Melalui Serenade Bunga Bangsa Membangun Fondasi Kebudayaan.

by ifid|| 31 Agustus 2024 || || 114 kali

...

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, melalui seksi Sejarah  kembali menggelar Konser Orkestra dan Paduan Suara Serenade Bunga Bangsa X bertajuk 'Semangat Baru, Indonesia Maju' di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (29/08) malam. Konser ini digelar memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke 79 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) sekaligus 12 Tahun Undang-Undang Keistimewaan (UUK) DIY.

Diawali dari Laporan Penyelenggaraan oleh Kepala Dinas Kebudayaan (kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menyampaikan Konser Serenade Bunga Bangsa merupakan bagian dari kegiatan Internalisasi Kesejarahan yang diampu oleh Seksi Sejarah, Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Sejarah, Bahasa, Sastra, dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY. 

Kata Dian, Konser ini berfokus pada upaya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan perjuangan yang diambil dari peristiwa bersejarah di Indonesia, terutama yang terjadi di DIY, kepada masyarakat. Tidak hanya itu, konser ini juga memperkenalkan khazanah kekayaan budaya DIY dalam bingkai Negara Indonesia. Konser kali ini merupakan seri yang kesepuluh, yang mengusung tema “Semangat Baru, Indonesia Maju”. Tema ini dipilih karena di tahun ini Konser Serenade Bunga Bangsa diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke-79 dan 12 tahun disahkannya Undang-Undang Keistimewaan DIY. Oleh karena itu, karya yang disajikan akan menampilkan berbagai peristiwa bersejarah perjuangan kemerdekaan RI di DIY dan momen penting lainnya yang menjadi penentu keistimewaan.

Tidak hanya itu, ditampilkan komposisi baru kekayaan budaya Indonesia.yang direpresentasikan melalui karya bertema Topeng Panji dan karya baru lainnya. Dalam menyajikan pertunjukan kali ini, Disbud DIY menggandeng musisi yang merupakan anak-anak muda yang memiliki latar belakang multikultural dan dipilih melalui Seleksi Terbuka pada Juni 2024.

"Melalui karya-karya yang ditampilkan, kami berharap konser ini dapat benar-benar meningkatkan pengetahuan akan peristiwa sejarah dan kesadaran sejarah bangsa sendiri. Selain itu, ikut meningkatkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan kebanggaan jati diri bangsa Indonesia melalui perjalanan sejarah dan kekayaan budayanya," pungkas Dian.

Lebih 80 musisi tampil membawakan delapan repertoar yang dalam konser orkestra ini. Kemudian menghadirkan Julius Catra sebagai conductor serta violin duo Rifki Adriansyah Arif dan Septa Inas Tsabitah, serta konser master Rakanda Samudro. Konser ini diharapkan mampu mewujudkan internalisasi kesejahteraan lewat karya-karya musik yang disajikan.

Plh. Asekda DIY Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat ,Aris Eko Nugroho mewakili Sekda DIY menyatakan budaya adalah salah satu fondasi kebangsaan.Itulah yang dinyatakan Bung Karno, bahwa kreasi kultural bukan hanya sekedar seni maupun hiburan, tetapi juga menjadi upaya pengayaan wawasan, sebagai bagian dari perjuangan.

" Melalui karya-karya musikal yang diangkat, kami mengajak menghidupkan kembali semangat perjuangan. Dari puisi Merdeka atau Mati karya Muhammad Yamin, hingga komposisi yang mengangkat kekayaan budaya Nusantara, semuanya menjadi simbol dari semangat baru memajukan Indonesia," papar Aris.

Paniradya Pati Keistimewaan ini mengajak merayakan Serenade Bunga Bangsa dengan hati penuh cinta dan semangat kebangsaan. Dalam harmoni dan kebersamaan, merayakan kemerdekaan dan keistimewaan dengan langkah tegap dan hati yang penuh sukacita. Serta bagaikan nada-nada indah yang membentuk simfoni harmonis, dan menghasilkan karya, sebagai simbol peradaban Jogja Istimewa untuk Indonesia.

Sesi pertama ditampilkan 4 repertoar, dan sesi kedua yang juga menampilkan 4 repertoar.

Tiap repertoar menggabungkan nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan. Diilhami oleh peristiwa-peristiwa bersejarah Sesi pertama dibuka dengan repertoar yang cukup berapi-api, yaitu "Bandung Lautan Api" karya Ismail Marzuki. Karena memang karya tersebut merupakan upaya untuk menuangkan gelora perjuangan yang berapi-api, pasca penyerangan pasukan sekutu Belanda.

Kemudian langsung disambung dengan "Sorak-sorak Bergembira" karya Cornel Simanjutak. Karya ini menggambarkan situasi pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Data sejarah menyebutkan bahwa waktu itu di Jakarta, di sepanjang jalan dan gang, karya tersebut dinyanyikan. Tujuannya menginformasikan kemerdekaan kepada masyarakat akar rumput.

Repertoar selanjutnya adalah "Medley Fordasi" yang dipersembahkan khusus untuk para anggota delegasi Fordasi. Karya ini mengajak hadirin untuk berkeliling Nusantara dan menghayati lokalitas masing-masing, untuk kemudian mengangkat kesadaran regional kita kepada kesadaran nasional yang satu dan utuh.

Konser sesi pertama diakhiri dengan repertoar "Merdeka atau Mati" yang diaransemen oleh Eki Satria (conductor tetdahulu) dari puisi karya Muhammad Yamin. Perlu diketahui, Muhammad Yamin adalah sosok yang pertama kali mengingatkan betapa pentingnya sebuah bahasa persatuan; bahwa tidak ada nasionalisma tanda adanya kesamaan bahasa.

Di Sesi kedua dibuka dengan "Epik Panji" yang diaransemen Wisnu. Berkisah tentang lika-liku percintaan Pangeran Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji. Namun, itu bukanlah semata-mata kisah asmara melainkan sebuah ungkapan simbolik. Adapun nama Panji itu bermakna 'mapan marang kang sawiji'. Artinya di tengah kerumitan hidup berbangsa dan bernegara, di antara perbedaan-perbedaan yang ada, kita senantiasa diarahkan untuk kembali pada persatuan dan kesatuan.

Repertoar ini merupakan repertoar terpanjang jika dibandingkan 7 repertoar lainnya. Pun, paling melodius. Dalam menyuguhkan "Epik Panji", Serenade Bunga Bangsa X juga menampilkan duo violin, yaitu Rifki Adriansyah Arif dan Septa Inas Tsabitah Selanjutnya dimainkan "Indonesia Pusaka" karya Ismail Marzuki. yang di bawkan dengan araseman yang sangat sekta mendapat sorak antusias penonton. 

Dua repertoar terakhir adalah "Tumpakan" dan "Perahu Layar". Secara tematik keduanya saling berkaitan. Tumpakan itu kata dalam bahasa Jawa yang berarti 'transportasi'. Adapun perahu layar merupakan salah satu jenis alat transportasi.

"Tumpakan" berupa medley yang diaransemen Dadang dari tembang-tembang dolanan anak karya Ki Narto Sabdho. Bercerita tentang rupa-rupa alat transportasi yang ada di Jawa. Ada sepur, sepeda, dan sepeda motor. Mas Dul, yang memandu acara bersama Mbak MC, mengingatkan bahwa karya medley ini akan mengajak kita untuk melihat masa lalu Jawa.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta