by ifid|| 09 September 2024 || || 339 kali
Festival Sendratari DIY 2024 kembali menghidupkan panggung seni pertunjukan di Yogyakarta dengan semaraknya kolaborasi antara seni drama, tari, dan gamelan. Diselenggarakan pada 6-7 September 2024 di Pendopo SMKI Kasihan, Bantul, festival ini menjadi lebih dari sekadar pertunjukan seni. Ini adalah perayaan budaya yang bertujuan melestarikan tradisi serta menciptakan ruang bagi seniman muda untuk berinovasi dan mengembangkan kreativitas mereka.
Dengan dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dan dana keistimewaan (danais), Festival Sendratari DIY kini menjadi salah satu ajang seni paling bergengsi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seniman tari, pengrawit (musisi gamelan), hingga desainer kostum dari lima kabupaten dan kota di DIY berlomba untuk menunjukkan keahlian dan kreativitas mereka. Festival ini mengusung tema “Kisah Panji,” sebuah cerita klasik tentang kepemimpinan dan kepahlawanan Panji Inukertopati, yang dianggap memiliki makna mendalam dan refleksi kearifan lokal.
Salah satu keunikan festival ini adalah penggunaan format “pendapan,” sebuah format seni tari klasik yang berpijak pada tradisi tari Yogyakarta. Pertunjukan berdurasi 25-30 menit dengan diiringi musik gamelan asli tanpa sentuhan instrumen elektrik, seperti drumset atau midi, menjadi syarat utama. Peserta dari lima kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Diantaran Kabupaten Kulon Progo, Sleman, Yogyakarta, Gunungkidul, dan Bantul, yang bersaing untuk menjadi yang terbaik. Mereka dinilai berdasarkan berbagai kriteria, termasuk harmoni, dramatik, tema, kreativitas, dan iringan. Adapun beberapa judul dari masing-masing kabupaten dan kota adalah dari kabupaten Kulon Progo: “Dharmasatriya Tama”, Sleman: “Kusuma Gong Aluhom”, Yogyakarta: “Tindo Niskolo”, Gunungkidul: “Reh”, Bantul: “Prabawaning Praboso Jenggolo”.
Tema festival tahun ini adalah Kisah Panji, yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Jawa. Kisah ini telah diakui UNESCO sebagai “Memory of the World” pada 31 Oktober 2017, menjadikan cerita Panji bagian dari warisan dunia. Kisah Panji ditampilkan dalam sendratari melalui tarian simbolis, Panganiban busana tradisional, musik gamelan yang mengiringi adegan, dekorasi panggung dramatis, dan dialog minimal. Gerakan tari mencerminkan karakter serta suasana hati, sementara busana dan irama gamelan memperkuat keindahan dan intensitas cerita. Sendratari ini memadukan seni tari dengan cerita rakyat untuk menyampaikan nilai- nilai luhur.
Proses seleksi kompetisi ini dimulai dari tingkat kapanewon (kecamatan) hingga kabupaten dan kota, sebelum para finalis akhirnya berlaga di tingkat provinsi. Dengan juri yang terdiri dari para pakar seni dan budaya, seperti Dr. Sumaryono, M.A., Dr. Bambang Pudjasworo, S.S.T., M.Hum., Widodo Kusnantyo, S.Sn., Anter Asmorotedjo, M.Sn., dan Angela Retno Nooryastuti, S.Sn. Festival ini memberikan penilaian mendalam untuk memastikan hanya yang terbaik yang keluar sebagai pemenang. Penghargaan utama mencakup piagam, trofi, dan uang pembinaan sebesar Rp15 juta untuk kelompok terbaik pertama. Adapun nama-nama pemenang yang telah diumumkan berdasarkan kategori adalah:
Penyaji terbaik I kontingen Kabupaten Gunung Kidul, Penyaji terbaik II Kota Yogyakarta, Penyaji terbaik III Kabupaten Bantul, Penyaji terbaik IV Kabupaten Kulon Progo, Penyaji terbaik V Kabupaten Sleman. Kategori Perorangan Sutradara Terbaik Suhar Ratmoko kontingen Kabupaten Gunung Kidul, Penata Tari Terbaik Lintang Ayodya kontingen Kota Yogyakarta, Penata Rias Busana Terbaik Irim-Irim Laraswangi, Pemeran Utama Putra Terbaik Irwanda Putra Rahmandia berperan sebagai Panji Inu Kertapati kontingen Kabupaten Bantul, Pemeran Utama Putri Terbaik Nindyan Nanaya Paramasiri berperan sebagai Sekartaji kontingen Kabupaten Bantul, Pemeran Pembantu Putra Terbaik Muflikh Auditama Hanisaputra berperan sebagai Gajah Anggun-Anggun kontingen Kota Yogyakarta, dan Pemeran Pembantu Putri Terbaik Yuniarti Wahyu Putri berperan sebagai Kilisuci kontingen Gunung Kidul.
Berjalan di usia ke-54, Festival Sendratari DIY menjadi bukti bahwa seni tradisional dapat terus hidup dan berkembang di tengah perubahan zaman. Sebagai ajang regenerasi seniman muda, festival ini menyediakan panggung bagi penata seni muda berbakat untuk menunjukkan karya mereka. Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni (Atlas) Dinas Kebudayaan DIY, Yuliana Eni Lestari Rahayu, menekankan bahwa festival ini merupakan salah satu cara untuk menjaga warisan budaya yang tak ternilai harganya sekaligus memperkuat peran generasi muda dalam melestarikan seni klasik Yogyakarta.
Tidak hanya di tingkat DIY, festival ini juga digelar di tingkat kabupaten, seperti di Sleman pada 20 Juli 2024. Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Edi Winarya, menyebut bahwa festival di Sleman menjadi ajang strategis untuk regenerasi seniman tari di wilayah tersebut. Meskipun tidak semua kapanewon dapat berpartisipasi, festival ini tetap memberikan ruang bagi seniman lokal untuk bersaing secara sehat dan menunjukkan bakat mereka. Festival Sendratari DIY 2024 memasuki usia ke-54 tahun dan terus berkembang sebagai ajang kompetisi yang mempertahankan tradisi tari klasik Yogyakarta, serta berfungsi sebagai sarana regenerasi seniman muda berbakat.
Festival ini juga menunjukkan bahwa tradisi bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk dikembangkan dengan kreativitas dan inovasi. Di tengah arus modernisasi, sendratari tetap menjadi medium penting yang menyatukan kreativitas, tradisi, dan estetika seni yang mendalam. Bagi para seniman, festival ini tidak hanya menjadi tempat untuk merayakan seni klasik, tetapi juga ajang untuk berkembang dan meraih pencapaian yang lebih tinggi di masa depan.
Para penonton yang hadir dapat merasakan langsung kekayaan budaya dan keindahan seni pertunjukan tradisional Yogyakarta. Sementara itu, bagi para seniman, festival ini menjadi panggung bergengsi yang dapat membuka pintu menuju peluang lebih besar di tingkat nasional maupun internasional. Dengan semangat menjaga tradisi dan memupuk kreativitas, Festival Sendratari DIY terus menjadi tonggak penting dalam melestarikan seni dan budaya Yogyakarta.(Haling Ratih/fit)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...