?? Vas bunga daur ulang sampah, mainan anak dari kayu, asbak kayu, batik tulis. Cagar Budaya?? Makam dan petilasan Mbah Gebyur, Petilasan Ajar Agil, makam Simbah ?Kyahi Alihan, Gunung widosari, Kebun teh Tritis. 

   1. KALURAHAN BANJARHARJO, KULON PROGO  

Kalurahan Banjarharjo menampilkan kesenian drama tari berjudul “NGRAHJUN”, dengan sinopsis yaitu NGRAHJUN diambil dari cerita mula buka nama dusun Ngrajun di Kalurahan Budaya Banjarharjo. Menurut sejarah cerita dari warga setempat nama Ngrajun berawal dari adanya pengikut Pangeran Diponegoro yang mesanggrah di petilasan watu 21 saat setelah berperang dengan Belanda dan melihat Aktivitas warga Guyub Rukun saat mengambil air dengan memanfaatkan Jun atau Bumbung Bambu untuk tampungan air yang saling bersinggungan menimbulkan suara gaduh,  “Kerah/ gathik/gathuk” namun menarik perhatian. Karena Rasa kagumnya maka tempat itu dinamai Ngrajun. Ditambah dengan latar belakang bahwasanya padukuhan itu dinamai oleh keturunan Ningrat. Ngrahjun coba digarap dengan menampilkan beberapa Potensi yang dimiliki Kelurahan Budaya Banjarharjo dari Kuliner unggulan yang dimiliki yakni Lanting/Slondok makanan berbahan dasar Ketela Jendral dan Kerajinan Unggulan berbahan dasar Bambu.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, Kalurahan Bandarharjo kelurahan yang hampir di ujung perbatasan utara Kulon Progo  saat ini sudah masuk kedalam Desa/Kalurahan Mandiri Budaya yang diampu oleh DP3AP2. Potensi Seni dan Budayanya sangat beragam. 

Memiliki :

  1. ± 30 Kelompok seni diantaranya : Kesenian Srandul, Keseian Badui, Topeng Ieng, Kubrosiswo, 7 Kelompok seni Jathilan, 4 kelompokKarawitan, 15 kelompok seni bersyairkan Shoawatan, 5 kelompokBregada, Gejog Lesung, Kethoprak, dll.
  2. 2 Cagar Budaya dan Rumah-rumah adat Joglo, limasan, dan kampung yang masih dilestarikan : Jembatan Gantug Duwet dan Makam Nyi Ageng Serang.
  3. Kuliner di banjarharjo terdapat Slondok atau Lanthing, makanan ringan berbahan baku singkong yag menjadi produk unggulan. Durian dan Buah Naga juga menjadi komoditas unggulan dengan kualitas terbaik,kemudian ada olahan coklat seta keripik pegagan/regedek yang sudah pernah sampai ke luar negeri.
  4. Kerajinannya : Pengrajin perca, Kerajinan berbahan dasar Bambu, Lampu Hias, Jaran Kepang, batik, pengrajin kostum tampilan pentas, bunga hias, serat alam, hingga mengolah limbah plastik bekas menjadi kerajinan yang cantik.

 

  1. KALURAHAN TANJUNGHARJO,KULON PROGO

Kalurahan Tanjungharjo menampilkan kesenian seni tari berjudul “OGLEK TANJUNG ANOM”, dengan sinopsis yaitu Kesenian oglek, Kesenian yg lahir di wilayah tanjung harjo kulon progo pada sekitar tahun 1991. Tarian ini menggambarkan semangat prajurit pangeran diponegoro dalam melakukan aktivitas berlatih perang untuk menghadapi musuh.. tarian berkudaini jg mengadopsi beberapa gerakan kanuragan seperti pencak silat dan tenaga dalam demi melindungi dri dari serangan musuh. 

 

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya       Tanjungharjo  memiliki potensi seperti kesenian wayang, Jathilan, Kethoprak, oglek, inkling, campursari, Hadroh, sholawat, mocopatan, Kuliner, aneka olahan keripik, Leker, geblek manten, Kerajinan, kerajinan aneka serat alam, aneka kerajinan bambu.

  1. KALURAHAN SENTOLO, KULON PROGO

Kalurahan Sentojo menampilkan kesenian drama tari berjudul “GLADHAK TUWO BURU”, dengan sinopsis yaitu Kisah ini diambil dari cerita yang tercatat dalam Buku ”Gapura Kulon Progo – Sejarah Kalurahan Sentolo” karya Dr. Ahmad Athoillah, MA. Konon masyarakat Sentolo terkenal sebagai pengikut setia dari Panembahan Senopati. Wilayah ini ditetapkan sebagai Kadipaten “Sewu Numbak Anyar”. Memiliki Pasukan khusus bernama “Gladhak Tuwa Buru”. Pasukan ini mempunyai keahlian sebagai pemburu harimau. Pasukan ini bermukim di Nambangan, yang merupakan tempat penyeberangan dari Bagelen & Banyumasmenyeberangi Sungai Progo menuju Mataram. Pasukan “Gladhak Tuwa Buru” dipimpin Kyai Darmogati yang diperintah Keraton Mataram untuk menangkap harimau, namun tidak boleh melukai atau membunuhnya. Harimau yang di tangkap digunakan untuk pertandingan Tombak Macan (Rampog Macan) maupun binatang koleksi kesayangan Raja. Kemampuan pasukan “Gladhak Tua Buru” dalam menjalankan perintah menjadikan pasukan ini sangat istimewa di Keraton Mataram.

 

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya       Sentolo  memiliki potensi seperti Kerajinan Bambu (Sentra Bambu Kencana), Kuliner ??antara lain Apem Ijo, Pengolahan Ikan ( Bakso Ikan & Abon Ikan).

 

  1. KALURAHAN HARGOMULYO ,KULON PROGO

Kalurahan Hargomulyo menampilkan kesenian drama tari berjudul “SIRNANING PEDUT ING BANJARAN – TANGKISAN”, dengan sinopsis yaitu Di kisaran tahun 1953 terjadi Pagebluk di wilayah Banjaran, Tangkisan 1, 2, dan 3, dimana terjadi wabah penyakit pes, banyak kejadian warga pagi sakit malam meninggal atau sebaliknya, sehingga menimbulkan keresahan warga di wilayah tersebut, kejadian wabah pagebluk didengar ngarso dalem / Sri Sultan HB IX untuk melakukan pengecekan ke lapangan dengan bertemu salah satu tokoh pada waktu itu Lurah (Tonobakal, Banjaran, Tangkisan). Ki Mangku Puspito, dalam pertemuan tersebut Sri Sultan HB IX memberikan Pusaka Tombak kepada Ki Mangku Puspito yang kemudian dilarang dengan izin Allah kehidupan berangsur-angsur membaik sehingga kehidupan mulai normal kembali dan masyarakat guyub rukun damai dan tentram. Masyarakat mengadakan syukuran dengan adanya hasil pertanian yang melimpah ruah terutama kelapa yang produk andalan sekarang ini yang dikelola untuk bahan gula. Masyarakat Tua Muda Bersuka Ria atas sumber pangan yang melimpah, gemah ripah loh jinawi.

Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya    Hargomulyo  memiliki potensi seperti 


KALURAHAN BROSOT,KULON PROGO

Kalurahan Brosot menampilkan kesenian tradisional berjudul “MONGSO”, dengan sinopsis yaitu Mongso merupakan sebuah gambaran perkembangan pola garap dalam sebuah pertunjukan reog wayang. Dulu reog wayang hanya menggunakan pola gerak  pola lantai yg sederhana dan hanya bisa disaksikan ketika mangsa atau musim panen tiba Seiring perubahan zaman  dan muncul ide kreatif maka pertunjukan reog wayang menjelma menjadi pertunjukan entertain.


Selain potensi yang ditampilkan diatas panggung, kalurahan budaya       Brosot  memiliki potensi seperti Kesenian Reog, mocopat, Jathilan, sholawat. Makanan? seperti Jamu, geblek, olahan dari ikan, kripik pare, olahan singkong. Kerajinan? seperti Topeng dari kardus, batik, kerajunan dari sabut kelapa. (devita/fit)

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta